logo boleh merokok putih 2

Sukses Bertani Tembakau Bersama Kemitraan Djarum di Temanggung

Saat mengawali pertemuan sosialisasi, terdengar sapaan berupa pertanyaan dari pria berwajah lugu dan santun di depan banyak petani, “pripun kabare? Panene tahun wingi rugi nopo boten? (gimana kabarnya? Panen tahun kemarin rugi apa tidak?”. Sapaan khas orang Semarang, tak lain ia adalah pak Slamet nama panggilan akrab ketua tim kemitraan petani Djarum. Ia bertanggungjawab penuh masa depan petani binaannya di Kabupaten Temanggung.

Waktu itu akhir bulan Januari tanggal 31, sore hari sekitar jam 14.00, hujan sangat deras merata di Temanggung. Jarak penglihatan di jalanan hanya bisa ditembus  2-3 meteran saja. Yang terlihat hanya rintikan hujan dan mendung pekat. Lampu bahaya terlihat menyala di setiap Mobil yang melintas di jalanan. Pengendara sepeda motor jarang terlihat melintas, hanya sesekali itupun mereka harus ektra hati-hati dan jalannya sangat pelan. Dipinggi jalan banyak orang-orang berteduh, menyelamatkan diri dari derasnya air hujan.

Baca: Budidaya Tembakau Nusantara

Keadaan di atas tidak mematahkan semangat petani tembakau di Temanggung. Mereka rela mendatangi undangan dari gudang salah satu grader, tempat mereka menjual hasil panen tembakaunya. Undangan tersebut tidak lain untuk mendengarkan presentasi sosialisasi dari tim kemitraan. Tentang tujuan kemitraan, persyaratan, kapan mulai membuat bibit, memulai tanam, cara membuat bibit yang baik, cara menanam yang baik, bibit apa yang harus ditanam, cara pengolahan tembakau sesuai permintaan pabrikan Djarum, sampai informasi tentang bagaimana cara merawat tanaman tembakau agar mendapatkan kualitas dan kuantitas memuaskan.

Informasi dari tim kemitraan sangat ditunggu-tunggu petani, kata kakek dengan panggilan akrab mbah Margo salah satu petani yang datang saat itu dari Kecamatan Paraan atas (pegunungan). Walaupun bertanam tembakau sudah menjadi kebiasaannya. Pengetahuan dan pengalamannya menjadi petani tembakau sudah berpuluh-puluh tahun, tetap informasi dari sosialisasi tim kemitraan sangat dibutuhkan, terlebih informasi mengenai kebutuhan pabrikan dan informasi cuaca yang saat ini sulit dipredeksi. Biasanya dalam sosialisasi akan di kasih tahu jenis tembakau apa yang dibutuhkan Djarum,  kapan baiknya mulai menanam di daerah atas dan daerah bawah, karena ada perbedaan, tegas Mbah Margo.

Semangat para petani untuk menanam tembakau lagi terlihat saat itu. Mereka sangat antusias mendengarkan dengan khidmad pak Slamet saat memberikan materi sosialisasi kemitraan. Yang datang dari penjuru kecamatan di Kabupaten Temanggung. Sebenarnya selain sosialisasi, juga dilakukan pendataan kembali petani yang bermitra dengan Djarum, karena sudah menjelang  penanaman. Menurut pak Slamet tiap tahun petani binaan Djarum selalu bertambah jumlahnya, dan tidak menutup kemungkinan melebar sampai daerah Kabupaten Magelang dan Wonosobo. Banyak petani asal dari dua daerah tersebut, di wilayah yang berdekatan dengan Temanggung sudah banyak yang ikut dan mendaftar menjadi petani kemitraan Djarum.

Baca: Filosofi dan Nilai Budaya di Balik Budidaya Tembakau

Sebenarnya mereka sudah jago cara menanam dan budidaya tembakau, apalagi punya pengalaman bertani sudah lama. Jadi sosialisasi fungsinya hanya saling mengingatkan bagaimana harusnya yang dilakukan sebagai petani agar tertib. Yang terpenting adalah pendataan jumlah petani dan luas lahan. Yang kemudian berhubungan dengan bantuan bibit unggul untuk keseragaman, sesuai kebutuhan dan prioritas pembelian pabrik Djarum, jelas Angga salah satu tim kemitraan yang selama ini mendampingi pak Selamet.

