logo boleh merokok putih 2

Third Hand Smokers, Upaya Simplifikasi Menyalahkan Rokok

rokok

Sepertinya, belum ada kampanye yang begitu masif dan konsisten dan lestari dan tak pernah berhenti seperti kampanye mengenai keburukan-keburukan rokok. Ragam bentuk usaha dilakukan dengan saksama dan dengan penuh energi untuk dapat menjatuhkan produk rokok ke titik yang paling rendah. Beruntung usaha itu belum menampakkan hasil yang signifikan meskipun produk rokok dan para pengonsumsinya digencet dari segala sisi dan seluruh lini. Cukai, kawasan tanpa rokok, dan terutama isu kesehatan terus menerus didengungkan agar rokok hancur lebur dan ditinggalkan.

Kita semua tentu tahu dan pernah membaca terkait bahaya-bahaya yang diakibatkan dari mengonsumsi rokok. Rupa-rupa penyakit mengerikan disebut sebagai turunan dari akibat mengonsumsi produk rokok. Belum cukup sampai di sana. Untuk semakin menyudutkan produk rokok, tidak hanya mereka yang mengonsumsi rokok ditakut-takuti dengan bermacam penyakit. Mereka yang tidak mengonsumsi langsung produk rokok, tetapi terkena asap dari rokok yang dikonsumsi para perokok juga ikut ditakut-takuti. Kita mengenal ini dengan istilah perokok pasif.

Bermacam hasil penelitian dikeluarkan dengan simpulan bahwasanya para perokok, dan mereka para perokok pasif, berisiko tinggi mengidap penyakit-penyakit berbahaya dan mematikan karena asap rokok yang dihasilkan dari aktivitas merokok. Tak sedikit penelitian ilmiah yang sudah dikeluarkan dan terbukti berhasil membantah penelitian-penelitian itu. Namun semua itu dianggap angin lalu saja. Suara-suara yang mendengungkan bahaya merokok dan bahaya perokok pasif masih terus terdengar.

Apakah semua itu selesai sampai di situ? Tidak. Sama sekali tidak.

Kampanye-kampanye baru untuk semakin membikin rokok kian terpuruk terus ada dan diada-adakan. Tak cukup mengenai bahaya mengonsumsi rokok langsung, kemudian bahaya perokok pasif, kini ditambah lagi dengan kampanye bahaya residu rokok yang disebut dengan ‘third hand smoker’. Istilah yang keren terdengar. Cocok untuk Anda yang hendak mendirikan sebuah grup musik metal sebagai nama grup musik Anda.

Berbeda dengan perokok pasif yang tidak mengonsumsi rokok namun terkena dampak langsung dari asap rokok yang dihasilkan para perokok di udara, third hand smoker merupakan istilah untuk seseorang yang terkena zat sisa dari asap rokok yang menempel di permukaan benda di sekitarnya. Mereka yang dianggap third hand smoker tidak merokok, juga tidak mengisap langsung asap rokok di udara yang dihasilkan para perokok. Mereka yang dianggap third hand smoker adalah orang-orang yang terkena dampak buruk residu asap rokok yang sudah tersimpan pada benda-benda yang terkena asap rokok.

Lagi-lagi, bermacam jenis penyakit mengerikan dianggap akan diidap oleh mereka yang dilabeli third hand smoker ini. Dan sudah barang tentu, lagi-lagi rokok yang menjadi tertuduh utama, rokok dianggap menjadi biang keladi timbulnya penyakit yang diderita oleh mereka yang dikategorikan sebagai third hand smoker.

Ada banyak penyakit disebut bisa diderita oleh para third hand smoker. Tiga di antaranya yang selalu disebut-sebut adalah risiko penyakit kanker, kerusakan organ tubuh, dan penyakit diabetes tipe 2. Residu rokok yang tertinggal pada benda-benda di sekitar, bisa menyebabkan kerusakan DNA milik third hand smoker. Kerusakan DNA ini akan menimbulkan penyakit kanker.

Sisa zat rokok juga berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskuler dan organ liver. Paparan zat sisa rokok memicu inflamasi paru yang dapat berakibat pada penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) dan asma. Paparan zat sisa rokok akan menghambat penyembuhan luka pada permukaan kulit. Mengerikan bukan? Ya, isu kesehatan memang selalu digunakan untuk menakut-nakuti manusia terhadap produk rokok agar dengan ini manusia diharap menjauhi produk rokok.

