logo boleh merokok putih 2

Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Tembakau

harga tembakau

Masa panen adalah saat yang dinanti-nanti petani tembakau. Tentunya harapan petani, tanaman tembakaunaya tumbuh dengan baik, kualitas bagus dan jumlahnya banyak, serta harganya bagus. Di saat tanaman tembakaunya bagus, baik kualitas dan kuantitasnya, biasanya diikuti dengan harga bagus pula. Namun tidak bisa dipastikan, karena masalah harga tidak bisa petani serta merta yang menentukan, ada faktor yang sanagat kompleks. Yaitu situasi dan kondisi sektor pertembakauan di lapangan. 

Baca: Naiknya Cukai Rokok Ancaman Bagi Buruh Industri Rokok

Artinya, semua yang berpengaruh terhadap perusahaan rokok, itulah nanti akan mempengaruhi harga pembelian tembakau. Petani hanya punya perkiraan harga berdasarkan “titen” atau kebiasaan, tidak bisa dipastikan, karena harga tembakau sangat ditentukan oleh dinamika alam, situasai dan kondisi rokok di lapangan, diantaranya adalah:

Pertama; faktor iklim / cuaca, di saat memulai tanam tembakau air hujan masih terlihat menetes, kemudian menjelang panen musim kemarau tiba, biasanya kualitas dan kuantitas tembakau petani bagus. Di saat itu pula diiringi harga jual tembakau bagus, dan petani mendapatkan keuntungan. Inilah kejadian dan kebiasaan yang terjadi. Di saat cuaca mudah diprediksi, petani mudah memperkirakan hasil tanaman tembakaunya. Sebaliknya, ketika cuaca sulit diprediksi, petani hanya pasrah. Seperti halnya, di tahun-tahun terakhir ini, iklim dan cuaca sulit diprediksi, bahkan cenderung berubah dari kebiasan. Waktu mulai tanam sampai menjelang panen, terkadang intensitas hujan turun masih tinggi, berdampak terhadap kualitas dan kuantitas tanaman tembakau menurun. Karena tembakau, termasuk tanaman yang tidak memerlukan banyak air. Jika kebanyakan air, akan membusuk dan mati atau kualitasnya jelek.

Di tahun-tahun terakhir ini faktor cuaca selain sulit diprediksi juga sudah bisa dibuat patokan untuk mendapatkan harga tembakau bagus. Mungkin dahulu ya, dengan cuaca yang mendukung, hasil tanaman bagus, harga jual tembakau bagus. Sekarang belum tentu demikian, karena banyak faktor. 

Baca: Mitologi Munculnya Srintil, Tembakau Terbaik dan Termahal di Dunia

Contohnya, bisa jadi harga tembakau naik bagus saat cuaca tidak sesuai dan tidan mendukung tanaman tembakau, karena kelangkaan tembakau. Saat itu, banyak tanaman tembakau yang mati, atau banyak tanaman tembakau kuwalitasnya jelek. Nah, keadaan kelangkaan tembakau inilah memicu petani mendapatkan harga jual tembakaunya bagus. Sebaliknya, dengan cuaca dan iklim yang mendukung tanaman tembakau, belum tentu harga tanaman tembakau petani bagus. Bisa jadi harga yang diperoleh justru jauh dibawah harga saat cuaca tidak mendukung. Kenapa demikian, dimungkinkan jumlah atau kuantitas tanaman tembakau over, sehingga harga pasaran tembakau anjlok karena saking banyaknya persediaan tembakau. 

Belum lagi, jika saat tembakau bagus akan tetapi kondisi pasaran rokok melemah, jelas akan mempengaruhi harga pembelian tembakau. Beda, walaupun kondisi tembakau tidak begitu bagus, namun permintaan pasar rokok kencang, bisa jadi harga pembelian tembakau bagus. 

