tembakau
PERTANIAN

Kretek Penyelamat Negeri

Sektor industri kretek meski dibenci bahkan kadang dicaci adalah harapan pemasukan saat negeri dihantam krisis ekonomi.

Buruh linting di salah satu perusahaan kretek. Sektor SKT banyak mempekerjakan buruh untuk melinting kretek.

Buruh linting di salah satu perusahaan kretek. Sektor SKT banyak mempekerjakan buruh untuk melinting kretek.

[dropcap]T[/dropcap]ahun 2016 baru menginjak bulan ke-2. Berita buruk bagi sebagian buruh pabrik Panasonic ketika pimpinannya mengumumkan efisiensi perusahaan dengan menutup salah satu pabrik lampunya di Cikarang. Karyawannya diberi pilihan akan tetap bergabung dengan pindah ke pabrik di Pasuruan atau Cileungsi atau meninggalkan pekerjaan dan beralih sektor wiraswasta. Selain Panasonic, pabrik elektronik asal Jepang yang lain, Toshiba juga mengumumkan penutupan pabriknya di Indonesia. Selain dua pabrikan asal Jepang, santer digosipkan bahwa LG, raksasa elektronik asal Korea Selatan juga akan menutup pabrikanya di Indonesia. Menurunnya daya beli dan persaingan antar produsen menjadi alasan utama pabrik-pabrik elektronik di Indonesia menghentikan produksinya.

Selain pabrik-pabrik yang bergerak di industri elektronik dikabarkan bahwa Honda dan Yamaha sebagai raksasa otomotif asal Jepang akan segera menyusul untuk melakukan efisiensi dengan mengurangi tenaga kerjanya. Menurut Said Iqbal, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) gejala efisiensi ini muncul dari tidak diperpanjang lagi kontrak kerja karyawan. Efisiensi ini sebagai akibat menurunnya penjualan sepeda motor di Indonesia.

Hari ini dari sektor farmasi santer diberitakan PHK yang terjadi di sektor ini. Tak kurang dari 3 pabrik yang sudah puluhan tahun beroperasi di Indonesia merumahkan sebagian karyawannya. Dan akan dilanjutkan oleh beberapa pabrik farmasi lain yang akan segera merumahkan sebagian karyawannya. Seperti dikutip dari media massa bahwa PT Novartis, PT Sandoz, dan PT Sanopi Aventis telah merumahkan 400 karyawannya.

Dari fakta diatas nampak bahwa industri yang tidak dibangun diatas kekuatan sendiri sangat rentan menghadapi krisis ekonomi. Industri elektronik dan otomotif yang menjadi primadona bagi devisa dan neraca pertumbuhan ekonomi sudah terbukti tidak berdaya saat krisis melanda. Meskipun ada pangsa pasar untuk ekspor yang menjadi harapan, tetap saja pasar dalam negeri adalah sasaran utama. Begitu juga dengan pabrik farmasi dari Eropa dan Amerika. Meski sudah puluhan tahun beroperasi di Indonesia, ketika krisis melanda jurus PHK adalah andalan mereka. Lantas kita sebagai bangsa kembali pongah ditengah bencana. Tidak tahu harus bersandar kemana dan pada apa. Kita lupa bahwa ada warisan budaya yang telah menyelamatkan ekonomi kita.

Pada akhir dekade 90-an kita dihadapkan pada situasi yang hampir sama. Situasi krisis ekonomi yang mengharuskan kita mengubah keadaan negara. Penguasa harus berganti dan masuk era baru, era reformasi. Dalam suasana ekonomi yang tidak menentu keuangan negeri ini hanya bersandar pada beberapa sektor industri. Salah satu yang memberikan kontribusi pemasukan bagi negeri ini adalah cukai dari sektor industri yang dibenci. Sektor industri kretek meski dibenci bahkan kadang dicaci adalah harapan pemasukan saat negeri dihantam krisis ekonomi.

Pada akhir tahun lalu produsen kretek melayangkan protes kepada pemerintah atas kenaikan cukai dan penarikan cukai 2 bulan sebelum masa produksi. Tetap saja protes itu tidak ditanggapi pemerintah dan para produsen kretek juga tetap setia tanpa pembangkangan mengikuti peraturan yang berlaku. Bagaimanapun juga ketaaatan mereka demi keberlangsungan keuangan bangsa ini. Ketika komponen keuangan bangsa ini hanya ditopang dari selisih subsidi BBM dan pemasukan pajak tentu komponen cukai tembakau sangat diandalkan. Selain dari cukai dari mana lagi pemerintah akan mendapat 139 triliun tanpa peras otak dan keluar keringat?

Kekebalan industri kretek terhadap krisis salah satunya ditunjang dari faktor bahan baku yang ada di dalam negeri. Meskipun ada komponen impor tetapi bahan baku pokok berupa tembakau dan cengkeh tersedia dari dalam negeri. Sebelum badai krisis melanda sektor industri yang lain sektor industri kretek pun ada yang melakukan PHK dengan menutup pabriknya untuk efisiensi karena alih tekhnologi. Dan itu haya dilakukan oleh PT HM Sampoerna yang telah dimiliki Phillip Morris International yang menjadikan efisiensi sebagai dewa dalam meraih keseimbangan neraca produksinya. Dan PHK tidak terjadi di pabrik-pabrik kretek besar yang lain.

Memang ketika krisis ini belum mencapai klimaksnya kadang kita lupa akan sandaran pemasukan negara. Nanti ketika krisis mencapai klimaksnya dan tak kunjung berlalu kita baru menyadari sudah selayaknya kita berterima kasih kepada Tembakau dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Sumber foto: Eko Susanto on Flickr

Tinggalkan Balasan