OPINI

Cacat Pikir KPAI Memaknai Kata Ekploitasi Anak dan Promosi

Banyak atlet bulutangkis tingkat dunia didikan perkumpulan bulu tangkis (PB) Djarum, tidak ada satupun yang mempromosikan produk/merek rokok keluaran Djarum. Mereka hanya bergabung dengan salah satu manajemen Djarum berupa PB. PB Djarum hanya club, bukan merek salah satu rokok.

Pengembangan dan pengelolaan atlet oleh pihak swasta selama ini, hasilnya lebih bagus, yang kemudian meringankan beban pemerintah untuk pembinaan atlet. Dalam hal ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) sangat terbantu terhadap adanya program pengembangan atlet oleh swasta.

Baca: Tuduhan Keterlaluan Yayasan Lentera Anak Terhadap Djarum Foundation

Program audisi Djarum beasiswa bulutangkis menurut komisioner KPAI Siti Hikmawati diduga ada praktik ekploitasi anak untuk promosi rokok. Ungkapan tersebut dibantah Program Manager Bakti Olahraga Djarum Foundation, Budi Darmawan, bahwa program audisi beasiswa bulu tangkis tersebut sebagai upaya pencarian bakat untuk regenerasi atlet dan tak ada hubungannya dengan rokok.

“Yang kami gunakan itu namanya bukan merek rokok, itu nama klub, Djarum Badminton Club. Jadi tidak ada hubungannya dengan promosi. Bahkan dalam kegiatannya tidak ada sampling rokok. Karena itu bukan program marketing. Tapi Pencarian bakat untuk mengisi anggota baru di klub PB Djarum itu,” ujarnya padaTirto”.

Kita tidak sedang pembelaan salah satu perdebatan di atas, namun lebih pada mencari dan menelusuri makna yang terkandung pada kata ekploitasi anak, kemudian ditarik untuk memaknai program bakti olahraga Djarum Foundatian terkait audisi Djarum beasiswa bulu tangkis.

Terkadang banyak orang tidak sadar diri sering mengucapkan kata ekploitasi tidak pada tempatnya.bMari kita telusuri bersama, dimulai dari hal yang sangat sederhana, yaitu pemaknaan ekploitasi. Yang paling mudah, sederhana dan standar, coba kita telusuri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Baca: Di Balik Protes Antirokok terhadap Alokasi Pajak Rokok Daerah untuk JKN

Ekploitasi mempunyai arti pemanfaatan untuk keuntungan sendiri; pengisapan; pemerasan terhadap orang lain, dan merupakan tindakan yang tidak terpuji.  Sedikitnya ada empat unsur utama dan berkesinambungan satu dengan yang lain dalam praktik ekploitasi, yaitu; pemanfaatan, keuntungan, orang lain, tidak terpuji (negatif). Dari arti ekploitasi tersebut, maka pengertian eksploitasi anak adalah tindakan memanfaatkan anak secara sewenang-wenang dilakukan oleh keluarga atau masyarakat, dengan unsur pemaksaan terhadap anak untuk melakukan sesuatu tanpa mempedulikan pertumbuhan mental dan fisiknya anak tersebut.

Setelah mengetahui arti dan makna ekploitasi, mari kita coba terapkan pada praktek audisi Djarum beasiswa bulu tangkis. Audisi dilaksanakan untuk mencari bibit unggul dan berbakat dalam olahraga bulutangkis. Tentunya, yang namanya bibit untuk usia anak-anak. Setelah terjaring dari beberapa anak yang mengikuti audisi, mereka ditempatkan dalam satu tempat (mes), kemudian dilatih oleh pelatih secara kontinyu, spaya bakat bulutangkis anak-anak tersebut terus berkembang, tujuan utamanya menjuarai dalam setiap turnamen. Dengan perkembangan skill atau juara turnamen, setidaknya anak sudah mempunyai bekal untuk hidup selanjutnya.  

Selain mendapatkan pelatihan bulu tangkis, anak-anak tersebut mendapatkan pendidikan formal. Jadi selain mempunyai keahlian bulu tangkis, anak tersebut mempunyai pengetahuan umum  dan mendapatkan legalitas ijazah yang dihasilkan dari proses sekolah. Baik pelatihan skill dan pendidikan formal didapatkan secara gratis.

Unsur ekploitasi anak tidak muncul dalam praktik audisi Djarum beasiswa bulu tangkis, yang ada kayaknya unsur mendidik anak. Coba kita telusuri apa itu mendidik? Mendidik adalah memelihara dan memberi latihan mengenai kecerdasan pikiran. Mendidik dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, dan sikap mental anak didik.

Nah, terlihat jelas yang paling tepat audisi Djarum beasiswa bulu tangkis mengandung unsur mendidik anak, bukan ekploitasi anak. Kalaupun anak didik memakai kaos seragam bertuliskan Djarum itu hanya identitas club. Selebihnya, seperti promosi tidak ada dan jauh dari ghiroh PB Djarum bakti olahraga. Karena tidak menunjuk salah satu merek rokok yang jumlahnya banyak.

Coba saja buktikan begini caranya, Anda data ke warung atau ke toko ritail seperti indomart / alfamart dan sejenisnya, bilang mau beli Djarum. Maka penjual/penjaga warung/toko akan balik bertanya dengan berkata Djarum apa? atau kalau gak bertanya, menyodorkan Djarum peniti. Dengan hanya kata Djarum masih kurang jelas. Sedangkan dalam marketing, biasanya untuk mempromosikan barang pada intinya tidak hanya singkat tapi juga harus jelas dan menarik.

Umpama tulisan dalam kaos yang dipakai anak-anak PB Djarum, dan kadang ada bendera umbul umbul dikategorikan iklan atau promosi brand image Djarum yang di maksud merek rokok, hal tersebut bukan bagian dari promosi dagang Djarum. Hanya menunjukkan nama club dan promosi club.

Bukti lain, alumni dan anak didik PB Djarum sampai detik ini tidak ada sama sekali menganjurkan pada penggemarnya atau pada masyarakat pada umumnya untuk membeli salah satu merek rokok yang diproduksi Djarum, seperti Djarum Super, Djarum 76, Djarum LA, Djarum Black dan lain sebagainya. Karena memang PB Djarum jauh dari kepentingan produk rokok (promosi), walaupun sama-sama milik Djarum.

Keberadaan PB Djarum justru menguntungkan, karena club olahraga dan atletnya akan jauh lebih maju dan lebih sejahtera. Rata-rata club olahraga, lebih maju jika dikelola pihak swasta atau sponsorship. Tidak hanya itu, keberadaan swasta pada dasarnya pemerintah diuntungkan, beban Negara makin berkurang.

Lalu apa yang dikerjakan KPAI selama ini?