Namun apakah betul semudah itu? Apakah benar sesederhana itu? Hanya dari satu rokok saja bermacam penyakit berbahaya bisa datang dengan begitu menyeramkan? Bagaimana dengan residu-residu lain? Apakah residu-residu lain tersebut bisa diabaikan dan hanya mengambil residu ini saja sebagai sumber segala penyakit berbahaya yang melulu didengungkan?

Ketika mendalami ilmu nuklir 14 hingga 7 tahun lalu, saya menemukan banyak fakta menarik. Benda-benda di sekitar kita sudah memiliki radiasi alami yang mereka pancarkan. Radiasi itu adakalanya bisa menimbulkan ancaman berbahaya bagi tubuh jika tubuh terpapar radiasi dari sana dengan cukup banyak. Dinding rumah dari beton, mengandung radon yang memancarkan radiasi. Rumah Anda yang menggunakan dinding beton sudah pasti memancarkan radiasi ke tubuh Anda, dan pelan-pelan semua itu juga membahayakan tubuh Anda.

Asbes, atap rumah, dan bermacam benda di rumah lainnya juga masing-masing memancarkan radiasi yang dapat mengubah struktur DNA manusia yang jika ini terjadi secara ekstrem bisa menyebabkan kanker. Ada yang radiasinya masih dalam titik aman, ada pula yang radiasinya cukup tinggi dan membahayakan. Asbes yang saya sebut pertama contoh benda yang lazim ada di rumah namun mengeluarkan energi radiasi tinggi.

Masih dari dalam rumah. Di wilayah pertanian dengan penggunaan pupuk dan pestisida tinggi, air yang dikonsumsi jutaan manusia tercemar pestisida dan pupuk seperti atrazin, nitrat, dan kontaminan industri agrikultur lainnya. Zat-zat tersebut masuk ke dalam tubuh dan tentu saja sangat membahayakan tubuh.

Selepas revolusi industri dan produksi besar-besaran kebutuhan pangan, meningkatnya produksi pangan beriringan dengan penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara besar-besaran. Selain itu, produksi makanan dalam skala industri juga banyak dan pasti menggunakan zat kimia yang tidak sedikit darinya berbahaya bagi tubuh. Bisa dikatakan, masyarakat bumi saat ini sedang dicemari secara langsung oleh aneka bahan kimia dari sektor industri dan pertanian.

Sebagai contoh panjang, produk-produk pertanian yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia yang sehari-hari kita konsumsi, tak lepas dari zat-zat kimia berbahaya. Padi dan gandum, buah-buahan, sayur-mayur, mengandung boscalid, captan, carbaryl, chrolphopham, dicloran, imidacloprid, endosulphan, dan bermacam zat kimia berbahaya lainnya yang dapat menimbulkan ragam rupa penyakit mengerikan.

Bahan pembuat plastik polikarbonat yang biasa digunakan untuk botol pendingin air, botol bayi, dan pelapis hampir seluruh wadah makanan berbahan logam hingga akhirnya mengontaminasi makanan yang ada dalam wadah, semuanya mengandung Bisfenol A (BPA) yang merupakan zat karsinogenik yang dapat memicu penyakit kanker.

Bisfenol A juga terkandung dalam produk-produk seperti semprotan rambut, kosmetik, produk plastik, pelapis kayu, perlengkapan medis, wajan anti lengket, lapisan pelindung karpet, pelapis kertas, dan lain-lain. Ini artinya begitu banyak benda yang ada di sekitar kita yang mengandung zat-zat karsinogenik penyebab penyakit kanker pada tubuh manusia.

Namun begitu, dari sekian banyak rentetan fakta di atas, lagi-lagi, yang disasar oleh pihak anti-rokok melulu. Dan hanya rokok saja penyebab ragam rupa penyakit berbahaya sembari menyingkirkan fakta-fakta gamblang yang jelas-jelas sangat membahayakan tubuh.

Jadi, sekali lagi, apa pun itu bahayanya, mari sama-sama memilih rokok saja sebagai penyebab bahaya yang mengintai itu. Apapun itu, sampai gigi tanggal atau perubahan iklim sekali pun, jika bisa mengaitkan rokok dan menunjuk rokok sebagai sebabnya, akan terus diusahakan agar rokok semakin buruk di mata manusia.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Fawaz al Batawy

Fawaz al Batawy

Pecinta kretek, saat ini aktif di Sokola Rimba, Ketua Jaringan Relawan Indonesia untuk Keadilan (JARIK)