Jadi, faktor iklim dan cuaca memang bisa memprediksi bagus dan tidaknya kualitas dan kuantitas tembakau. Namun belum tentu dengan kualitas tembakau bagus mendapatkan harga jual bagus karena kuantitasnya berlebihan atau permintaan pasar rokok baru melemah. Realita perdagangan tembakau demikian saat ini. Ada petani yang merasakan keuntungan lebih dari hasil tanamannya di saat cuaca tidak mendukung.  Sebaliknya ada petani yang merasa hasil tanaman tembakaunya tidak sesuai prediksi (keuntungan yang lebih) walaupun kualitas tembakaunya bagus dengan dukungan cuaca bagus. Ada juga, petani yang merasa mendapatkan harga tembakaunya bagus karena kuwalitas dengan daya dukung iklim. 

Kedua, faktor regulasi dan kebijakan pemerintah. Faktor ini memang tidak mempengaruhi secara langsung harga jual tembakau. Namun justru faktor regulasi dan kebijakan pemerintah ini berdampak sangat signifikan terhadap permintaan tembakau, yang selanjutnya berdampak terhadap harga jual tembakau petani. Kebijakan yang tidak melindungi tanaman tembakau, maka harga tembakau pasti semakin terpuruk, tembakau tidak dihargai lagi sebagai komuditas tanaman unggulan. Tak hanya itu, kebijakan yang tidak melindungi perusahan rokok dan tidak melindungi rokok pun akan berdampak terhadap harga jual tembakau. 

Ambil contoh kebijakan kenaikan tarif cukai rokok yang rencananya sampai 23%, akan berdampak terhadap harga jual tembakau. logikanya, jika dampak kenaikan tarif cukai tersebut membuat permintaan pasar menurun, maka permintaan tembakau turun dan selanjutnya harga jual tembakau ikut menurun. Sebailiknya, dengan kenaikan tarif cukai naik, ternyata permintaan pasar rokok meningkat, maka permintaan tembakau pun meningkat dan kemudian harga tembakau ikut bagus.

Baca: Beberapa Manfaat Tembakau Selain untuk Bahan Baku Rokok  

Faktor regulasi dan kebijakan yang melindungi rokok dan tembakau sangat penting untuk menentukan bagusnya harga tembakau. Apalgi jika kebijakan pemerintah tidak melindungi perusahaan rokok, tentu perusahan akan melakukan itung-itungan. Jika dalam kalkulasinya masih untung, pastinya perusahaan masih akan tetap berproduksi, dan masih akan membutuhkan tembakau.

Contoh kebijakan lain yang merugikan petani tembakau, disaat pemerintah mengeluarkan kebijakan perusahaan rokok dengan ketentuan 200m2, maka banyak industri rokok rumahan tutup, berakibat permintaan tembakau turun, terlebih tembakau kelas menengah ke bawah. Contoh lagi kebijakan pemerintah low nikotin dan tar, maka berdampak harga jual tembakau yang tidak memenuhi aturan pemerintah tersebut akan menurun. Sedangkan mayoritas tanaman tembakau petani Indonesia dengan kearifan lokalnya sulit untuk memenuhi aturan tersebut.  

Jadi sebenarnya faktor harga jual tembakau sangat kompleks. Industri atau perusahaan rokok sebagai pihak yang melakukan permintaan tembakau dalam menentukan patokan harga beli pastinya memperhitungkan kuwalitas, kuantitas dan kebijakan pemerintah. Untuk itu harus ada sinergi antara industri rokok dan petani agar saling menguntungkan. Karena satu-satunya serapan tembakau terbesar di Indonesia hanya diperuntukkan sebagai bahan baku rokok kretek. Kalau nantinya industri rokok dirugikan adanya kebijakan pemerintah sudah pasti berdampak terhadap harga jual tembakau petani. Selanjutnya jalinan antara industri rokok kretek dan petani harus kuat, harus ada keterbukaan, saling dukung mendukung. Industri rokok kretek harus menghargai hasil tanaman tembakau petani Nusantara, begitu juga petani harus mendukung industri rokok kretek nasional. Jangan sampai terjadi antara industri rokok kretek dan petani seakan-akan berdiri sendiri-sendiri, sehingga stabilitas harga jual tembakau terjaga dengan baik.       

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Udin Badruddin

Udin Badruddin

Seorang santri dari Kudus. Saat ini aktif di Komite Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK).