Baru baru ini Dr.Konstantinos Farsalinos mengatakan nikotin memiliki efek pada sistem kekebalan yang bermanfaat dalam mengurangi intensitas badai sitokin, berita ini telah dimuat di Jerussalem post yang kemudian diadaptasi Jurnal Presisi pada 8 Juni 2020.
Temuan ini memang sudah sekalian kalinya pemanfaatan nikotin sebagai vaksin setelah peneliti asal Perancis, China dan Itali yang mengabarkan bahwa kandungan nikotin dalam rokok mempunyai efek baik dalam membantu pencegahan virus corona atau populer dengan sebutan covid- 19. Walaupun beda dengan hasil penelitian di London yang memberikan informasi sebaliknya.
Tiga negara lawan satu negara, membuat ilmuwan asal Israel penasaran, hingga kemudian melakukan penelitian yang dipimpin Dr. Ariel Israel dengan menggunakan metode pengumpulan data berbasis populasi berjumlah lebih dari jutaan orang dewasa dari Clatit Health Service, penyedia layanan kesehatan terbesar di Israel.
Hasil penelitian ini telah dimuat The Jerusalem Post, bahwa resiko infeksi oleh covid- 19 tampaknya berkurang setengah diantara perokok saat ini, ungkap Dr. Ariel Sebagai orang yang bertanggungjawab dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini populasi berjumlah 114.454 orang dewasa. Kesemuanya ditest untuk virus corona. Hasilnya mereka yang ditest yang sebelumnya mempunyai kebiasaan merokok ditemukan memiliki resiko terkena virus covid-19 19% lebih rendah dari pada yang tidak punya kebiasaan merokok sebelumnya.
Menurut hasil penelitian lagi, bahwa hasil ini bertahan bagi orang dengan kondisi yang ada penyakit bawaan. Artinya tidak ada bukti bahwa aktifitas merokok berkorelasi memperburuk gejala penyakit.
“Besarnya hubungan yang diamati untuk merokok saat ini, dengan kemungkinan infeksi akibat virus berkurang sekitar setengah pada perokok, menunjukkan efek perlindungan asli dari merokok pada resiko terpapar virus covid-19” ungkap penanggung jawab peneliti.
Dua ilmuwan asal Israel Dr.Konstantinos Farsalinos dan Dr. Ariel pernyataannya hampir sama dan saling menguatkan. Fenomena badai sitokin pada paru-paru manusia akibat terinfeksi virus corona (covid-19) yang berujung pada kematian dapat teratasi dengan menggunakan nikotin.
Sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh berfungsi sebagai penanda sinyal sel. Ketika virus Covid-19 memasuki tubuh manusia, sel darah putih akan merespons dengan memproduksi sitokin. Sitokin lalu bergerak dengan cepat menuju jaringan yang terinfeksi seperti halnya paru-paru guna memberikan perlindungan dari serangan virus covid -19. Namun normalnya sitokin berfungsi sementara.
Keadaan badai sitokin terjadi setelah sitokin terus menerus mengirimkan sinyal, hingga sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi diluar kendali. Keadaan tersebut terjadi terus menerus, hingga disaat itulah paru-paru akan mengalami peradangan parah karena kekebalan tubuh berusaha keras membunuh virus. Selama peradangan, imun manusia akan melepas racun yang berpengaruh terhadap jaringan paru-paru hingga pasien sulit bernapas dan berujung kematian jika penanganannya tidak tepat.
Dari sinilah para ilmuwan asal Israel, justru sering memberikan plester (masker) nikotin pada pasiennya dan memberikan efek yang sangat menguntungkan dalam melawan virus corona. Bahkan Dr.Konstantinos Farsalinos juga memberikan gambaran dalam ungkapannya yang dimuat di The Jerusalem Post terkait mengatakan:
“Potensi manfaat nikotin dapat dijelaskan akan terjadi peningkatan betambah parahnya diantara perokok yang dirawat karena virus covid-19, karena pasien di rumah sakit ini pasti mengalami penghentian tiba-tiba asupan nikotin selama rawat inap”
Ungkapan di atas, mempertegas begitu sangat dibutuhkan asupan nikotin bagi yang terpapar virus covid-19. Karena memang ketika rawat inap di rumah sakit sekalipun perokok dilarang keras merokok. Sedangkan asupan nikotin yang cepat dan efektif hanyalah dengan aktifitas merokok, kalaupun dengan metode yang lainnya seperti masker atau lainnya pastinya asupan nikotinnya sedikit dan lambat dalam pencegahan radang paru-paru akibat covid-19.
Nikotin sebagai obat untuk aneka terapi pengobatan sebenarnya diketahui sudah lama oleh para ahli farmakologi dan ilmuwan kesehatan, karena keberadaan nikotin mempunyai banyak manfaat dan dibutuhkan tubuh manusia. Memang kandungan nikotin banyak didapati beberapa tumbuhan seperti kembang kol hanya sekitar 3.8 gram nikotin. Satu buah sayur terong mengandung 10 gram nikotin, satu buah kentang mengandung sekitar 15.3 gram nikotin, kulit satu buah kentang mengandung sekitar 4.8 gram dan satu buah tomat masih hijau mengandung sekitar 15,3 gram nikotin, sedangkan tomat yang sudang matang mengandung kurang lebih 4.1 gram nikotin. Akan tetapi dari kesemua tumbuhan di atas dapat dimanfaatkan nikotinnya oleh manusia haruslah melalui proses dan kandungannya pun terlalu kecil.
Berbeda dengan kandungan zat nikotin atau zat C10H14N2 dalam kode farmasi dan kesehatan di tembakau. Secara alamiah tanaman tembakau memiliki kandungan nikotin terbesar. Walaupun tiap jenis daun tembakau memiliki kandungan yang berbeda-beda. Standarnya tiap 100 gram tembakau memiliki kandungan nikotin sekitar 0.5-3.5 persen. Sampai detik ini sekitar 90an % tembakau digunkan sebagai bahan utama membuat rokok.
Semoga semua sadar keberadaan tembakau dan rokok bermanfaat dan dibutuhkan tubuh manusia terlebih untuk pencegahan dan pengobatan bagi orang yang terpapar virus covid-19, yang sampai saat ini vaksin khusus covid-19 belum ditemukan. Melihat data-data hasil riset yang ditemukan dibeberapa Negara hanya dengan memanfaatkan nikotin dapat menyembuhkan orang yang terkena dan terpapar virus corona atau biasa disebut covid-19.