REVIEW

Tentang Lo Fi Music, Alunan Nada Sederhana Pemikat Sukma

Fenomena digital saat ini memberi satu warna dalam dunia musik yaitu Low Identify Music atau yang populer disebut sebagai Lo Fi Music. Bagaimana bisa musik dengan irama seadanya bahkan dibuat dengan biaya yang sangat sederhana itu kini bisa populer dan digandrungi banyak orang. Tentu bukan hanya faktor algoritma youtube yang membuat anda tenggelam dalam iramanya. Namun memang Lo Fi cukup ampuh untuk menenangkan kalian dari segala keruwetan hidup.

Meski banyak yang bilang Lo Fi adalah musik saat ini, namun sejatinya dia adalah akulturasi dari segala perkembangan jaman. Sebelum youtube dan spotify ditemukan, Seorang David Mattis kemudian mengaransemen lagu ‘My Song’ yang dibawakan oleh Johnny Ace yang disebut-sebut oleh hotvox.co.uk sebagai lagu Lo Fi pertama di dunia. David Mattis mengakui bahwa membuat lagu tersebut dengan budget minimal dan hanya dengan 15 menit waktu pekerjaan. Ajaibnya lagu tersebut kemudian memuncaki tangga teratas Billboard R&B chart pada 1952.

Baca: Dangdut Koplo, “Jalan Baru” Musik Dangdut Indonesia

Seiring perkembangan jaman, Lo Fi kemudian masuk ke dalam ranah hip hop. Bisa dikatakan, Lo Fi mulai mendapatkan modifikasi dan kemudian menjadi populer di kuping para pendengar. thenextwavechichago.com menyebutkan bahwa ada andil musisi hip hop top saat itu. Mereka adalah nama besar seperti RZA, Madlib, and Wu-Tang, serta J Dilla. 

Di kemudian hari pria yang memiliki nama lengkap James Dewitt Yancey itulah yang justru berkibar dengan aliran Lo Fi hip hop. 

Perkembangan Lo Fi juga kemudian beriringan dengan tumbuhnya musik-musik Vaporwave yang lebih dikenal memiliki spirit perjuangan. Meski disebut-sebut oleh sebagian pihak sebagai musik sampah (karena dibuat dengan hanya meremake lagu klasik) namun Vaporwave hadir sebagai bentuk jengahnya anak muda terhadap budaya konsumerisme yang tengah tinggi di era 90 hingga 2000 awal. Musik Lo Fi dan Vaporwave memiliki rasa yang hampir sama serta dianggap oleh penikmatnya sebagai musik yang aestethic. 

Baca: Memuja-muja Didi Kempot, Mengagung-agungkan Patah Hati

Jauh dari tanah kelahiran hip hop di Amerika Serikat, ada seorang musisi cerdas bernama Jun Seba atau yang identitik dengan nama Nujabes. Boleh dibilang, dia yang membawa penulis mengeksplore lebih dalam tentang aliran musik lo fi hip hop. Nujabes dengan cepat menjadi terkenal karena produksinya yang unik. Suara musik yang khas, bernostalgia, dan pengaruh jazz yang memberikan atmosfer tersendiri secara kebetulan menciptakan gaya yang sangat sebanding dengan J Dilla.

Dua tokoh di atas kemudian memberikan inspirasi kepada kreator-kreator Lo Fi music selanjutnya. Jika berbicara tentang proses pembuatannya tentu dianggap sebagai sesuatu yang mudah. Musisi lokal seperti Mardial bahkan pernah memberikan tutorial lengkapnya hanya dalam waktu singkat lewat akun youtubenya. Cukup ambil sampel musik klasik, potong di beberapa bagian (agar tak melanggar hak cipta), padukan dengan beat hip hop, beri musik tersebut sentuhan efek hujan, maka boom! jadilah sebuah Lo Fi music. 

Tapi nyatanya membuat musik yang nikmat tak semudah itu, menentukan nada yang pas dan menjahitnya dalam alunan ritme yang menarik butuh pemahaman tentang musik. Walau  Lo Fi music dianggap musik yang murah, namun alunannya cukup ampuh menemani waktu luangmu. Maka tak heran jika banyak ragam playlist Lo Fi di spotify dan youtube dengan judul-judul seperti lo fi hip hop/chillhop/jazzhop/beats to relax/beats to study atau yang lainnya.

Baca: Iklan Djarum 76 dan Goyangan Sekretaris Cantik yang Tengah Naik Daun

Lo Fi di era modern kini diidentikkan pula dengan sesuatu yang berbau Jepang seperti anime bahkan dorama-dorama klasik. Ragam playlist di atas tentu jika kalian putar maka memiliki gambar background seperti potongan gif film dari Studio Ghibli, Cowboy Bebop, hingga Neon Genesis Evangelion. Menurut musicthehangup.com, penggabungan antara lo fi dan anime terinsipirasi juga dari Nujabes yang memang juga membuat soundtrack untuk anime top karya Shinji Obara. 

Nujabes dan J Dilla memang sudah terlebih dahulu meninggalkan kita. Walau demikian tunas-tunas muda banyak bertumbuhan. Karya-karya lo fi saat ini yang familiar di telinga para pendengarnya adalah Saib, Yungbae, Jinsang, Kudasai, Elijah Who, bahkan ada juga yang dari Indonesia yaitu Jordy Chandra, Icecream, dan PXZVC.

Musim hujan kini bakal mulai tiba di tanah air. Mulai awal September hingga mungkin karanya awal tahun depan hujan mulai turun dan membasahi tanah. Musim penghujan adalah waktu yang tepat untuk mendengarkan musik-musik Lo Fi. Siapkan earphone anda dan biarkan dirimu tenggelam rileks didalam alunannya.