Tahun ini menjadi periode kedua pilkada serentak negeri ini. Tercatat 171 daerah yang terdiri dari 13 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten akan menyelenggarakan pemilihan umum kepala daerah mulai dari gubernur, walikota, dan bupati. Pemilihan kepala daerah ini akan dilaksanakan serentak pada 27 Juni 2018, yang artinya kurang dari dua bulan lagi.
Hari ini, aktivitas pilkada sudah memasuki tahap kampanye. Tahapan ini sudah dimulai sejak 15 Februari 2018 dan akan berakhir pada 23 Juni 2018. Pada 24 hingga 26 Juni 2018 masuk masa tenang sebelum akhirnya pemilihan serentak dilakukan pada 27 Juni 2018.
Dari 13 provinsi yang akan melaksanakan pilkada serentak tahun ini, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang akan memilih gubernur baru mereka. Dua pasang calon gubernur dan wakil gubernur akan bertarung untuk memenangkan pemilihan pada tahun ini. Pasangan pertama: Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto, diusung PPP, Golkar, Hanura, PAN, Nasdem, dan Demokrat. Pasangan kedua yang merupakan petahana: Saifullah Yusuf – Puti Guntur Soekarno, diusung PKS, Gerindra, PDIP, PKB.
Berdasarkan data BPS, Jawa Timur menempati urutan kedua provinsi dengan jumlah penduduk di Indonesia, Ia berada di bawah Jawa Barat. Pada tahun 2017, jumlah penduduk Jawa Timur lebih dari 39 juta jiwa atau sekitar 15,1 persen dari total penduduk Indonesia. Data ini menggambarkan betapa penting dan berpengaruhnya pilkada di Jawa Timur tengah tahun ini.
Ada yang menarik pada pilkada Jawa Timur kali ini. Di masa awal kampanye yang dimulai pada 15 Februari 2018, kedua belah pihak yang bertarung mengangkat isu tembakau di Jawa Timur sebagai isu kampanye mereka. Gus Ipul, di hari pertama kampanye berkunjung ke pabrik rokok di Madiun. Pada kesempatan ini, Gus Ipul mengangkat isu tembakau lokal sebagai kekuatan dan sumber ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat di Jawa Timur. Oleh karena itu, menurut Gus Ipul, kesejahteraan para petani dan para pekerja di industri hasil tembakau akan diperhatikan.
Seakan tak mau kalah, Emil Dardak, calon wakil gubernur yang akan berhadapan dengan Gus Ipul juga mengangkat isu tembakau di masa awal kampanyenya. Jika Gus Ipul berkunjung ke Madiun, Emil berkunjung ke Jember yang merupakan sentra tembakau di Jawa Timur sekaligus kabupaten penghasil tembakau terbaik di Indonesia. Pada kampanyenya, Emil berjanji akan meningkatkan kualitas ekspor tembakau.
“Indonesia menyumbang 25 persen tembakau cerutu dunia dan Kabupaten Jember menyumbang sektor tembakau cerutu sekitar 6,2 persen, sehingga hal itu menjadi sektor ekonomi yang cukup bagus,” kata Emil di Kabupaten Jember. Emil menambahkan bahwa jika terpilih, Ia akan membatasi impor tembakau agar serapan tembakau lokal kian tinggi guna menjamin petani tembakau di Jawa Timur.
Tentu saja persaingan kedua kontestan pilkada Jawa Timur dalam memperebutkan hati para petani tembakau dan pelaku industri tembakau di Jawa Timur menjadi menarik. Di tengah isu negatif yang terus menerus menimpa pertanian tembakau dan industri hasil pertanian tembakau, nyatanya janji-janji manis serta upaya untuk menarik hati mereka agar memilih masih terus dilakukan, bahkan didahulukan, menjadi prioritas.
Hal ini cukup wajar mengingat pertanian dan industri hasil pertanian tembakau di Jawa Timur masih menjadi salah satu komoditas andalan di sana. Sebanyak 27 persen hasil pertanian di Jawa Timur adalah komoditas tembakau. Jember, Madura, Situbondo, Kediri dan Magetan serta beberapa kabupaten lain dikenal sebagai wilayah-wilayah penghasil tembakau.
Selain itu, Surabaya, Malang, Kediri, Blitar, dan Madiun adalah wilayah di mana pabrik-pabrik untuk industri hasil tembakau banyak berdiri. Baik para petani tembakau, maupun para pekerja di pabrik-pabrik rokok kretek dan rokok putih, adalah lautan manusia yang suara mereka di bilik-bilik suara akan sangat mempengaruhi hasil pilkada di Jawa Timur. Maka, menjadi hal yang lumrah jika para kontestan pilkada Jatim berebut menaklukkan hati mereka dengan janji-janji terkait pertanian dan industri tembakau.
Kurang dari dua bulan lagi pilkada serentak (termasuk di Jawa Timur) akan diselenggarakan. Yang patut ditunggu adalah janji-janji para kontestan di pilkada Jawa Timur kepada para petani tembakau dan industri hasil pertanian tembakau. Para pemerhati pertanian tembakau dan industri hasil tembakau serta pencinta kretek harus terus mengawal ini. Karena siapapun yang terpilih, sudah mengucap janji untuk kesejahteraan petani tembakau. Jangan sampai semua ini hanya janji belaka sekadar untuk merebut hati para petani tembakau dan pekerja di industri tembakau agar memilih mereka. Setelah terpilih, tembakau kembali menjadi bulan-bulanan untuk disalahkan, disingkirkan, dan kembali dikampanyekan negatif di wilayah yang menjadi salah satu kekuatan pertanian tembakau di negeri ini.