tembakau
PERTANIAN

Setelah Panen Tembakau Usai

Saya masih sering tertawa jika mengingat kampanye-kampanye yang dilakukan oleh mereka para anti-rokok terutama kampanye-kampanye yang menyasar langsung ke para petani tembakau. Salah satu kampanye yang mereka lakukan adalah menggelontorkan usulan sekaligus anggaran agar para petani tembakau mau menyudahi kegiatan mereka menanam tembakau tiap musimnya, diganti dengan komoditas pertanian lainnya.

Mengapa saya tertawa? Karena jika melihat langsung kampanye mereka, apa yang mereka suarakan, saya yakin mereka sama sekali tidak mengerti pertanian tembakau. Dan saya yakin kebanyakan dari mereka tidak pernah langsung turun ke lapangan untuk melihat langsung seperti apa para petani itu bekerja di ladang-ladang milik mereka. Para anti-rokok itu, bergerak di tataran elitis tanpa mau menyentuh dan berhubungan langsung dengan para petani tembakau di lapangan.

Mereka sama sekali tidak paham bahwa tembakau itu ditanam di musim kemarau. Hanya di musim kemarau karena pertanian tembakau memiliki kekhasan tersendiri, ia tidak bisa menghasilkan tembakau yang baik jika ditanam di musim penghujan. Jangankan di musim penghujan, ditanam di musim kemarau saja, namun ternyata ada anomali di musim kemarau sehingga hujan masih tetap turun meskipun tidak terlalu sering, lebih lagi saat mendekati musim panen, bisa dipastikan tembakau yang dihasilkan buruk, tidak laku di pasaran.

Baca: Sinergitas Pertanian Tembakau dengan Kondisi Alam

Maka, jika mereka para anti-rokok itu datang ke Temanggung, Jember, Bojonegoro, Boyolali, Madura, dan beberapa sentra pertanian tembakau lainnya pada musim penghujan seperti sekarang ini, mereka akan merasa berhasil dengan kampanyenya karena di wilayah-wilayah itu, tidak ada sebatang pun petani menanam tembakau. Mereka lalu akan koar-koar, bahwasanya saat ini petani juga bisa menanam komoditas lain yang bernilai ekonomis, tanpa perlu menanam tembakau lagi. Lucu. Iya, lucu karena mereka tidak memahami konteks keseharian para petani di wilayah-wilayah penghasil tembakau dalam siklus tanam sepanjang satu tahun.

Para petani di sentra-sentra penghasil tembakau, bukanlah petani satu komoditas pertanian saja. Mereka sudah sejak lama menanam komoditas lain di luar tembakau pada musim hujan. Mereka hanya menanam tembakau di musim kemarau saja.

Mari saya ajak Anda ke Temanggung, melihat bagaimana para petani bergeliat dengan lahannya sepanjang tahun bergulir. Pada masa-masa seperti sekarang ini, para petani di Temanggung sudah selesai dengan tembakaunya. Mereka tak lagi menanam tembakau, beralih ke komoditas lainnya. Nanti saat musim hujan hampir usai pada bulan Maret hingga April, mereka baru kembali menanam tanaman tersebut.

Lantas apa yang mereka tanam pada musim seperti sekarang ini, di musim penghujan?

Para petani di Temanggung mengklasifikasikan lahan mereka menjadi tiga kategori: lahan gunung, lahan tegalan, dan lahan sawah. Di tiga kategori lahan itu, selepas musim tembakau, para petani menanam komoditas yang berbeda-beda.

Di lahan gunung, yang didominasi lahan berkontur miring dengan kemiringan yang kadang mancapai titik ekstrem, para petani biasanya menanam bawang merah, bawang putih, kobis, dan beberapa jenis sayuran yang memang sangat cocok ditanam di wilayah pegunungan.

Baca: Memahami Seluk-beluk Regulasi dan Kebijakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

Selanjutnya, di lahan tegalan, para pemilik lahan di luar musim tembakau akan menanami lahan mereka dengan komoditas jagung, cabai, terong, tomat, dan beberapa komoditas lainnya sesuai selera petani pemilik lahan.

Yang terakhir, di lahan persawahan, para petani menanami lahan mereka dengan tanaman padi.

Jadi, pada lahan yang sama, dalam satu tahun, ada minimal dua jenis komoditas yang ditanam oleh petani sebagai komoditas pertanian mereka. Selang-seling penanaman komoditas ini, selain untuk tetap memproduktifkan lahan sepanjang tahun, juga menjamin kesuburan lahan milik mereka. Karena, menurut keterangan beberapa petani di Temanggung yang saya temui, menanam selang-seling seperti itu lebih menjamin kesuburan lahan dibanding jika hanya menanam satu komoditas saja sepanjang tahun.

Pada musim penghujan, memang ada beragam tanaman produktif yang bisa dipilih petani untuk ditanam di lahan mereka. Maka pada musim seperti sekarang ini, lahan-lahan di sentra penghasil tembakau akan ditanami komoditas lain yang bervariasi tanpa ada tanaman tembakau sebatang pun. Nanti, ketika musim hujan akan segera berakhir, dan musim kemarau siap datang lagi, tembakau-tembakau akan kembali ditanam.

Mengapa hanya tembakau yang ditanam di musim kemarau? Karena sejauh ini, hanya tembakaulah yang cocok ditanam. Ia tak memerlukan banyak air, bahkan sebaliknya, dan nilai ekonominya berada pada posisi puncak dibanding komoditas lain jika ditanam di musim kemarau. Di daerah tertentu, pada musim kemarau, jangankan komoditas bernilai ekonomis tinggi namun membutuhkan banyak air, rumput-rumput sekalipun tak mampu tumbuh, ia mengering karena kemarau di wilayah pegunungan begitu kering. Namun tembakau, ia malah tumbuh subur dan memberi banyak rezeki kepada para petani.