Waktu penyuluhan tergantung permintaan grader dan petaninya, yang jelas dilakukan mulai bulan Januari di tahun 2019 ini dan di akhiri awal bulan Pebruari. Grader dan petani kemitraan Djarum jumlahnya banyak, jadi sosialisasi/penyuluhan tidak mungkin dilakukan satu pertemuan. Ada banyak pertemuan yang harus diagendakan tim kemitraan, dan menyesuaikan jadwal grader atau petani.

Hal yang terpenting dalam kemitraan, sebagai berikut:

Tujuan Kemitraan:

  1. Pabrik Rokok
    • Kemurnian kualitas dan karakter tembakau Temanggung.
    • Tercukupinya kuantitas dan kualitas bahan baku sesuai dengan spek yang diinginkan pabrik.
  2. Grader
    • Dapat menyajikan tembakau  sesuai dengan permintaan pabrik.
    • Pekerjaan lancar, tidak ada permasalahan,  hasil sesuai dengan rencana maka penggunaan sumber daya menjadi lebih effisien.
  3. Petani
    • Menguasai good agricultural practices (GAP) / praktek usaha petanian yang baik.
    • Mencapai produktivitas dan kualitas yang maksimal sesuai dengan potensi
    • Memperoleh keuntungan yang memadai dari usaha taninya.
    • Kepastian pasar yang jelas

Syarat Menjadi Mitra:

  1. Lahan yang diukur merupakan lahan calon petani mitra, dengan status milik / sewa
  2. Lahan yang diukur merupakan lahan dengan penggunaan lahan yang tidak ada potensi untuk di tumpangsarikan terutama dengan tanaman sejenis : cabe, terong, tomat
  3. Lahan harus terletak pada satu cluster yang sama lokasi bisa lebih dari satu dengan ketetuan minimal 0,35 ha / petani
  4. Bersedia menjalankan GAP yang telah dianjurkan dari PT Djarum dan Grader

Ketentuan Menjadi Mitra:

  1. Varietas tanaman tembakau jenis Kemloko 1, 2 & 3 (asli Temanggung)
  2. Pengolahan tembakau saat panen bebas gula
  3. Tembakau yang dibeli adalah tembakau yang memenuhi standart kualitas pembelian PT Djarum
  4. Harga mengikuti harga pasar

Jadwal Pembibitan:

  1. Daerah pegunungan pembibitan di mulai bulan Februari minggu ke III dan IV, akhir pembibitan bulan Maret minggu ke I dan III
  2. Daerah rendah/sawah awal pembibitan bulan Maret minggu IV – April minggu I, akhir pembibitan  bulan April minggu III – minggu IV.

Tujuan Pembibitan:

  1. Mendapatkan Bibit sehat dan seragam
  2. Mendapatkan jumlah bibit cukup sesuai perhitungan luasan lahan
  3. Memperoleh jenis bibit murni sesuai kebutuhan (tidak varietas campuran).

Tahapan Pembibitan

      1. Persiapan Benih, meliputi:

a. Dosis benih = 5 gr per 1 Hektare

b. Dalam 1 gr benih = ± 7.500 benih

c. Bila daya berkecambah (DB) ± 80 % = 5 gr x 7.500 x 80%

d. Bibit yang tumbuh = 37.500 tanaman

        (Hitungan di atas sudah termasuk cadangan untuk sulaman)

e. Teknis sebar benih; apabila luas media tanam cukup, teknis sebar benih yang dianjurkan adalah dicampur dengan abu sekam. Apabila luas media tanam tidak mencukupi, maka teknis sebar benih yang dianjurkan adalah diaduk tanah.

f. Cara memperoleh benih yang murni dan baik, harus mengetahui asal usul / sumber benih apakah dari BALITTAS, Dinas Pertanian  atau Seeding Center. Daya kecambah terukur sehingga dosis sebar bisa ditentukan. Bebas Hama dan Penyakit.

