Seusai kecelakaan di malam yang misterius, Jack Malik melihat dunia tak lagi sama seperti sebelumnya. Tak ada lagi yang manusia di seluruh dunia yang mengenal The Beatles. Kondisi tersebut membuatnya kebingungan karena mengapa hanya dirinya yang masih mengenal band asal Liverpool tersebut.
Walau demikian kehidupan Jack Malik setelah malam yang misterius itu berubah total. Dia yang tadinya hanya dianggap sebagai musisi yang tak mampu tenar dan hanya mentas di panggung-panggung kecil kota dengan penonton yang sepi, kini kondisinya menjadi berkebalikan. Dia jadi sukses total bahkan melebihi seorang Ed Sheeran yang saat itu pun mengakui kehebatan sang bintang baru tersebut.
Apa yang membuat Jack Malik sukses begitu hebat? Dia memanfaatkan kondisi di mana orang tak mengingat sebuah band hebat bernama The Beatles. Jack Malik kemudian secara terpaksa mengakui lagu tersebut adalah miliknya.
Hal tersebut dimulai dari perdebatan kecil saat memainkan lagu yesterday di depan rekan-rekannya yang menganggap kenapa Jack Malik tak mau mengakui lagu tersebut adalah karyanya. Dia pun menyerah, dan akhirnya lambat laun lagu-lagu The Beatles mengantarnya menjadi seorang superstar.
Masalah kemudian muncul ketika Jack Malik gagap budaya akibat keterkenalan dirinya sekarang menjadi tak terbendung. Di sebuah motel kecil pria asal Inggris ini tiba-tiba ingin menghisap berbatang-batang rokok karena tak kuasa menahan pikiran. Sayangnya, ia tak lagi bisa menemukan rokok di dunia yang baru itu. Rokok menghilang bersama dengan memori orang-orang terhadap The Beatles.
Itulah dunia yang dihadapi oleh Jack Malik, sebuah dunia yang membingungkan dalam sebuah film berjudul ‘yesterday’. Kehidupan memang berjalan normal namun ada sentuhan yang hilang dan semuanya terasa hampa. Begitulah juga dunia tanpa rokok, semuanya terasa seperti dunia tanpa The Beatles. Bukan hal yang kebetulan toh dalam sebuah film ada momen di mana The Beatles dan rokok hilang bersamaan dari dunia.
Barangkali pembuat film ‘yesterday’ ingin menyampaikan sebuah pesan bahwa dalam dunia tanpa rokok, masyarakatnya hidup dengan tenang dan tanpa penyakit. Tafsir tersebut banyak saya dapatkan pada tulisan-tulisan yang saya temukan di internet.
Namun, tafsir saya tentu berbeda. Dunia kehilangan rokok berarti dunia kehilangan kesenian yang menenangkan jiwa. Acapkali rokok hadir dalam kondisi kita yang kesulitan lalu memberi ketenangan dan membantu untuk keluar dari masalah. Begitu juga dengan karya-karya The Beatles, siapa yang tak terhibur atau setidaknya menjadi teman merenung dengan lagu-lagu band tersebut?
Sedikit keluar dari konteks di atas, jika seandainya saya memiliki mesin waktu maka saya akan pergi ke waktu The Beatles berjaya dan menemui mereka di belakang panggung. Satu hal yang saya ingin ajukan adalah mengapa mereka tak pernah membuat lagu atau setidaknya lirik tentang rokok? Padahal banyak artikel yang menyebutkan aktivitas merokok membantu mereka untuk membuat karya.
Satu-satunya lagu yang saya tahu mengandung unsur rokok di dalamnya adalaah lagu yang berjudul ‘Girl’. Tak ada rokok dalam lirik, namun unsur rokok hadir diwakili dengan suara tarikan hisapan rokok dari salah seorang personil The Beatles. Suara tarikan hisapan rokok ini jadi hal yang ikonik dari lagu tersebut.
Pada akhirnya sulit untuk memisahkan rokok dari The Beatles. Begitu juga dengan membayangkan dunia tanpa rokok seperti membayangkan dunia tanpa The Beatles. Dunia itu ada di depan mata kita, ketika makin banyak antirokok yang berwatak fasis yang berusaha menghilangkannya. Begitu juga dengan dunia di mana generasi-generasi baru muncul dan perlahan-lahan melupakan The Beatles.
Semoga dunia baru itu tak pernah terwujud, amin!