kretek nasional
OPINI

Kretek Sebagai Cerminan Kepribadian, Kedaulatan dan Kemandirian Nasional

Kretek merupakan produk khas asli Indonesia yang sangat memaksimalkan daya guna dari hulu ke hilir Industri Hasil Tembakau untuk kepentingan nasional. Dalih ini yang menjadikan kretek sebagai dalil bahwa kretek memiliki nilai kedaulatan nasional di dalamnya.

Kita bedah dari proses daya guna kretek di hulu. Bahan baku kretek berupa tembakau dan cengkeh yang ditanam di dalam negeri. Kretek menyerap sangat besar tembakau dan cengkeh dari hasil panen para petani. Pada sektor perkebunan tembakau dan cengkeh, kepemilikian lahan para petani 97 persen merupakan perkebunan rakyat atau dikuasai sendiri oleh para petani.

Menurut data dari Kementerian Pertanian, jumlah petani tembakau di Indonesia mencapai 1 juta jiwa. Sementara untuk jumlah petani cengkeh mencapai 1,5 juta jiwa. Ini belum termasuk para buruh dan pekerja paruh waktu lainnya ketika masa tanam dan panen.

Selanjutnya kita tinjau dari sisi produksi. Pabrik pembuatan kretek didominasi oleh industri dalam negeri. Serapan tenaga kerja di dalam negerinya pun tinggi. Hal ini disebabkan, trade mark kretek dikreasikan oleh anak bangsa.

Data Kementerian Perindustrian terkait Kretek Nasional

Merujuk data Kementerian Perindustrian, total tenaga kerja yang diserap industri kretek di sektor produksi berjumalah 4,28 juta pekerja di sektor manufaktur dan distribusi.

Besaran serapan sektor ketenagakerjaan di hulu berjumlah sekitar 6 juta jiwa. Bahkan jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, kretek telah menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat Indonesia.

Itu baru perbandingan dari sektor hulu (pertanian dan pengolahan), belum dari sektor hilir (perdagangan hingga konsumen) kretek turut berkontribusi besar dengan melibatkan pedagang retail hingga asongan atau UMKM di Indonesia.

Cek saja warung agen, toko kelontong dan penjaja asongan, rata-rata terdapat produk kretek dalam barang dagangan mereka. Menurut data BPS 2014, jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia sebanyak 57,89 juta unit, atau 99,99 persen dari total jumlah pelaku usaha nasional.

UMKM memberikan kontribusi terhadap kesempatan kerja sebesar 96,99 persen, dan terhadap pembentukan PDB sebesar 60,34 persen. Bayangkan betapa besarnya roda perekonomian yang digerakan oleh sektor UMKM dan kretek menopang sektor UMKM di Indonesia.

Terdapat daya guna lain yang dimaksimalkan oleh kretek, selain daripada sektor ekonomi, yakni daya guna kretek sebagai produk kebudayaan masyarakat Indonesia. Kretek hidup berdampingan dengan prosesi-prosesi kebudayaan masyarakat Indonesia.

Dalam buku Kretek: The Culture and Heritage of Indonesia’s Clove Cigarettes yang ditulis oleh Mark Hanusz menyebutkan “kretek is a ubiquitous feature of daily life in Indonesia and can be found in the most diverse circumstances—from religius ceremonies to work of art and literature” (Budaya yang dimaksud  tak hanya menunjuk praktik kehidupan sehari-hari saja, tetapi juga identitas, suatu ciri pembeda dan pemisah dengan yang lain).

Berdasarkan 2 tinjauan yang telah disebutkan di atas, maka kretek sah dapat kita sebut sebagai produk yang mencerminkan sebagai kepribadian bangsa, serta industrinya merupakan cerminan bagi kedaulatan dan kemandirian bangsa Indonesia.

Kretek adalah Kita.