Menikmati kretek juga berarti merayakan sebuah kesederhanaan. Tak perlu melulu menikmati sebungkus kretek dengan harga yang mahal, terkadang kita juga perlu merasakan produk dengan harga sebaliknya. Salah satunya adalah rokok tuton, produk yang banyak orang bilang memiliki kemiripan rasa dengan Djarum Super.
Rokok Tuton sederhana di segala lini. Dari bungkusnya saja sudah tidak muluk-muluk. Tidak ada eksperimen warna dan gradasi yang aneh-aneh. Cukup dengan warna merah,hitam, dan tulisan berwarna emas. Dengan itu saja rokok ini sudah terlihat gagah.
Ada istilah lama menyebutkan bahwa untuk menginginkan sesuatu maka kita harus mengukur baju kita sendiri. Begitu pula dengan Rokok Tuton ini. Menyasar penikmat rokok dengan harga menengah ke bawah, rokok ini pun tidak didesain macam-macam.
Satu-satunya kemewahan yang terdapat dalam bungkus produk ini barangkali hanyalah logonya. Entah logo dengan aset symbol apa di bungkus ini, akan tetapi bagi saya ini adalah kemewahan. Mengapa? Membuat logo produk adalah proses berpikir dan itu tidak sembarangan. Mungkin, butuh waktu, puasa, dan tirakat sebelum logo ini jadi.
Rokok Tuton yang paling mudah ditemui di pasaran adalah Tuton SPR. Setahu saya, dulu merek ini bernama Tuton Super. Bentuknya hampir mirip dengan Djarum Super. Barangkali, si produsen mendapat teguran dari PT Djarum dan alhasil kemudian berganti nama.
Adalah CV Pusaka Hidup asal Demak yang membuat rokok tuton ini. Nah kan, lagi-lagi sederhana alias bukan pabrikan besar yang mengeluarkan rokok ini. Tak besar-besar banget pabrik ini, tapi jika kita lihat di google, ada patung petani perempuan yang sedang menumbuk dan menyiangi sesuatu.
Apakah kesederhanaan itu juga hadir di rasa rokok ini? Ini yang membuat saya sulit untuk menjawab. Jujur rasa rokok tuton ini jauh di luar ekspektasi saya. Rasanya benar-benar membuat saya lupa bahwa ini adalah rokok murah.
Memang ada kemiripan dengan merek yang saya sebutkan tadi. Akan tetapi pelan-pelan jika kita merasakan hisapannya maka akan ada cita rasa berbeda yang terasa. Walau demikian citarasa berbeda tersebut tak stabil ditemui dari awal sampai terakhir hisapan.
Aroma nangka masih menjadi hal utama yang kita temui di rokok tuton spr ini. Aroma nangka yang mungkin sama dengan Djarum Super, namun dengan penggunaan tembakau yang pasti berbeda.
Lagi-lagi saya katakan,meski murah, tarikan rokok ini justru cenderung halus. Tidak menyegrak dan nyaman untuk tenggorokan. Hanya saja dari segi soal citarasa, rokok ini barangkali akan tidak disukai oleh beberapa orang. Ini hanya masalah selera kok.
Karena kesederhanaan itu tak bisa dimiliki, dirasakan, dan dilakukan oleh banyak orang, begitu juga dengan penikmat rokok ini. Tak banyak, distribusinya juga terbatas dan tak semua daerah ada rokok ini. Tapi setidaknya jika anda berada di Yogyakarta, belilah rokok ini, harganya? Cukup 12 ribu untuk satu bungkus berisi 12 batang.