logo boleh merokok putih 2

Lucu-lucuan Bareng Singkatan Merek Rokok di Indonesia

Sebagai seseorang yang lahir di era 90-an atau yang saat ini populer disapa generasi 90-an, istilah akronim atau singkatan menjadi sesuatu yang tak asing di telinga. Istilah-istilah tersebut memudahkan untuk melakukan komunikasi yang acapkali ribet dan menjemukan. Ragam akronim tersebut juga merupakan sebuah plesetan yang mengandung unsur kejenakaan didalamnya.

Kehadiran bahasa-bahas gaul tersebut konon katanya sudah muncul di era 70-an. Ketika Indonesia sebagai sebuah negara baru mengalami kemajuan secara ekonomi. Saat itu sedang tumbuh dan munculnya kelas menengah di Tanah Air yang signifikan dan memiliki daya konsumtif yang tinggi. Eits, tapi sebenarnya bukan itu sih, hehehe hadirnya bahasa gaul justru dipopulerkan oleh para bromocorah. Alasannya simpel, konon bahasa gaul dan beberapa singkatan itu mempermudah mereka berkomunikasi tanpa diketahui oleh pihak-pihak di luar komunitas mereka, ibarat bahasa-bahasa sandi gitu lahh.

Salah satu singkatan gaul yang tertua di Tanah Air kemungkinan adalah kata ABG atau anak baru gede. Kata bokap nyokap dulu sih jaman mereka masih ngebasis di terminal Blok M yang masih ada Plaza Aldironnya, singkatan ABG udah ada saat itu. Tapi sebenarnya bicara soal bahasa singkatan, Kota Bandung termasuk salah satu yang unik. Coba kalian ke Kota Kembang, pasti akan ada banyak makanan yang rupanya merupakan hasil dari singkatan, sebut saja Batagor yaitu bakso tahu goreng, Cireng (aci digoreng), Comro (oncom di jero), hingga cuanki (cari uang jalan kaki), hemmm jadi lapar.

Baca: Masa Depan, Rokok Elektrik dan Semangat Alternatif yang Sia-sia

Kudapan-kudapan tadi sih emang paling enak dibuat makan siang lucu sama si dia yang makin aduhai (thanks to skincare). Ga usah jauh-jauh ke Kota Bandung, di era globalisasi saat ini ragam makanan itu juga udah pasti ada yang ekspansi ke kota-kota kalian. Tapi emang kebiasaan orang Indonesia nih, abis makan emang paling enak ngudud. Hingga muncul istilah, apapun makanannya rokok adalah penutupnya, bener kan?

Ternyata eh ternyata, berbagai merek rokok itu juga ada singkatannya yang lucu-lucu kok. Tentu singkatan-singkatan tersebut bukan merupakan makna asli dari pemberian nama rokok dari para produsennya. Ibarat para bromocorah tadi yang membuat singkatan atau bahasa gaul sebagai kode, begitu juga dengan para perokok. Singkatan-singkatan merek rokok itu lahir secara organik dan tumbuh sebagai sesuatu jenaka yang segar serta dinikmati bukan saja oleh para perokok namun juga masyarakat umum lainnya.

Baca: Jember, Wilayah yang Dibesarkan oleh Tembakau

Salah satu merek rokok yang terkenal dan banyak dinikmati di Indonesia adalah Djarum. Perusahaan rokok yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah punya kepanjangan yaitu demi jakarta aku rela untuk mencintaimu’. Buat kalian yang berdomisili di Jember, Jogja, Jambi, atau bahkan Jepang bisa diganti nama kotanya sesuai dengan tempat yang kalian tinggal. Mumpung masih hawa-hawanya syawal valentine nih, buat kekasih kalian yang perokok, ga ada salahnya kasih hadiah sebungkus rokok Djarum biar dengan tulisan kepanjangan di atas laah hehehe.

Selain Djarum, merek rokok lainnya yang paling sering mendapatkan plesetan adalah LA. Tak diketahui secara pasti apa sejatinya kepanjangan rokok yang juga produk keluaran Djarum tersebut. Namun, orang-orang Lamongan, Jawa Timur punya kebangaan tersendiri sama merek rokok ini. Sering dari mereka menyebut bahwa LA merupakan singkatan dari Lamongan asli. Sebenarnya orang Lenteng Agung, Jakarta Selatan juga bisa klaim sih. Tapi bagi beberapa anak gaul istilah LA mereka sebut merupakan kepanjangan dari Lumayan Anjay!

Sampoerna bisa dikatakan sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. A Mild dan Dji Sam Soe adalah dua produk mereka yang menurut statistik memiliki penjualan terbesar, ets ets ets kok jadi kayak presentasi keberhasilan produk ya?! Baim jadi bingung. Intinya gini, Sampoerna juga punya kepanjangan yang unik lho yaitu salam dari poejangga buat anda, beehh sedap kali macam nak-nak indies pecinta kopi penikmat senja.

Sebenarnya berbagai merek rokok tadi dan lebih banyak lagi juga punya plesetan atau kepanjangan yang lain. Bahkan berbagai kepanjangan itu berbau aroma birahi seperti Ardath yaitu aku rela ditiduri asal tidak hamil tapi ada juga yang bernafaskan semangat kebajikan seperti Dunhill (dunia hampa tanpa ilmu). Nampaknya bukan saja kehadiran rokok yang mewarnai khasanah kebudayaan Indonesia, ragam singkatan-singkatan lucu itu juga berkontribusi dalam dunia komedi di tanah air, tsahhh!

Tetap menjadi perokok santun, dan jangan lupa bakar dulu rokoknya sebelum diudud!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Indi Hikami

Indi Hikami

Seorang lelaki yang tak pernah merasa kesepian