REVIEW

Pola Makan Tidak Sehat Membunuhmu

Rokok selalu dikambinghitamkan sebagai penyebab dari tingginya angka kematian umat manusia. Angka dan data jadul yang selalu diulang-ulang mengenai rokok penyebab kematian, seakan membius kita bahwa rokok-lah musuh bersama. Sementara rokok dijadikan musuh bersama, kita justru abai terhadap musuh riil yang sedang mengintai kehidupan kita.

Baru-baru ini sebuah penelitian menyatakan bahwa pola makan yang tidak sehat lebih banyak meningkatkan resiko kematian dini daripada faktor risiko lainnya, termasuk merokok.

Baca: Cerita Rakyat Tentang Kretek dan Tembakau di Tiga Kota (Kudus, Temanggung, Madura)

Ini artinya agen malaikat pencabut nyawa manusia ada di pola makan kita. Apakah sudah sehat atau tidak sehat? satu hal yang seringkali diabaikan.

Berdasarkan Studi Global Burden of Disease yang mengamati konsumsi makanan di 195 negara, antara tahun 1990 dan 2017, fokus pada 15 jenis makanan atau nutrisi mengamini pola makan tidak sehat adalah penyebab terbesar kematian manusia.

Penelitian lainnya yang bersumber dari Medical News Today, dalam sebuah makalah yang dimuat dalam The Lancet, para peneliti menyimpulkan, pola makan yang buruk menyumbang 1 dari 5, atau 11 juta, kematian orang dewasa pada tahun 2017. Sebagian besar dari kematian itu, sekitar 10 juta, berasal dari penyakit kardiovaskular.

Sisanya terutama dari kanker dan diabetes tipe 2. Peringkat negara-negara dari tingkat kematian terkait diet terendah ke tertinggi menempatkan Israel pertama, dengan 89 kematian per 100.000 orang, dan Uzbekistan terakhir, dengan 892 per 100.000. Amerika Serikat, dengan 171 kematian per 100.000, berada di posisi ke-43 dan Inggris di peringkat ke-23, dengan 127 kematian per 100.000. India di tempat ke-118, dan Cina di ke-140.

Baca: 10 Manfaat Rokok bagi Kesehatan Anda

Penelitian termutakhir yang di sebutkan di atas merupakan penelitian yang bersifat global, lalu bagaimana dengan di Indonesia? Apakah kasus pola makan yang tidak sehat juga menjadi penyebab kematian terbesar?

Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Triyani Kresnawan, DCN,Mkes, Instalasi Gizi RSCM dan diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Gizi Kementerian Kesehatan menyebutkan, pola makan yang tidak seimbang yang menyebabkan resiko munculnya penyakit kanker antara lain kebiasaan makanan cepat saji (fast food).

Persoalan menjaga keseimbangan dalam pola makan ini juga disampaikan oleh Spesialis Patologi Anatomi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr Evalina Suzana. Ia mengatakan pola makan yang sehat merupakan bagian bentuk pencegahan dari penyakit kanker. Di luar dari olahraga yang teratur, minum air, dan tidur yang cukup.

Menurut Eva, sebuah pola bisa dibilang sehat jika semua yang masuk ke dalam tubuh seimbang. Tidak boleh berlebihan bukan berarti tidak dimakan sama sekali. Harus terdiri dari 50 persen protein, 30 persen karbohidrat, dan 20 persen lemak dan serat. Itu harus dipenuhi di luar mineral-mineral yang ada.

Nah loh, berdasarkan hasil-hasil penelitian yang menyatakan bahwa pola makan tidak sehat merupakan penyebab resiko kematian terbesar, lalu mengapa hanya rokok yang terus-menerus dituduh dalam kampanye kelompok-kelompok antirokok yang mengatasnamakan kesehatan?

Untuk memahami hal ini tentunya anda harus mengetahui bahwa terdapat perang bisnis nikotin antara industri farmasi dan industri rokok, atau yang sering kami sebut sebagai “Nicotin War”.

Maka Anda tak usah heran jika rokok diframing bertentangan dengan kesehatan, karena semua semata hanyalah akal-akalan pihak industri farmasi untuk memenangi pertarungan bisnis nikotin tersebut.