2. Persiapan Lahan

  1. Tanah digemburkan sehingga akar mudah berkembang
  2. Menyediakan ruang untuk respirasi akar
  3. Mematikan gulma dan penyakit dalam tanah
  4. Tanah siap menjadi media tumbuh bagi tanaman

Sempurna tidak sempurna

3. Persiapan Media Tanam

  1. Tanah yang digunakan adalah tanah dan pupuk kandang yang sudah matang
  2. Tanah berasal dari tanah steril (sudah dikeringkan dan bukan dari tanah bekas tanaman yang terserang penyakit)
  3. Media tanah dicangkul ringan di para-para minimal 2x
  4. Sebar Benih;

Setelah bibit dan lahan siap, kemudian sebarkan benih dengan ditutup memakai jerami

  1. Pemupukan
  2. Pemupukan pertama
  1. Pemupukan kedua, dilakukan apabila pertumbuhan bibit kurang baik (21 HSS). Pupuk yang digunakan adalaj KNO3 (30 – 50 gram per bedeng dengan ukuran 1×5 m) dicampur dengan air ±10 liter, selanjutnya bedengan disiram kembali dengan air (pembilasan)
  2. Penyiraman

Frekuensi penyiraman berdasarkan umur bibit/umur hari setelah sebar (HSS):

0 – 10 HSS : 3x Sehari (fase kritis)

11 – 21 HSS : 2x Sehari

22 – 35 HSS : 1x Sehari

36 – 45 / 50 HSS : Periode stress air/kering

  1. Penjarangan & Hardening
    1. Penjarangan dilakukan agar jarak antara bibit ideal (4-5 cm) sehingga tidak

terserang hama & penyakit. Penjarangan dilakukan pada umur bibit 21-25 hari dengan cara: basahi bedengan sore hari sebelumnya dan pagi hari sebelum bibit dicabut, cabut bibit  yang akan ditanami dengan hati-hati, tanam bibit pada bedengan yang kerapatan bibitnya jarang, siram bibit sesegera mungkin setelah dipindah.

  1. Bibit dibiasakan untuk terkena sinar  matahari langsung. Tujuan hardening agar bibit dapat beradaptasi dan memperkuat jaringan daun, batang serta mengurangi resiko penyakit karena jamur. Pelaksanaan hardening mulai umur 21 HSS secara bertahap.Pada kondisi hujan tidak dianjurkan.
  2. Klipping

1. Dilakukan antara jam 08.00 sampai 11.00 (usahakan cuaca cerah)

2. Kliping dilakukan pada saat bibit pertumbuhannya terlalu lebat atau saling menutup batangnya.

3. Kliping adalah kegiatan memotong sebagian atau 2/3 daun bibit tembakau.

4. Frekuensi kliping dilakukan bisa satu, dua kali atau lebih sesuai dengan perkembangan bibit dan persiapan lokasi areal tanam.

5 Lima sampai tujuh hari menjelang transplanting, kegiatan kliping sebaiknya sudah selesai.

Tujuan klipping: menjaga lingkungan bibit agar tidak lembab, memperbesar batan,menyeragamkan ukuran benih, dan memperkuat pertumbuhan akar

  1. Pencabutan Bibit, agar mendapatkan jarak tanam yang sesuai lahan

Dalam satu hamparan direkomendasikan selesai tanam maksimal 3 Hari. Umur  tanaman akan menjadi sama atau seragam. Performance tanaman juga akan menjadi  seragam. Kemasakan daun pada saat petik juga menjadi seragam. Memudahkan pada saat  proses panen dan pasca panen. Tembakau kering yang dihasilkan pun juga seragam.

  1. Pengendalian Hama & Penyakit

~ Pada awal penyebaran benih direkomendasikan untuk melakukan penyemprotan fusngisida (jamur), seperti Previcur, Redomil & Antracol

~ Hama yang sering dijumpai: semut (Decis), janggel, orong-orong

  1. Tahapan Perawatan
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Udin Badruddin

Udin Badruddin

Seorang santri dari Kudus. Saat ini aktif di Komite Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK).