logo boleh merokok putih 2

Aku Melinting Maka Aku Melawan!

Ucok Homicide pernah berkata dalam sebuah tayangan di youtube bahwa budaya tanding tetap musti ada untuk melawan hegemoni kekuasaan. Budaya tanding itu bisa dalam berbagai cara, misalnya jika ekonomi kapitalistik berkuasa maka pasar pasar rakyat harus tetap hadir untuk memberi alternatif bagi masyarakat. Jika ditarik dalam kasus rokok hari ini, kesewenang-wenangan pemerintah menaikan tarif cukai harus dilawan dengan budaya tanding yaitu melinting sendiri atau yang lebih familiar disebut tingwe.

Jika saya tidak berlebihan, mungkin sudah sejak lama pemerintah ada hanya bermain drama untuk menolong warganya. Dalam kasus rokok ini misalnya, glorifikasi berulangkali dilakukan ketika waktu panen hasil tarif cukai tiba. Nyatanya, berbagai regulasi dibuat dan terus dibuat bahkan mendiskriminasi para perokok itu sendiri. Kita juga nyaris tak mendapatkan alasan dan jawaban teoritis yang pasti mengapa pemerintah selalu menaikkan tarif cukai tiap tahunnya. 

Kekesalan para perokok ini makin kian membuncah di akhir-akhir 2019 lalu. Saat itu dengan arogannya kementerian keuangan menaikan tarif cukai sebesar 35%. Angka yang sangat signifikan dan sangat memberakan konsumen, produsen, bahkan petani! Parahnya kenaikan ini juga dibarengi dengan mandeknya laju ekonomi di skala nasional, mungkin juga regional ASEAN. Pilihan yang diambil pemerintah ini mungkin fatal karena ekonomi sedang tidak baik seharusnya mereka menjaga tingkat daya beli di masyarakat. 

Kalau sudah begini maka Tingwe jadi salah satu alternatif yang nyata. Bodo amat sama pemerintah yang tiap tahunnya selalu mendiskriminasi kita. Nyatanya, sebagai masyarakat toh kita juga punya berhak untuk melawan kesewenang-wenangan mereka. Mari kita linting sendiri tembakau dan papir kita, menikmati itu bersama-sama, sembari bergumam dalam hati dengan mengatakan Bodo Amat kepada pemerintah!

Lagian Tingwe juga kini bukan lagi jadi satu barang yang dianggap ndeso dikalangan masyarakat. Jikalau dulu Tingwe dilakukan mungkin hanya di kalangan pedesaaan, tentu dengan alasan irit. Sekarang ketika masyarakat kena dampak ekonomi yang kurang baik, di kota dan di desa pun tak segan-segan melakukan Tingwe. 

Tingwe ini akan lahir dengan spirit yang luar biasa. bolehlah banyak tren hadir karena seseorang bintang, tokoh terkenal, atau merek ternama. Tapi lahirnya Tingwe kali ini adalah tren perlawanan melawan hegemoni kekuasaan yang menindas. Kerennya Tingwe kali ini pula adalah ia bisa menciptakan kelompok kolektif-kolektif baru di masyarakat. Mungkin karena memang sifat Tingwe itu sendiri yang tak cukup nikmat untuk dinikmati sendiri. Tingwe memang sangat nikmat untuk dinikmati bersama-sama.

Jadi, 2020 telah tiba! Jangan sungkan-sungkan untuk mengikuti tren perlawanan ini. Aku melinting maka aku melawan!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Indi Hikami

Indi Hikami

Seorang lelaki yang tak pernah merasa kesepian