vincent
REVIEW

Tak Sulit untuk Mengidolakan Seorang Vincent Rompies

Saya masih ingat betul ketika pertama kali bertemu dengan sosok Vincent Ryan Rompies, seorang personil band bernama Club Eighties dan juga penyiar ternama di ibu kota. Saat sore hari di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, dia nampak menggunakan jersi arsenal berwarna kuning dengan celana pendek santai dan sedang berjalan-jalan bersama keluarganya di akhir pekan. Auranya masih saja nampak walau ia tidak sedang di depan kamera atau pun di atas panggung. Mulai saat itu, saya memang langsung mengaguminya. Tak banyak publik figur yang auranya bertahan ketika melepaskan dirinya sebagai seorang tokoh dan melebur bersama masyarakat di sekitarnya.

Jauh sebelum itu, saya hanya mengenal Vincent Rompies lewat kaca. Berterimakasihlah kepada Global TV (saat ini bernama GTV) yang masih rutin menampilkan acara MTV. Dari tayangan musik di televis itulah saya kemudian mengenal sebuah band bernama Club Eighties. Band yang beranggotakan lima alumni IKJ (Institut Kesenian Jakarta) dengan mengusung jenis musik pop dengan nuansa tahun 1980an. Dua diantara personilnya kini aktif menghibur masyarakat di layar kaca, satunya Vincent Rompies, satunya lagi adalah Desta Mahendra.

Vincent Rompies bisa dikatakan sebagai prince dari Club Eighties. Jujur, saat melihat ia tampil di atas panggung pesonanya sangat berbeda dengan apa yang ia tampilkan di depan layar kaca. Sambil membentot bassnya, ia sesekali menarik hisapan dari sebatang rokok dan memasang muka yang dingin dan angkuh. Sikap seperti ini yang kemudian menjadikan dirinya banyak digemari terutama oleh para perempuan. Apalagi, dalam satu kesempatan, Vincent Rompies pernah hampir telanjang bulat saat manggung dalam sebuah pensi di satu SMA di Jakarta. Waktu itu Vincent Rompies hanya menggunakan boksernya saja di atas panggung.

Kisah soal ini memang menjadi urban legend diantara penikmat musik dan mereka yang antusias menghadiri konser musik. Bersyukurnya, pada akhirnya Vincent Rompies kemudian menceritakannya dengan gamblang saat diwawancarai oleh eks wartawan Rolling Stone Indonesia, Soleh Solihun. Vincent Rompies menyebutkan bahwa ia memang punya ritual khusus saat manggung yaitu dengan bertelanjang diri bahkan tak sehelai benang pun membalut tubuhnya. Walau diakuinya ritual tersebut sempat membuatnya harus berurusan dengan polisi. 

Sikap dan aksinya di atas panggung menunjukkan bahwa Vincent Rompies adalah seorang rockstar sejati. Tapi lain di atas panggung lain pula gaya dan pesona Vincent Rompies saat menjadi seorang penyiar. Bersama rekan sebandnya, Desta Mahendra, kini duo tersebut menjelma menjadi host nomor wahid di Indonesia. Joke yang spontan dengan intuisi yang kuat di antara kedua individu tersebut membuat keduanya kini dinanti-nanti oleh pemirsa. 

Vincent Rompies mengakui bahwa kariernya di dunia hiburan kembali melonjak setelah mengisi sebuah acara bernama ups salah. Saat itu dia ditugaskan sebagai seseorang yang mengerjai siapa saja yang ingin dikerjai. Program ini berjalan sukses walau akhirnya ia sempat digantikan oleh Wendy Cagur. Dari program Ups Salah ini pula Vincent Rompies mengakui dirinya mendapat tambahan pengetahuan yaitu ilmu cara berbicara walau dengan spontan. 

Dari kedua sisi tersebut, ada satu sisi yang sebenarnya tersembunyi dalam jiwa seorang Vincent Rompies. Jika Soleh Solihun tak pernah mewawancarainya dan diunggah ke youtube, kita tak akan tahu bahwa dirinya adalah seorang introvert. Mencari kebahagiaan dan menciptakan kebahagian di mana-mana akan tetapi hatinya kosong. Di kala-kala seperti itu mungkin Vincent Rompies hanya bisa berbicara pada sebatang rokok yang ia hisap. Kita juga mengetahui bahwa Vincent Rompies adalah seorang perokok, dan diakuinya hingga saat ini ia juga tetap seorang perokok.

Tak sulit kemudian menjadikan seorang Vincent Rompies seorang idola. Seorang perokok yang bisa membagi dirinya dalam situasi apapun, baik di atas panggung, depan layar kaca, microphone radio, bahkan saat berakting. 

Sukses terus Vincent Rompies!