PERTANIAN

Tiga Tipe Lokasi yang Tepat untuk Menanam Tembakau

Di daerah sentra perkebunan tembakau di Indonesia yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa dan Madura, Lombok dan Bali, dan Sulawesi, pada umumnya ada tiga tipe lokasi penanaman tembakau. Tiap-tiap lokasi penanaman memiliki kekhasannya masing-masing.

Tiga lokasi penanaman tembakau itu adalah di lereng-lereng perbukitan atau yang lebih dikenal dengan tembakau gunung, tegalan, dan sawah. Berdasar sebarannya, tembakau sawah menduduki posisi pertama dalam jumlah produksi. Selanjutnya lahan tegalan, dan yang paling kecil dalam jumlah produksi di antara ketiganya adalah tembakau yang ditanam di lahan pegunungan.

Tembakau yang ditanam di gunung, meskipun paling sedikit dalam luasan lahan dan tingkat produksi, menjadi tembakau yang paling dicari pabrikan karena kualitasnya. Umumnya, lahan-lahan yang ditanami tembakau, ditanami tanaman lain ketika musim hujan tiba. Karena tanaman tembakau biasanya ditanam pada penghujung musim hujan dan dipanen ketika musim kemarau masih berlangsung.

Pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan-lahan di lereng pegunungan ditanami palawija dan beberapa jenis sayuran. Ini menjadi salah satu sebab kualitas tanah relatif terjaga dan masih cukup baik sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau.

Sedang pada wilayah tegalan, pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan biasanya ditanami dengan palawija yang menggunakan pupuk dengan jumlah relatif besar. Kualitas tanah karena pengaruh pupuk sebelum ditanami tembakau juga berpengaruh pada kualitas tembakau yang ditanam di sana.

Pada tingkatan paling bawah untuk kualitas tembakau, adalah tembakau-tembakau yang ditanam di wilayah persawahan. Pupuk kimia yang digunakan sangat masif di sawah ketika padi ditanam, menyebabkan kualitas tanah menurun drastis ketika musim kemarau tiba dan sawah-sawah ditanami tembakau.

Para petani tembakau yang menanam tembakau di wilayah persawahan, butuh kerja lebih berat dalam mengolah tanah agar tembakau yang mereka tanam bisa menghasilkan kualitas tembakau yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan pabrikan yang menyerap hasil tembakau petani.

Faktor lain yang membedakan kualitas tembakau yang ditanam di gunung, tegalan, dan sawah, adalah faktor tanah yang terbentuk di wilayah-wilayah itu. Pada tanah yang berada di wilayah pegunungan, aktivitas vulkanik gunung membikin tanah di sekitarnya subur dan sehat.

Aktivitas vulkanik gunung berapi menghasilkan tanah jenis regosol dan andosol di sekitar gunung. Pasir dan lahar akibat aktivitas vulkanik membentuk struktur tanah subur dan berkualitas, cocok untuk ditanami tembakau. pH, kadar keasaman, kandungan energi, dan suhu tanah sangat mendukung perkembangan tembakau yang ditanam di sana.

Untuk tanah yang ada di persawahan, biasanya adalah tanah dari jenis alluvial. Jenis tanah ini cukup baik untuk ditanami tembakau, namun tidak sebaik tanah yang terbentuk di wilayah pegunungan.

Yang terakhir, jenis tanah di lahan tegalan merupakan campuran antara tanah yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik dengan tanah jenis alluvial. Komposisi antara keduanya menjadi penentu sebaik apa kualitas tanah di sana.