logo boleh merokok putih 2

Budidaya Pohon Cengkeh

pohon cengkeh

Budidaya Pohon Cengkeh

Entah sejak kapan masyarakat di Kepulauan Maluku memanfaatkan pohon cengkeh untuk kehidupan sehari-hari mereka. Mulai dari batang, ranting, daun, dan terutama bunga cengkeh, semua bermanfaat dan memang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kepulauan Maluku.

Selain dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, lewat perdagangan bunga cengkeh, masyarakat Kepulauan Maluku meraup banyak keuntungan. Berkah menjadi wilayah endemik pohon cengkeh betul-betul dirasakan oleh masyarakat Kepulauan Maluku.

Ragam bentuk manfaat dan khasiat cengkeh terendus oleh para penjelajah dari daratan Eropa. Pada awalnya mereka sekadar membeli cengkeh dari Kepulauan Maluku untuk kemudian dijual kembali di wilayah Eropa. Perniagaan cengkeh ini begitu menggiurkan para pelakunya dari daratan Eropa.

Mereka mendapat keuntungan besar dari transaksi jual-beli ini. Kondisi ini mengundang banyak pelaku lainnya untuk ikut berburu cengkeh ‘murah’ di Kepulauan Maluku kemudian dijual kembali dengan harga yang jauh lebih mahal di Eropa.

Kondisi ini pada akhirnya menimbulkan sengketa hingga peperangan di antara para pemburu cengkeh. Peperangan ini terkadang juga melibatkan penduduk lokal dan kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Kepulauan Maluku dan sekitarnya. Belanda yang memenangkan peperangan pada akhirnya memonopoli perdagangan cengkeh ini.

Bukan sekadar memonopoli perdagangan cengkeh, lewat Ekspedisi Hongi, Belanda juga memonopoli penanaman pohon cengkeh di Kepulauan Maluku. Hanya ada empat pulau saja yang boleh ditumbuhi pohon cengkeh, pohon cengkeh di pulau lainnya, dibabat habis. Tak peduli meskipun pohon itu telah berusia ratusan tahun.

Satu dua bibit pada akhirnya berhasil diselundupkan. Kemudian ditanam di wilayah-wilayah yang tidak dikuasai Belanda seperti Sri Lanka, Bangladesh, dan terutama Zanzibar. Revolusi industri menyebabkan perniagaan cengkeh meredup. Cengkeh yang ketika itu utamanya digunakan sebagai pengawet makanan fungsinya digantikan mesin pendingin. Monopoli perniagaan cengkeh runtuh. Harga cengkeh turun drastis.

Rokok Kretek Pendongkrak Harga Cengkeh

Adalah penemuan rokok kretek yang kembali mendongkrak harga cengkeh. Bisa jadi para petani cengkeh menganggap Djamhari, sang penemu rokok kretek adalah wali bagi mereka. Selanjutnya, ketika harga cengkeh kembali terdongkrak naik karena kebutuhan industri rokok kretek, budidaya pohon cengkeh kembali marak.

Hampir di setiap tempat di seluruh Indonesia, cengkeh-cengkeh kembali di tanam pada periode 70an hingga 80an. Sulawesi Selatan menjadi penghasil utama cengkeh mengalahkan Kepulauan Maluku tempat cengkeh bermula.

Di tiap tempat di negeri ini, budidaya cengkeh memiliki perbedaan. Di Kepulauan Maluku misalnya, pohon cengkeh dibiarkan tumbuh begitu saja, tidak ada perawatan sama sekali. Ketika musim panen tiba, para pemilik kebun bersama pekerja pemetik akan memanennya. Di tempat cengkeh berasal ini, kebun cengkeh serupa hutan, dibiarkan begitu saja hingga pohon berbunga dan siap untuk dipanen.

Di beberapa tempat di Aceh, setelah ditanam dan sekali diberi pupuk kandang, bibit-bibit cengkeh dibiarkan tumbuh alami. Tiga kali dalam setahun para pemilik kebun akan membersihkan kebun mereka dari semak belukar yang tumbuh yang bisa mengganggu pertumbuhan pohon cengkeh. Begitu terus yang dilakukan hingga cengkeh siap dipanen pada tahun keenam atau ketujuh usai bibit ditanam.

Tentu saja ada beberapa persamaan budidaya cengkeh di negeri ini, dan persamaan budidaya itu mulai dari pembibitan hingga bibit ditanam adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan Benih Cengkeh

Bibit cengkeh diambil dari bunga yang masak di pohon dan dari pohon yang menghasilkan cengkeh kualitas baik. Biasanya bunga yang telah masak berwarna ungu kehitaman. Biji dari bunga yang berwarna ungu kehitaman ini nantinya digunakan sebagai benih yang akan disemai. Biji ini sebaiknya direndam kemudian dicuci dengan air hingga biji benar-benar bersih dari lendir yang menempel di tubuhnya.

Selanjutnya benih disemai hingga menghasilkan bibit cengkeh yang siap tanam. Biasanya butuh waktu satu hingga dua tahun hingga bibit siap ditanam pada lahan utama. Selain pembenihan mandiri, bibit cengkeh unggul juga banyak tersedia di pasaran dengan harga cukup terjangkau.

2. Media Tanam dan Lahan

Media tanam dan pengolahan lahan dilakukan jauh-jauh hari sebelum bibit mulai ditanam. Biasanya membutuhkan waktu ideal selama dua bulan sebelum lahan ditanami bibit cengkeh. lubang tanam idealnya berjarak delapan kali delapan meter. Lubang memiliki kedalaman sekitar 75 sentimeter dengan diameter lubang kira-kira 50 sentimeter.

Setelah lubang siap, masukkan pupuk kandang ke dalam lubang secukupnya, kemudian diamkan selama satu hingga dua bulan sebelum bibit ditanam. Yang tak kalah penting, lahan yang dipilih sebaiknya lahan yang disinari langsung cahaya matahari.

3. Perawatan

Selain penyiraman rutin terutama di musim kemarau, pemberian pupuk kandang rutin setidaknya sekali dalam empat bulan pada dua tahun pertama masa penanaman sangat dianjurkan agar pohon cengkeh tumbuh dengan baik. Selanjutnya, membersihkan ladang dari rumput dan gulma yang dapat mengganggu perkembangan pohon cengkeh juga harus dilakukan.

Pengecekan rutin terhadap pohon-pohon juga perlu dilakukan. Gunanya untuk memantau apakah pohon terserang penyakit yang biasa menyerang pohon cengkeh agar bisa dilakukan penanganan dengan cepat.

Setelah semua itu dilakukan, pada tahun ketujuh pohon-pohon cengkeh akan mulai berbunga dan siap untuk dipanen. Ini tentu saja dilakukan pada umumnya oleh mereka yang membudidayakan cengkeh.

Di beberapa tempat, seperti yang saya tuliskan di atas, metode ini tidak dilakukan sama sekali. Di sana, cengkeh ibarat tanaman berkah dari Tuhan, tak perlu perawatan, tinggal didiamkan saja, kelak pada waktunya bunga-bunga cengkeh siap dipanen, memberikan rezeki pada warga di sekitarnya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Fawaz al Batawy

Fawaz al Batawy

Pecinta kretek, saat ini aktif di Sokola Rimba, Ketua Jaringan Relawan Indonesia untuk Keadilan (JARIK)