logo boleh merokok putih 2

Petani Tembakau Peduli Pendidikan

Langit Temanggung diselimuti awan mendung. Tak jauh dari kantor bupati Temanggung, tepatnya 20 meter dari pintu gerbang timur kantor bupati, 13 laki-laki paruh baya duduk mengelilingi meja persegi panjang. Aroma tembakau yang campur cengkeh, dilinting kemudian dibakar menguar ke penjuru ruangan berukuran 10 x 5 meter. Bermacam tema obrolan silih berganti diperbincangkan. Menjelang pilkada, pemilihan gubernur Jawa Tengah dan bupati Temanggung, perbincangan mengenai kedua hal ini menjadi tema yang paling ramai dan antusias mereka bicarakan.

Ketika empat orang lainnya bergabung, dua orang pengurus Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK) dan dua orang lagi pengurus administrasi di Temanggung, perbincangan mengenai dunia politik lokal dihentikan. Ketigabelas orang tersebut adalah para petani tembakau yang berdomisili di sembilan kecamatan di Kabupaten Temanggung. Mereka bersama empat orang lainnya berencana menyusun jadwal program beasiswa untuk anak-anak petani dan buruh tani tembakau di Kabupaten Temanggung.

Tahun ini adalah tahun kedua KNPK bekerja sama dengan para petani tembakau di Temanggung mengurus penyaluran beasiswa. Tigabelas orang petani dari sembilan kecamatan yang tersebar di Kabupaten Temanggung dipercaya menjadi koordinator tiap-tiap kecamatan untuk program beasiswa ini. Selain mengurus program beasiswa mulai dari pendaftaran hingga pengumuman siswa yang lolos dan berhak menerima beasiswa, mereka para koordinator bertugas menjadi orang tua asuh para penerima beasiswa. Tugasnya memantau perkembangan belajar anak-anak penerima beasiswa.

Tahun lalu, dari 100 kuota untuk penerima beasiswa, 61 anak berhasil lolos seleksi dan berhak menerima beasiswa. Beasiswa ini diperuntukkan bagi anak-anak yang duduk di kelas 3 SMP/MTS dan setingkatnya yang hendak melanjutkan sekolah ke SMK. Jika lolos proses seleksi, seluruh biaya sekolah sejak kelas 1 SMK hingga lulus sekolah akan dibiayai melalui program ini.

Hari itu, mereka berkumpul untuk membahas skema penerimaan program beasiswa yang lebih efektif, tujuannya agar kuota 100 tempat benar-benar terpenuhi, tidak seperti tahun lalu yang hanya diisi oleh 61 anak. Sistem sosialisasi, pendaftaran, verifikasi tahap pertama berdasarkan berkas pendaftaran, ujian tertulis, pengumpulan nilai, pendataan peserta yang lolos seleksi tulis, kemudian verifikasi tahap kedua, hingga akhirnya pengumuman para penerima beasiswa disusun sedemikian rupa dengan panduan tengat waktu yang disepakati bersama.

Pada proses sosialisasi, para koordinator bergerak di kecamatan masing-masing menyosialisasikan program beasiswa ini kepada seluruh petani dan buruh tani yang ada di kecamatan tempat para koordinator tinggal. Mereka juga menempelkan poster-poster pengumuman di titik-titik strategis. Selanjutnya, lewat kelompok-kelompok tani dan penyuluhan yang diselenggarakan pabrikan rokok, mereka menyempatkan diri untuk menyosialisasikan program beasiswa.

Tahap selanjutnya adalah pendaftaran. Para koordinator mengumpulkan seluruh berkas pendaftaran dari para pendaftar program beasiswa. Pertengahan Maret ini, pengumpulan berkas telah dilakukan. Setelah berkas direkapitulasi oleh pengurus administrasi program beasiswa, ketigabelas koordinator lanjut melakukan tahap verifikasi. Mereka bertigabelas harus mengunjungi lebih dari 600 rumah para pelamar untuk proses verifikasi. Verifikasi ini akan berakhir pada 31 Maret 2018.

Akhir-akhir ini, para petani tembakau dan industri produk tembakau ramai-ramai diserang dan dicitrakan buruk. Sekali dalam setahun citra buruk ini diperkuat dengan peringatan hari anti tembakau se-dunia. Lewat dana hasil cukai tembakau, dana yang seharusnya dikembalikan kepada para petani untuk meningkatkan kualitas pertanian tembakau, para petani malah dipaksa –lewat program yang pendanaannya menggunakan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT)—menanam komoditas lain di luar tembakau lewat penyaluran bibit-bibit komoditas lain. Para petani tembakau bergeming, mereka tetap terus menanam tembakau untuk melakukan perlawanan terhadap kampanye jahat kepada komoditas tembakau. Mereka benar-benar mempraktikkan prinsip: menanam adalah melawan!

Selain dengan terus menanam tembakau, mereka kini terus melakukan perlawanan simbolik nan sunyi dengan kepedulian terhadap pendidikan anak-anak petani dan buruh tani yang tersebar di seantero Kabupaten Temanggung. Apa yang mereka lakukan lewat program beasiswa ini, menurut mereka adalah wujud syukur kepada Tuhan yang melimpahkan tanah subur untuk ditanami tembakau. Wujud syukur karena turun temurun komoditas tembakau menjadi komoditas utama yang menopang perekonomian mereka, yang juga menggerakkan roda perekonomian di kabupaten Temanggung. Lebih dari itu, lewat program peduli pendidikan ini, mereka mencoba melawan stigma dan citra buruk komoditas tembakau yang terus dikampanyekan lewat berbagai cara. Dengan terus menanam dan melakukan kerja  nyata bagi pendidikan anak-anak petani tembakau, para petani melakukan perlawanan yang elegan.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Fawaz al Batawy

Fawaz al Batawy

Pecinta kretek, saat ini aktif di Sokola Rimba, Ketua Jaringan Relawan Indonesia untuk Keadilan (JARIK)