PERTANIAN

Melihat Mbah-mbah Petani yang Perkasa Bekerja meski Merokok

Banyak orang yang bilang, merokok dapat menyebabkan impotensi, serangan jantung, dan bahkan membunuhmu!

Saya orang desa, tidak merokok. Dibesarkan di tengah masyarakat petani yang hampir ke semuanya menjalani kehidupannya dengan rokok. Saya tidak pernah percaya orang merokok dapat menyebabkan terkena berbagai penyakit yang menyeramkan tersebut. Lihat saja di desa saya, di kabupaten Pati sana, masih banyak kakek dan nini yang kuat seharian mencangkul di ladang, meski sang kakek tidak pernah putus merokok dan sang nenek menjadi perokok pasif (meminjam bahasa antirokok yang sebenarnya tidak pas untuk menyebut orang yang tidak merokok).

Kulit mereka sudah makin gelap mengeriput dihantam panas setiap hari, giginya masih rata tak ada yang copot, berjalan masih tegap tak perlu tongkat, padahal merokok masih menjadi teman di sela-sela kesibukan –yang mungkin orang kota yang kebetulan tidak merokok tak akan mampu melakukannya dengan tabah dan keras seperti yang sesepuh desa saya kerjakan, bahkan saat umur senja seperti itu, mereka yang tidak merokok malah terserang penyakit yang bermacam-macam.

Merokok memang berpotensi menimbulkan penyakit, tetapi juga berpotensi menyehatkan siapapun yang mengonsumsinya, seperti yang dialami Mbah Djamhari, tokok kretek Kudus yang masyhur namanya. Segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut kita berpotensi menimbulkan penyakit jika tidak dikonsumsi sesuai kadarnya, seperti beras, gula, bahkan obat-obatan dari dokter.

Kebutaan dan kecenderungan menyalahkan rokok dengan bungkusan mulia melindungi masyarakat dari marabahaya penyakit adalah tindakan yang tidak kasatria dan pengecut! Padahal dibalik kampanye membenci rokok tersebut, terselubung peta bisnis yang hanya menguntungkan beberapa pihak saja, tentu saja mereka yang senang mengatakan rokok adalah sebab terjadinya segala keburukan di muka bumi ini.

Banyak orang penyakitan karena mereka merokok. Jika si penyakitan tidak merokok, berarti karena terpapar asap rokok. Logika dan nalar masyarakat diframing sesempit itu supaya mereka tidak berpikir bahwa sehat atau tidaknya badan kita itu banyak disebabkan oleh gaya hidup yang ugal-ugalan.

Saya bocorkan sedikit. Di desa saya, meski mbah-mbah suka sekali merokok dan mereka tetap sehat disebabkan pengelolaan konsumsi yang ketat dan baik. Mereka makan-makanan yang sehat dari hasil bumi sendiri, tanpa ada campuran pestisida yang membahayakan. Daging secukupnya dan menjadikan ayur mayur menjadi andalan makanan harian, makanya badannya segar bugar. Tidak makan makanan yang masih panas, makanya giginya masih berentet, kokoh, dan rapi. Coba bandingkan dengan gaya konsumsi orang sekarang, semuanya disasak, Lur! Gragas! Sarkas! Kalau udah sakit, rokoklah sebabnya.

Bualan-bulan mengenai rokok dapat menyebabkan impotensi, serangan jantung, gangguan janin, dan bahkan membunuhnya hanyalah bualan antirokok dan pegiat kesehatan semata, eh maksud saya pegiat kesehatan yang nyambi dodolan obat dan mencari tambahan untuk hidup sehari-hari.

Mbah-mbah yang merokok itu, mereka tetap perkasa, baik di sawah maupun di ranjang. Coba saja itu lihat, banyak para sesepuh yang memiliki anak hingga puluhan. Mereka merokok lho. Dan ini nyata.

Soal merokok dapat menyebabkan serangan jantung. Helllowwwww. Ada informasi yang disembunyikan dari sini. Seoalah-olah hanya rokok penyebab serangan jantung yang mematikan itu. Coba deh simak penuturan pakar kardiolog Gleneagles Global Hospital di India, mereka mengatakan penyebab serangan jantung paling banyak di zaman sekarang disebabkan oleh gaya hidup yang cenderung statis dalam satu aktivitas saja. Padahal, jika tubuh terlalu diiforsir dalam satu gerakan, maka otot lain akan kaku dan dapat mengganggu peredaran darah. Selain itu, dari International Business Times, umunya penyakit jantung di zaman sekarang adalah Ishcemic Heart Disease (IHD). IHD sendiri dipicu oleh minimnya gerakan dari seseorang sesuai dengan pola hidup masa kini. [doktersehat.com]

Jadi jangan  heran, mbah-mbah biyung di kampung-kampung lebih sehat ketimbang bapak-bapak berdasi yang hampir seluruh hidupnya dihabiskan dari rapat ke rapat. Wong ga mau gerak je.

Yang lebih ekstrim tentu saja, rokok membunuhmu. Kok rasayanya ini mau ngambil alih tugasnya Izrael. Jangankan rokok, wong jika Tuhan mau saja sebiji beras bisa menjadi wasiah kematian manusia. Jadi kalo antirokok mau memilih cara mati selain merokok, ya silahkan. Apapun bisa jadi sebab Anda mati, tidak hanya rokok!

Seilahkan amati sendiri mbah-mbah yang  masih getol bekerja di sawah, malah mereka akan sakit jika dipaksa tidak bekerja. Supaya pikirin kalian tidak sempit. Supaya tidak terus menyalahkan rokok sebagai sebab keburukan. Biar cerdas dikit gitu lho. Masa pegiat kesehatan maunya di menara gading shaja?