Para capres di 2019 ini memang tidak ada yang merokok. Maka tulisan ini hanyalah tulisan iseng semata, jadi bagi para pendukung kedua kubu jangan serius-serius amat menyikapinya. Apalagi kalau sampai ada sumbu pendek yang langsung mencap saya menghina jagoan kalian, lalu #BoikotSitusBolehMerokok bergema di jagat maya, bisa repot nantinya.
Paragraf awal sengaja saya mulai dengan disclaimer, sebab akhir-akhir ini para pendukung capres-capresan sedang tidak selow. Tensi politik tinggi, urat syaraf tegang terus karena para pendukung satu sama lain mengambil jarak untuk ngopi dan merokok bareng-bareng. Padahal guyub menjadi kunci bangsa ini dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
Sudah cukup, saya bukan pengamat politik, saya cuma orang yang bisa cocoklogi. Karena keahlian cocoklogi saya, maka tulisan ini keluar. Tulisan yang mengimajinasikan jikalau Jokowi dan Prabowo merokok, apa rokok yang cocok untuk mereka. Dan tentunya dari rokok tersebut dapat terlihat gambaran karakter masing-masing.
Baik kita mulai. Berikut ini adalah rokok yang cocok bagi Jokowi dan Prabowo:
Jokowi – SKT (Sigaret Kretek Tangan)
Jokowi cocok sekali merokok jenis SKT, mereknya terserah kalian imajinasikan sendiri. Dji Sam Soe boleh, Gudang Garam Merah boleh, Djarum Coklat boleh, Minak Djinggo juga boleh, terserahlah. Yang penting SKT. Lalu kenapa harus SKT?
Seiring perkembangan zaman, rokok jenis SKT dicap oleh masyarakat sebagai rokok kalangan tua. Rokok yang hanya dihisap oleh orang-orang tua. Oldies-lah pokoknya.
Tapi jangan salah, SKT boleh saja dicap oldies, namun SKT merupakan jenis kretek yang paling dicintai masyarakat Indonesia. SKT adalah trademark kretek Indonesia.
Jokowi hari ini menjadi sorotan politik nasional. Berlatar belakang keluarga biasa-biasa saja, bukan dari keluarga yang memiliki trah politik, keluarga kaya, ataupun keluarga jendral, Jokowi mampu menyedot perhatian publik dengan sukses menjadi Gubernur DKI Jakarta dan tak butuh waktu lama naik menjadi Presiden Indonesia.
Gaya blusukan yang dilakukan Jokowi pun sebenarnya bukanlah strategi baru dalam berpolitik. Banyak politisi-politisi yang juga melakukan blusukan, bahkan jauh sebelum dipopulerkan Jokowi.
Namun memang blusukan yang dilakukan Jokowi dan para politisi lainnya berbeda. Sama halnya dengan SKT yang dicintai oleh masyarakat Indonesia, Jokowi juga memiliki cinta dalam setiap blusukannya, sehingga masyarakat yang ditemuinya merasa dekat dengan sang pemimpin. Gaya berpolitik Jokowi kini menjadi trademark bagi politisi-politisi lainnya.
Hal lain yang istimewa dari SKT adalah proses pembuatannya. SKT adalah satu-satunya jenis kretek yang sangat menghargai proses dan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi. Lihat saja tahapan-tahapan dalam produksi SKT yang terdiri dari, ngiping, nggiling, bathil, nglongsongi, nyonthong, ngeslop dan ngebal.
Baca: Mengkonsumsi Kretek Tangan Menjaga Nasib Banyak Orang
Selayaknya proses pembuatan SKT, karir politik Jokowi juga dibangun dengan proses yang tidak instan. Dibangun tahap demi tahap mulai dari Walikota Solo kemudian naik menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga kini menjadi Presiden Indonesia.
Dan yang terakhir dari cocoknya Jokowi merokok SKT adalah karakter woles Jokowi dalam kepribadiannya. Sangat cocok dengan gaya merokok SKT yang dihisap pelan-pelan untuk mendapatkan nikmatnya racikan tembakau dan cengkeh alami yang ada di SKT.
Prabowo – SKM (Sigaret Kretek Mesin) Full Flavor
SKM Full Flavor adalah salah satu jenis kretek. Bentuknya lugas tidak mencla-mencle, begitupun dengan karakter taste kreteknya yang kuat meskipun memiliki tambahan busa filter di dalamnya.
Andaikan Prabowo merokok, jenis SKM Full Flavor ini sangat cocok untuknya. Mereknya bisa saja Djarum Super, Gudang Garam Filter, Dji Sam Soe Magnum, atau merek-merek SKM Full Flavor lainnya. Silahkan diimajinasikan sendiri merek apa yang cocok bagi Prabowo.
Kretek mesin full flavor merupakan jenis kretek yang diinovasi sesuai dengan permintaan pasar. Pasar menginginkan jenis kretek baru yang lebih simple dari SKT namun dengan tidak menghilangkan karakter rasa kretek di dalamnya.
Prabowo hadir dalam catur perpolitikan nasional pasca reformasi. Meskipun era reformasi mengeliminasi sistem otoritarian, namun masyarakat masih menginginkan sosok pemimpin yang tegas, tidak bertele-tele, dan sikap nasionalisme yang menjunjung tinggi pride terhadap Indonesia. Prabowo hadir dengan membawa keinginan masyarakat tersebut.
Meskipun dianggap sebagai representasi Orde Baru, dalam setiap langkah politik Prabowo, demokrasi dikatakannya sebagai fondasi dalam sistem politik di Indonesia. Sehingga terasa sulit bagi pengkritiknya untuk menyerangnya dengan isu tersebut.
Baca: Kreativitas Membuat Kretek adalah Local Knowledge, Kekayaan Budaya Nusantara
Belum lagi dalam setiap pidatonya, Prabowo bak singa podium, mengingatkan kita pada sosok Bung Karno. Susunan kalimat per kalimatnya sangat rapih, intonasi suaranya pun diatur dengan sangat baik sehingga terasa renyah bagi pendengarnya. Ini makin membuat pengkritiknya gamang, karena dalam berpidato Prabowo hampir mirip dengan Soekarno bukan Soeharto.
Dilihat dari proses pembuatannya, SKM Full Flavor ini sudah menggunakan mesin. Tapi meskipun dibuat dengan mesin, aroma rasa yang khas dengan tarikan yang lebih berat menjadi karakteristik yang khas.
Prabowo berasal dari trah keluarga yang bukan sembarang orang, ia adalah anak dari Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, salah seorang ekonom Indonesia yang terkenal. Jalur politik ia rintis sendiri dengan membuat partai Gerindra pada 6 Februari 2008.
Memang seperti terlihat instan, tapi sebenarnya tetap melalui perjuangan-perjuangan dalam membangun karir politiknya. Proses dari bawah membuat partai hingga capaiannya sekarang ini tentunya berkat kerja keras melaui proses panjang.
Itu tadi jenis rokok yang cocok bagi Jokowi dan Prabowo setelah ditinjau dari berbagai aspek cocoklogi. Kalau cocoklogi di atas ada yang dirasa kurang pas, ya namanya juga cocoklogi. Kalau cocok ya kebetulan, kalau gak cocok ya karena memang asal-asalan saja.
Yang terpenting adalah apapun hasil cocoklogi saya tadi, saya cuma mau menyampaikan pesan bagi seluruh rakyat Indonesia :
“Siapapun Pilihan Politik Kalian, Gak Papa Beda, Yang Penting Hafal Pancasila dan Indonesia Raya, Kita Masih Bersaudara Satu Bangsa Indonesia”