logo boleh merokok putih 2

Tembakau Lauk dari Temanggung

Terletak pada ketinggian 500-1500 meter di atas permukaan laut (mdpl), diapit oleh tiga gunung tinggi menjulang, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Prau, Kabupaten Temanggung menjadi tempat yang ideal untuk pertanian tembakau. Dan memang sudah sejak lama Temanggung dikenal sebagai salah satu sentra pertanian tembakau besar di negeri ini. Salah satu keunggulan produk tembakau dari Temanggung adalah tembakau-tembakau yang dihasilkan di dataran tinggi itu sangat cocok menjadi “lauk” dalam sebatang rokok kretek yang diproduksi.

Karena kekhasan tembakau lauk dari Temanggung inilah, Mark Hanusz menjuluki Temanggung sebagai Vuelta Abajo-nya Indonesia. Vuelta Abajo merupakan salah satu distrik di Kuba yang terkenal dengan pertanian tembakaunya. Cerutu-cerutu produksi Kuba yang begitu kesohor itu, belum dianggap sebagai cerutu Kuba kualitas terbaik jika tidak ada tembakau yang ditanam di Vuelta Abajo di dalamnya. Pun begitu dengan rokok kretek produksi Indonesia. Banyak orang beranggapan rokok kretek belum pada tahap kualitas terbaik jika tidak mengandung tembakau lauk yang ditanam di Temanggung di dalamnya.

Inilah sebab Temanggung begitu berperan penting dalam industri rokok kretek di negeri ini. Tembakau-tembakau dari Temanggung selalu dicari oleh pabrikan-pabrikan rokok kretek. Salah satu yang begitu mencuat dari Temanggung terkait tembakau lauknya, adalah Srintil. Tembakau lauk yang berasal dari tembakau jenis kemloko yang harga per kilogramnya bisa mencapai Rp1 juta bahkan lebih.

Peran Temanggung sebagai penghasil tembakau lauk ini juga mengenalkan istilah ‘Temanggungan’, sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut tembakau-tembakau yang ditanam di luar Temanggung namun varietas tembakau yang ditanam adalah varietas tembakau lokal Temanggung. Semua itu karena tembakau Temanggung begitu laris di pasaran.

Mengapa diistilahkan sebagai tembakau lauk? Mari kita bayangkan menu dalam sepiring makan siang kita. Selain ada nasi sebagai makanan pokok, tentu dalam menu itu ada tambahan lauk dan sayur-sayuran. Sangat jarang kita menyantap menu makanan hanya sebatas nasi putih saja. Peran lauk dalam sepiring menu makan siang kita sebagai pemberi rasa khas, juga penambah nafsu makan. Karena lauk, biasanya ia digunakan lebih sedikit dibanding nasi atau makanan pokok lainnya.

Begitu pula dalam sebatang rokok kretek. Ada bermacam jenis tembakau di dalamnya. Satu rokok kretek bisa mengandung tiga hingga tujuh atau lebih jenis tembakau berbeda, ditambah cengkeh di dalamnya. Tembakau-tembakau dan cengkeh itu, memiliki peran berbeda, seperti peran menu dalam sepiring makan siang kita. Ada tembakau yang berperan sebagai nasi atau makanan pokok lainnya, ada yang berperan sebagai sayur-mayur, dan ada yang berperan sebagai lauknya. Tembakau Temanggung paling pas digunakan sebagai lauk. Tentu saja ada daerah-daerah lain yang menghasilkan tembakau lauk ini.

Dari sekian banyak tembakau varietas lokal Temanggung yang ditanam, tembakau jenis kemloko menjadi primadona untuk menghasilkan tembakau lauk. Disebut juga gober genjah, kemloko memiliki ciri utama daun lonjong memanjang. Tangkai daun lebar. Ruas yang panjang. Varietas ini memang sangat cocok ditanam di dataran tinggi. dari varietas inilah dihasilkan tembakau terbaik di Indonesia, tembakau srintil. Tidak semua kemloko mampu menghasilkan srintil. Kondisi tanah, kemiringan, paparan sinar matahari, dan beberapa faktor geografis dan geologis lainnya yang menjadi sebab apakah kemloko bisa menghasilkan srintil atau tidak.

Secara umum, ada tiga varietas tembakau kemloko yang ditanam di Temanggung. Kemloko 1, kemloko 1, dan kemloko 2. Secara sekilas, ketiga varietas tembakau ini memiliki kemiripan baik dari rupa tanamannya juga tingkat produksinya. Yang sedikit membedakan adalah sayap dari daun yang dihasilkan, ada yang sempit, sedang, dan lebar. Ketiga varietas ini dianggap tembakau unggulan dan mulai diresmikan oleh dinas pertanian pada tahun 2005.

Seiring berjalannya waktu, tiga varietas kemloko ini mulai rentan terhadap penyakit yang kerap disebut lincat. Penyakit lincat disebabkan oleh tiga patogen: jamur phytophtora nicotianae; bakteri ralstonia solanacaerum; dan nematoda puru akar meloidogyne spp.

Penyakit lincat muncul pada lahan kering pada ketinggian 800-1.100 mdpl. Tembakau yang mengalami penyakit lincat biasanya dicirikan dengan pertumbuhan yang kerdil, bagian akar berbintil-bintil, dan membusuk. Awalnya penyakit ini endemik, namun cepat menyebar ke seluruh wilayah pertanian tembakau di Temanggung.

Pada 2017, dinas pertanian mengeluarkan varietas kemloko terbaru yang jauh lebih tahan terhadap penyakit lincat. Varietas itu merupakan persilangan antara kemloko 1 atau 2 atau 3 dengan varietas prancak-95 dan beberapa tembakau lainnya. Varietas kemloko terbaru yang dihasilkan dari hasil persilangan itu adalah kemloko 4, kemloko 5, dan kemloko 6. Meskipun belum terlalu populer dibanding kemloko pendahulunya karena baru pada 2017 dikeluarkan, pelan-pelan para petani sudah mulai menanam varietas terbaru ini. Ini dilakukan agar produktifitas terjaga dan petani tidak merugi.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Fawaz al Batawy

Fawaz al Batawy

Pecinta kretek, saat ini aktif di Sokola Rimba, Ketua Jaringan Relawan Indonesia untuk Keadilan (JARIK)