PERTANIAN

Beberapa Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Petani Menjelang Waktu Tanam Tembakau

Waktu tanam tembakau tinggal satu bulan lebih sedikit, tepatnya sekitar bulan Maret. Waktu relatif singkat bagi petani untuk perencanaan menanam tembakau. Kategori tembakau adalah tanaman musiman. Dalam satu tahun hanya bisa satu kali, selebihnya kebanyakan  ditanami jenis lain. Contohnya tanaman cabe, ketela, jagung, padi dan tanaman lain yang sifatnya bisa dipanen dalam jangka pendek, mengisi kekosongan setelah panen tembakau hingga mulai tanam.

Menjadi petani tembakau bukan perkara mudah, perlu pengalaman dan pengetahuan tentang teknis budidaya, agar mendapatkan kualitas dan kuantitas tembakau. Prakiraan yang akurat dan tajam perlu dimiliki petani tembakau. Jika prediksi petani meleset, dipastikan tidak akan menghasilan tembakau berkualitas,  kuantitasnya pun mengalami penurunan, dan tentu saja kurang menguntungkan.

Tembakau adalah salah satu jenis tanaman yang berkarakteristik sedikit manja. Tidak bisa ditanam bersamaan dengan tanaman lain. Kurang air lama tumbuhnya, kelebihan air juga tidak baik.  Permasalahan yang sering muncul dalam budidaya tembakau sangat banyak sekali, seperti:

Cuaca atau iklim

Cuaca ekstrim memberikan dampak rusaknya ekosistem alam, sehingga berpengaruh terhadap tanaman, terlebih tembakau.  Bagi petani yang berpengalaman (senior), akan memprediksi bulan kemarau atau penghujan. Mereka menghitung hari demi hari untuk memastikan kapan mulai membuat bibit, kapan mulai menanam dan seterusnya. Namun belakangan ini, cuaca/iklim sulit diperkirakan. Prediksi petani seringkali meleset. Petani yang semi moderen akan mencari informasi siklus iklim kedepan. Banyak cara untuk mendapatkan info terkait cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang tercepat dan mudah dilakukan melalui media sosial. Selain itu, informasi tentang iklim biasanya di keluarkan oleh para penyuluh pertanian dari dinas pertanian setempat atau dari penyuluh kemitraan yang ditunjuk pabrikan atau industri rokok.  

Hama dan penyakit

Hama dan penyakit  adalah persoalan lama yang harus dihadapi dan diperhatikan para petani tembakau. Hama dan penyakit pada tumbuhan tembakau pasti ada, untuk itu harus ekstra hati-hati dalam mengatasinya. Tidak serta merta memakai bahan kimia sembarangan, apalagi berpikiran yang penting hama hilang.

Pemakaian bahan kimia yang sembarangan membuat tanah rusak, tidak subur, dan tidak produktif. Jadi penanganan hama dan penyakit, petani harus sering berkomunikasi dan berkonsultasi dengan petani senior, penyuluh dinas pertanian, dan penyuluh kemitraan jika bermitra dengan salah satu pabrikan. Dalam kemitraan, pasti tiap tahun diadakan evaluasi guna mencari solusi dan penanganannya.

Pendapatan menurun

Ada beberapa penyebab pendapatan petani menurun, yaitu disebabkan kualitas dan kuantitas tembakau  menurun. Hal itu dipengaruhi hama, cuaca/iklim, dan pengaruh pasar (daya jual). Paling sulit diprediksi adalah pasar, ketentuan pasar didominasi kebutuhan konsumen atau trend terkini. Semisal, trend terkini rokok kretek mild, ya pasar tembakau untuk bahan mild yang laku keras. Hal ini harus dipahami para petani, sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan penanaman tembakau.

Selain permasalahan dan bagaimana di atas, tidak kalah pentingnya manajemen bertani harus diperhatikan ,diantaranya;

Varietas

Jenis bibit yang ditanam harus masuk dalam perencanaan di awal, sehingga pola tanam dan perawatannya sudah bisa diperkirakan. Tentunya dalam varietas ini yang terpenting adalah menggunakan jenis bibit unggul, baik dan sehat. Akan lebih baik, jika petani melakukan pembibitan sendiri, dari awal sampai akhir bibit terkontrol dengan baik. Memilih benih bibit yang baik. Hindari membeli bibit yang tidak sehat atau bibit yag tidak diketahui asal usulnya, dan perlakukannya (perawatannya).

Waktu tanam

Kata kuncinya bukan kapan mulai menanam tembakau, tapi kapan mulai selesai tanam?.  Kalau kapan mulai tanam ketentuan waktunya hanya di depan. Contoh, waktu tanam di mulai bulan maret, tapi tidak dibatasi target selesainya, sehingga tidak ada batas. Berbeda dengan kapan harus selesai tanam?, ada batasan yang sudah ditentukan dalam perencanaan, sehingga akan lebih mendekati kesesuaian dengan agenda pembelihan tembakau dari jadwal pabrikan. Batasan waktu tanam sangat penting, dan akan berpengaruh kapan harus selesai membuat bibit (pembibitan) dan kapan harus selesai panen. Sebagai langkah antisipasi masalah rendahnya serapan tembakau oleh pabrikan (tidak terbeli).  Jika, waktu tanam sudah dibatasi dan disesuaikan dengan perencanaan pembelian oleh pabrik, maka tingkat keterserapan tembakau sangat tinggi. Yang terpenting dalam waktu tanam ini adalah, menghitung agar waktu panen sinkron dengan waktu pembelian pabrikan.

Populasi tanaman

Perencanaa jumlah yang akan ditanam disesuaikan dengan area yang dimiliki. Terlebih masalah jarak tanam, apakah memakai jarak yang ditentukan dari dinas pertanian dengan ukuran 1×0,5, atau mempunyai standar ukuran tersendiri.  Ada perbedaan antara lahan di bawah dan lahan di atas. Lahan bawah hamparannya lebih luas, lahan atas ditentukan tingkat kemiringan. Tapi pada intinya populasi dan jarak tanam, jangan terlalu berdempetan, berakibat daun tembakau yang satu aan mengganggung daun tembakau yang lain saat berkembang. Lebih baik antara daun tembakau tidak saling menutupi. Kalau tidak bisa terpenuhi, karena lahan sempi dan miring, minimal antara daun yag satu dengan yang lain saling menutup separuh dari daun tersebut. Tidak disarankan daun tembakau satu menutupi daun lainnya hingga 100%, sampai batang daun. Jarak tanam bisa menentukan kualitas dan kuantitas tembakau. Semakin rapat jarak tanamannya, daun tembakau  menjadi tipis, kadar airnya dan rendemen berkurang. Sebaliknya, semakin melebar jarak tanamnya, kadar air dan rendemen semakin baik dan daunnya tebal.

Pupuk yang digunakan

Jumlah pupuk, jenis pupuk dan dosis harus sesuai kebutuhan. Jangan sampai terlalu banyak dan terlalu sedikit. Saat memupuk harus dibarengi dengan air. Artinya tanaman tembakau akan menyerap pupuk dengan baik dan maksimal jika ada air (basah).

Pola tanam

Apakah lahan yang akan digunakan untuk tanaman tembakau, jenis monokultur atau tumpangsari.  Karena perlakuan dan perawatan tanaman tembakau lahan monokultur dan lahan tumpangsari sangat berbeda. Jika tumpangsari, perlu diperhatikan jenis dan karakter tanaman lainnya sesuai karakter tanaman tembakau. Karena pada dasarnya, tanaman tembakau adalah jenis tanaman yang mengalah, sekalipun dengan rumput.  

Semoga informasi di atas, bermanfaat untuk pertimbangan petani saat perencanaan menanam tembakau. Saya yakin petani lebih berpengalaman dan lebih jitu dalam manajemen pertaniannya. Tetapi tidak ada salahnya saling mengingatkan, sebagai bentuk solidaritas dan partisipasi keluarga sektor pertembakauan.  Informasi tambahan, khuisusnya petani tembakau Temanggung, di daerah pegunungan (atas), penanaman bisa dimulai bulan Maret bulan ke empat sampai bulan April minggu ke empat. Bagi petani sawah (daerah bawah), penanaman bisa di mulai bulan Mei minggu ke satu sampai bulan Mei minggu ke empat.

Prakiran cuaca di musim tanam tahun 2019:

  • Bulan Maret –April masih terdapat hujan
  • Bulan Mei-Juni curah hujan normal sampai dibawah normal (kering)
  • Bulan September-Oktober curah hujan normal sampai diaas normal (basah)

(berdasarkan hasil sosialisasi gudang kemitraan OKT temanggung, 22/01/2019)