Foto itu diberi judul “Guerillo Heroico” oleh Korda. Foto profil Che Guevara pada momentum itu diambil dengan kamera Leica M2 dan dari satu gulung film yang digunakan.
[dropcap]E[/dropcap]rnesto Guevara Lynch de La Serna atau yang lebih kita kenal dengan Che Guevara, seorang revolusioner dari Argentina yang memimpin gerilya di Kuba untuk menumbangkan rezim diktator Batista. Kematiannya di Bolivia adalah akhir petualangan revousioner Che. Meskipun Che sudah tiada, namun ia meninggalkan banyak hal kepada generasi selanjutnya. Termasuk fotonya paling ikonik yang menjadi ikon gerakan budaya populer di seluruh dunia.
Namun tahukah kita siapa orang dibalik foto Che dengan baretnya yang begitu terkenal dalam budaya populer ini? Dialah Alberto Korda. Fotografer pemerintahan Castro ini mengabadikan foto Che pada saat aksi menghormati korban pemboman di pelabuhan Havana pada 5 Maret 1960.
Menurut Korda, foto Che Guevara yang dia ambil pada saat itu menunjukkan seorang pejuang revolusioner kepala batu berusia 31 tahun yang sedang marah dan tersakiti. Foto itu diberi judul “Guerillo Heroico” oleh Korda. Foto profil Che Guevara pada momentum itu diambil dengan kamera Leica M2 dan dari satu gulung film yang digunakan, foto profil El Che hanya dua bingkai. Satu bingkai horinsontal dan satu bingkai vertikal. Foto yang vertikal inilah yang akhirnya paling populer diseluruh dunia.
Alberto Korda, seorang komunis dan pendukung garis keras revolusi Kuba ini tidak pernah minta bayaran dari publikasi foto ini. Reproduksi gambar yang telah dilakukan oleh siapapun dalam berbagai media, tidak membuat Korda memikirkan royalti dari foto-foto itu. Korda berpendapat bahwa foto Che Guevara representasi dari gerakan revolusi, sehingga penyebaran yang luas akan turut menyebarkan pula gagasan-gagasan revolusi Che Guevara.
Hanya saja pada tahun 2000, Korda menuntut Smirnoff atas penggunaan foto Che Guevara dalam iklan komersial. Korda menuntut pertanggungjawaban moral atas penggunaan foto tersebut. Lowe Lintas dan Rex Features sebagai penyedia foto untuk iklan tersebut beralasan foto itu sudah menjadi wewenang umum (public domain).
Keputusan akhir ada dicluar pengadilan, dua perusahaan tersebut memberikan USD 50 ribu kepada Alberto Korda. Dan oleh Korda uang itu disumbangkan ke lembaga pelayanan kesehatan di Kuba.
Pada tahun 1967, seorang seniman Irlandia Jim Fitzpatrick menggunakan foto Korda sebagai dasar pembuatan poster Che Guevara untuk keperluan majalah. Ketika poster itu dibuat, Che Guevara belum meninggal. Namun ketika datang kabar meninggalnya Che Guevara pada Oktober 1967, Jim Fitzpatrick merasa poster tersebut harus dipublikasikan untuk menghormati Che Guevara.
Jim mendapatkan foto Korda dari majalah kelompok anarkis di Jerman Provos. Dan Jim mengklaim bahwa salinan asli dari foto Che Guevara sampai ke Eropa melalui Jean-Paul Sartre.
Seorang seniman Inggris, Sir Peter Black menobatkan foto Korda sebagai ikon besar abad ke-20. Salah satu yang menyebabkan foto ini cepat tersebar adalah pola yang mencolok dari wajah dan topi yang dikenakan Che Guevara pada saat itu.
Foto tersebut ketika diubah menjadi siluet semakin memunculkan kesan kharismatiknya, sehingga semakin mudah, murah dan cepat tersebarnya foto itu. Ketika Che Guevara meninggal pada 8 Oktober 1967, Che telah menjadi legenda romantisme dari pemberontakan revolusioner.
Selain ikon foto tersebut, banyak tokoh sastra dan musik menggubah komposisi untuk menghormatinya. Sebut saja Pablo Neruda yang memberikan penghormatan kepada Che dengan puisinya “Tristeza en la muerte de un héroe (Kesedihan karena kematian seorang pahlawan)”.
Pengarang Uruguay, Mario Benedetti pada tahun 1967 menerbitkan serangkaian puisi yang dipersembahkan kepadanya dengan judul “A Ras del Sueño (Pada tingkat impian)”. Juga Carlos Puebla, penulis dan membuat komposisi lagu “Hasta Siempre Commandante Che Guevara” yang hingga kini terus dipopulerkan dalam berbagai versi.
Hingga kini, foto tersebut telah menjadi legenda, seperti halnya Che yang telah menjadi legenda revolusioner. Foto-foto lain dari sosoknya juga cukup banyak tersebar, seperti fotonya saat bersama Presiden pertama Indonesia, Sukarno. Atau fotonya saat menikmati cerutu.
Bukan hanya sebagai sampul majalah, poster atau T-Shirt wajah Che terpampang, tapi juga tato yang melukis bagian tubuh. Lengan dari legenda Sepakbola Argentina, Diego Maradona digambar wajah Che, begitu juga dengan lengan playmaker plontos Juan Sebastian Veron. Atau bagian perut kiri dari petinju legendaris, Mike Tyson yang juga digambar wajah Che.
Mungkin bisa dikatakan bahwa sampai saat ini foto tersebut belum memiliki tandingannya. Tak ada tokoh dunia yang mampu menandingi atau menyaingi “Guerillo Heroico”.