Site icon Boleh Merokok

Bersahabatlah dengan Perokok, Baru Komentar Kemudian

Kebanyakan orang menganggap rokok adalah barang buruk yang harus dijauhi. Pemikiran semacam itu berimbas pada pikiran yang lebih ekstrim, bahwa semua orang yang mengonsumsi rokok adalah orang-orang yang memiliki tabiat buruk, sehingga tak layak untuk dijadikan ditemani. perokok

Rokok selalu dicap pembuka gerbang kejahatan lainnya. Seperti halnya mabuk-mabukan atau bahkan menggunkan obat-obatan terlarang selalu rokok menjadi sebabnya. “Oh iya, orang ini merokok, pantes dia mabuk-mabukan atau memakai obat-obatan terlarang.” Pembaca sekalian juga pasti sering mendengar kalau ada maling yang tertangkap, ada saja yang bilang “Dia nyolong buat membeli rokok”. Intinya, rokok selalu menjadi kambing hitam atas segala perilaku yang menyimpang.

Saya adalah perempuan yang tidak pernah sama sekali menghisap rokok, tetapi saya memiliki banyak teman yang merokok. Dari sekian banyak teman saya yang merokok, saya tidak menemukan kejahatan yang dituduhkan oleh kebanyak orang. Sebaliknya, mereka sangat asik, santun dan mengutamakan penghormatan terhadap orang-orang di sekitarnya. Jangankan melakukan kejahatan, wong waktu mereka setiap hari dihabiskan untuk giat bekeja dan bersosial.

Saya akan membatah tuduhan kebanyakan orang terhadap para perokok, tentunya dengan data-data yang diam-diam saya himpun ketika nongkrong dengan teman-teman yang merokok.

Soal merokok membuat orang menjadi miskin

Ini adalah bualan klasik yang sering digunakan untuk menyerang para perokok. Pengiman kalimat ini tentu saja orang yang tidak memahami sebab dan akibat. Berlandaskan pada apa, rokok disebut sebab kemiskinan seseorang.

Yang membuat miskin orang itu ya soal dia mau bekerja atau tidak. Bodo amat dia merokok atau tidak, selama ia tidak mau bekerja, ya ga punya miskinlah. Coba itu ingat-ingat lagunya Mbak Nella Kharisma. Selain itu, kemiskinan juga diakibatkan oleh pemerintah yang tidak amanah. Menggunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadi, foya-foya dan mencari istri lagi. Tak terkecuali, penyebab kemiskinan yang nyata adalah kalian yang sering teriak rokok berbahaya dan mendorong pemerintah untuk mematikan industri pertembakauan. Bayangkan jika ini terjadi, berapa orang yang akan kehilangan sumber kehidupan?

Lagian, perlu diketahui, dari sekian teman saya yang merokok, mereka memiliki penghasilan dan usaha yang cukup, bahkan mampu membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Rokok adalah sebab kemiskinan kecacatan dalam berpikir. Saya ulangi lagi, merokok atau tidak, selama ia tidak gigih bekerja dan pemerintah masih seenaknya, maka dia akan terjerat kemiskinan.

Perokok arogan dan tidak pernah peduli dengan orang-orang yang tidak merokok

Orang yang masih beranggapan bahwa perokok adalah orang-orang egois dan tidak peduli sekitarnya, kemungkinan mainnya kurang jauh atau bahkan kejauhan. Perokok sekarang santun-santun. Mereka selalu memerhatikan lingkungan sekitar sebelum menyalakan rokoknya, memastikan sudah berada di ruang merokok atau tidak, dekat anak-anak serta ibu hami tidak, dan yang paling membuat saya haru: mereka selalu meminta ijin kepada saya ketika ingin merokok, meski kami adalah teman yang cukup dekat.

Pikiran kita, sebagai orang yang tidak dapat menikmati rokok telah terpenuhi oleh stigma negatif, sehingga tidak ada kebaikan sedikitpun dari para perokok dan tidak berpikir untuk melihat dari dekat sikap penghormatan mereka.

Jadi mulai sekarang, berhentilah berpikir buruk terhadap para perokok, karena tidak semua hal bisa seperti yang kita pikirkan. Saya benar-benar belajar banyak persoalan bagaimana menjadi manusia dari para perokok.

Exit mobile version