logo boleh merokok putih 2

Cukai Kretek Penguat Pendapatan Negara Saat Pandemi

Cukai Kretek Penguat Pendapatan Negara Saat Pandemi
Penerimaan pendapatan kas Negara dari sektor industri kretek masih tumbuh hingga 46 persen. Penerimaan Negara dari sektor makanan pokok masih tumbuh 13 persen. Selain itu, penerimaan negara dari sektor Farmasi juga 13 persen. Terjadi pertumbuhan pula pada sektor industri minyak dan nabati/hewani. Ini sebagai ukuran Airlangga Hartanto Menteri Koordinator dalam mengukur industri yang tumbuh di saat pandemi bisa dilihat dari pertumbuhan penerimaan negara, diadaptasi dari Kompas.com terbit hari Jum’at tanggal 25 Juni 2020.


Yang dimaksud, untuk mengetahui industri mana aja sekira masih kuat dan bertahan di tengah terpaan pandemi corona dapat dilihat dari peneriman negara yang diperoleh dari industri tersebut. Dari sekian industri menurut Airlangga Hartanto, sektor industri kretek dan tembakau paling tinggi penyumbang penerimaan pendapatan negara.


Siapa dan apa yang tak terkena dampak pandemi corono?, tentunya semua kena. Bahkan semua sektor penguatan ekonomi Negara belum ada satupun yang mengatakan tidak terdampak pandemi corono. Dampak pendemi ini sangat dahsat menimbulkan ekonomi tiap negara turun draktis hingga titik min. Semua negara menghadapkan semua amunisinya fokus melawan pandemi. Tidak terkecuali tenaga dan pikiran disiapkan juga untuk melawan pandemi corona.
Juga tiap individu manusia rela berkorban meninggalkan aktifitasnya demi melawan pandemi corona. Banyak negara memilih memberlakukan lockdown atau PSBB. Di Indonesia yang kita alami dan ketahui melakukan demikian. Sifat virus corona ini tak bisa di tebak oleh kasat mata dimana ia bersarang. Hingga harus memerlukan alat bantu, itupun tidak bisa saat itu juga menentukan bahwa ini orang positif terjangkit saat di test. Harus nunggu minimal paling cepat 1-2 hari baru ketahuan.


Sedangkan virus ini dapat menular sangat cepat melalui gesekan anggota badan dengan apapun sarang virus. Akibat paparan virus corona bisa mematikan jika imun atau daya tubuh manusia lemah.


Keadaan inilah, semua negara, semua industri, semua orang berpikir ulang untuk melakukan aktifitas dan kegiatan yang mendatangkan banyak orang. Walaupun satu sisi virus corono ini sangat lemah. Hanya dengan pakai sabun ia mati. Akhirnya pemerintah memberikan instruksi sering cuci tangan pakai sabun, dan pakai masker untuk mencegah penularan.


Pertanyaan selanjutnya, sampai kapan keadaan ini akan berakhir?. Jawaban persisnya sampai vaksin (obat khusus corona) ditemukan. Kapan persisnya vaksinnya ada?, nah ini yang belum ada kejelasan sama sekali dari pihak pemerintah maupun dinas kesehatan memberikan jawaban pasti.
Tapi logikanya untuk membuat vaksin membutuhkan durasi waktu sangat panjang, bisa berminggu-minggu berbulan bulan bahkan bisa jadi bertahun-tahun. Ditiap negara melakukan penelitian mebuat vaksin, dan tiap negara berbeda-beda bahan dasar mencari pembunuh vaksin yang terbaik untuk manusia.


Ada tiga negara termasuk China dan Israel mengembangkan nikotin pada kandungan tembakau dibuat obat penyembuhan dari serangan corona. Sampai detik ini, pengalaman mereka belum ada bahan lain yang bisa menyerang corona sangat efektif kecuali nikotin tembakau. Tentunya harus terus diuji dan diuji hingga terjadi validitas/ketepatan dan reliabilitas/konsistensi.


Kembali ke statement Airlangga Hartanto, bahwa faktor utama tumbuhnya pendapat negara dari cukai kretek dilihat dari tingkat stres seseorang menghadapi corona.
“Makin pusing, makin banyak yang merokok”, Kompas.com diskusi virtual (26/06/2020).


Pernyataan ini, tanpa sengaja membenarkan hasil riset komunitas kretek di tahun-tahun lalu sekitar 3-4 tahunan yang lalu, bahwa aktifitas merokok bagi masyarakat Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta adalah aktifitas relaksasi dan rekreasi.


Sampling yang digunakan sekitar 30% dari jumlah penduduk dewasa dan merokok. Jumlah yang besar ukuran sampling dengan tingkat error di bawah 3%.


Mereka memilih merokok dari pada mereka harus jalan-jalan rekreasi atau tamasya, biaya yang dibutuhkan lebih besar. Belum lagi tenaga akan terkurang untuk rekreasi. Mereka memilih merokok lebih mudah dilakukan dari pada mereka harus mencari hiburan bahkan sampai mencari obat penenang. Jadi aktifitas merokok bagi mereka paling efektif dan efesien untuk agenda relaksasi dan rekreasi yang bisa membuat mereka riang gembira, bersemangat, dan rileks dalam menjalani hidup.


Kaitannya dengan pandemi corona di tahun ini, disaat orang-orang lockdown atau PSBB sehingga banyak orang meninggalkan kebiasaan dengan memilih diam diri di rumah dengan durasi lumayan lama, mungkin diisi dengan merokok menemani dalam kejenuhan.


Mungkin gambaran apa yang dikatakan Airlangga Hartanto seperti ini, bahasa yang dipakai “makin pusing” menghadapi keadaan pandemi corona.


Gara-gara corona tidak sedikit industri kecil maupun besar gulung tikar, kalaupun tidak, minimal mereka merasakan begitu dahsatnya turunnya pendapatan mereka. Tak hanya industri, perorangan pun merasakan demikian. Banyak orang di PHK atau di rumahkan. Masih selamat jika hanya potongan waktu atau rolling waktu untuk menghindari kerumunan banyak orang.


Ternyata, kembali pernyataan Airlangga Hartanto di atas bahwa hanya industri kreteklah yang paling tinggi memberikan pemasukan kas negara. Industri lainnya ada tapi jumlahnya sedikit, itupun pertumbuhannya dibawah 15%.
Perlu diingat ya , pertumbuhan penerimaan negara dari sektor kretek dan tembakau di atas bukti ketaatan industri terhadap pemerintah. Mereka sadar akan kewajiban yang harus dilakukan dengan membayar pajak tepat waktu, apalagi saat pandemi corono saat ini. Dalam kondisi darurat negara butuh asupan dana, disaat sektor ekonomi nasional melemah, industri banyak yang gulung tikar, target pajak tak tercapai karena banyak orang belum bayar.


Terlihat industri kretek dan tembakau nasional lebih mengutamakan memenuhi kewajibannya terhadap pemerintah, dari pada meminta hak-haknya yang selama ini pemerintah belum memenuhi kewajibannya terhadap industri kretek atau tembakau nasional. Semoga dari pengalaman pandemi corono ini pemerintah mulai memenuhi kewajibannya dengan adil dan proposional.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Udin Badruddin

Udin Badruddin

Seorang santri dari Kudus. Saat ini aktif di Komite Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK).