REVIEW

My Chemical Romance dan Reuni yang Dirindukan

November 2019 ini menjadi bulan yang baik, setidaknya untuk saya sendiri. Diawali dengan hujan deras dan mendung yang mulai memayungi Indonesia, menandakan berakhirnya musim panas. Bulan ini juga saya mendapatkan kabar yang menyenangkan; My Chemical Romance akhirnya manggung dan bermusik lagi. Satu kabar yang cukup mengejutkan mengingat band asal Inggris tersebut sudah vakum karena menyatakan bubar pada 2013 lalu.

My Chemical Romance adalah soundtrack kehidupan saya saat masih mengenyam pendidikan di bangku SMA. Saya merupakan orang yang cukup banyak mendengar varian genre musik, kesenangan terhadap mendengarkan radio ternyata membuka cakrawala musik dalam kehidupan saya. My Chemical Romance adalah salah satunya, dia semacam band yang lagunya wajib didengarkan oleh tongkrongan saya. Jika tak berlebihan, saat nongkrong lagunya selalu diputar bak lagu kebangsaan yang terus dinyanyikan saat upacara kemerdekaan tiba.

Segala hal yang berbau My Chemical Romance menjadi buruan saya dan teman-teman di tongkrongan saat itu. Pada dekade 2009-an, kami masih tak kesulitan untuk mencari kaset CD band yang digawangi oleh Gerard Way, Ray Toro, Mikey Way, Frank Iero tersebut. Untuk membeli kasetnya kami mampu, namun kami memiliki keterbatasan untuk membeli merchandise My Chemical Romance seperti kaos, poster, dan yang lainnya. Beruntungnya di era saat itu kami memiliki Blok-M, tempat dimana merchandise band-band dan musisi dari segala genre dijual di sana, dan yang terutama, harganya sangat terjangkau!

My Chemical Romance juga adalah tentang kisah cinta SMA saya. Kata orang, cinta saat SMA adalah sesuatu yang indah, saya cukup sepakat. Karena rasanya cinta saat itu terasa murni. Suka pada pandangan pertama, mengejar seseorang tanpa berpikir panjang dan ribet. Jika jadian dan berpacaran dunia serasa milik berdua. Sebaliknya, bila putus dunia rasanya berhenti dan butuh upaya yang kuat untuk bangkit lagi.

Seringnya, My Chemical Romance menjadi pengiring kisah patah hati saya. Baik itu saat putus dari pacar atau gagal mendapat cewek yang diidamkan. Maka sudah pasti lagu dengan judul seperti Helena, Cancer, I dont love you, selalu saya putar di hape nokia 6600 saya yang bentuknya mirip peti mati itu. Sebuah kenangan yang tak pernah saya lupakan bagaimana lagu itu terus saya dengarkan juga saat perjalanan dari rumah menuju sekolah, di antara Jakarta yang hujan, di dalam metromini yang saat itu secara tidak resmi menjadi bus sekolah bagi para pelajar.

Maka saya juga berterimakasih juga pada kehadiran MTV yang tayang di Global TV pada saat itu. Saya tidak mau untuk membandingkan zaman, anak sekarang beruntung memiliki internet dengan youtube dan spotify. Kami saat itu menunggu tayangan dari MTV untuk mendengarkan lagu-lagu top. Tentu awal saya menyukai My Chemical Romance berkat MTV, saat mereka memutar video klip lagu ‘Helena’ yang membuat saya langsung jatuh cinta.

Jika saya tidak salah, My Chemical Romance pernah sekali tampil di Jakarta saat Januari 2008 silam. Saat itu saya masih kelas dua SMA dan belum memiliki penghasilan sendiri, jajan pun hanya 10 ribu rupiah dalam sehari. Tapi ini bukan persoalan saya datang /tidak ke konser tersebut. Menurut saya, konser pada Januari 2008 tersebut menjadi awal mula hype My Chemical Romance di Indonesia mulai tumbuh.

Memang, Gerard Way dkk memulai dan merilis album pertama pafda 2002 silam. Namun bisa dikatakan, My Chemical Romance mulai dikenal banyak orang dan sukses lewat album The Black Parade. Lewat album berdurasi 51:56 menit ini My Chemical Romance juga berhasil masuk dalam nominasi Grammy Award 2008 lalu dengan kategori ‘Best Boxed or Special Limited Edition Package’. Meski pada akhirnya pada nominasi tersebut mereka harus kalah dari band Inggris yang lebih senior, Radio Head.

Bicara My Chemical Romance adalah tentang nostalgia dan nantinya tepat pada 20 Desember ini mereka akan berkumpul lagi untuk gelaran konser reuni di Shrine Expo Hall di Los Angeles. Saya memang tidak akan hadir di acara tersebut mengingat lagi-lagi keterbatasan waktu dan dana. Namun setidaknya, di tanggal tersebut saya akan nongkrong kembali bersama rekan-rekan SMA dan membicarakan hal-hal yang sudah-sudah, membosankan? Tidak. Karena masa SMA adalah hal yang terindah dalam fase kehidupan, terima kasih My Chemical Romance.