Film serial Si Doel Anak Sekolahan memang sudah lama sekali dibuat. Namun serial ini memang masih melekat di hati para pemirsa. Kisah tentang Mandra juga paling ditunggu oleh penonton. Apalagi perseteruannya dengan Basuki yang memainkan peran Karyo dalam serial tersebut yang acapkali membuat penonton tertawa.
Mandra dan Karyo dalam Si Doel Anak Sekolahan memang mirip seperti film kartun Tom & Jerry. Sering berantem baik oleh hal sepele hingga besar bahkan sesekali juga pernah akur jika ada satu kepentingan bersama. Saking totalnya mereka berdua dalam bermain peran, seringkali mereka dianggap benar-benar musuhan di dunia nyata oleh para penonton.
Akan tetapi Mandra menolak anggapan tersebut. Baginya, Karyo adalah sosok sahabat penting bagi dirinya. Keakraban itu ia akui dalam kehidupan normal. Mandra memang kadang tak habis pikir, bagaimana bisa ia dianggap memiliki konflik dengan rekannya tersbeut.
Ingatan Mandra sangat kuat dan tak dibiarkannya mubazir. Melalui kanal youtube, seniman legendaris asal Betawi ini menceritakan tiap babak demi babak dalam kehidupannya. Dalam kehidupannya, Mandra tak pernah bisa lepas dari kesenian dan itulah yang ia selalu ceritakan pada khalayak banyak.
Kali ini Mandra harus bercerita tentang Karyo karena banyak penonton di youtubenya yang menginginkan demikian. Butuh Dua Episode bagi Mandra untuk menceritakan sosok seniman ketoprak Jawa yang juga mashur di ranah kesenian tersebut.
Banyak kisah mereka berdua yang Mandra ceritakan. Tapi yang paling menarik baginya adalah kisah tentang sebuah cangklong. Apakah anda tahu apa itu cangklong? ini adalah pipa yang biasa dibuat dari kayu atau gading untuk menghisap daun tembakau.
Dalam cerita Mandra, ia dan rekannya itu mendapatkan undangan untuk mengisi acara di Kota Lampung. Sepulang dari sana mereka berdua memang sama-sama membeli cangklong gading gajah. Sialnya, cangklong kecil miliki Mandra patah dan membuatnya kesal. Sementara itu cangklong milik rekannya justru aman-aman saja.
Cangklong miliki Karyo justru lebih besar dan gagah. Mandra mengakui bahwa rekannya tersebut memang terkenal iseng. Ketika Karyo tahu cangklong milik Mandra patah, maka dirinya langsung ngisengin Mandra.
Karyo sengaja berdiri sambil menghisap cangklong dengan congkak di depan Mandra yang beristirahat sebelum shooting. Ketika Mandra mengalihkan pandangan karena kesal, Karyo pun ikut pindah agar sengaja dilihat.
Selesai shooting pun demikian. Ketika Mandra ingin pulang melewati pintu belakang rumah Si Doel, di sana rupanya sudah ada Karyo yang menunggu dengan menghisap cangklong. Di situlah Mandra kesal dan langsung mencabut cangklong miliki Karyo.
Karyo kaget bukan kepalang. Mandra yang sudah senang cangklong besar itu ada di tangannya langsung bergerak ke arah pulang. Di situlah Mandra mengatakan bahwa cangklong itu jadi miliknya sekarang dan bilang bahwa Jika Karyo tak mengasih harga maka Mandra akan menjadi miliknya namun jika temannya itu memberi harga maka akan dibayar olehnya.
Karyo pun mengiyakan untuk memberi harga. Namun, dia meminta agar Mandra mengganti Cangklong tersebut dengan sebuah telepon genggam yang canggih pada saat itu. Mandra kemudian mengiyakan dan barter antara handphone dan cangklong pun dilakukan.
Bagi Mandra kisah tentang cangklong itu adalah hal yang paling tak pernah ia mampu lupakan. Cangklong itu masih ada hingga kini dan jadi pengingat dirinya akan sahabatnya tersebut. Simpul memori memang kadang ada pada bentuk apa saja, dan saya yakin di luar sana, baik rokok dan tembakau juga memberikan memori yang kuat bagi para penghisapnya, sama seperti seorang Mandra.