logo boleh merokok putih 2

Manfaat Merokok yang Tersembunyi (Bagian Pertama)

Manfaat Merokok Yang Tersembunyi (Bagian Pertama)

Bagi orang yang malas membaca dan jauh dari literasi dunia perokokan, akan mudah menganggap suatu saat perokok akan bernasib seperti gambar dalam bungkus rokok.

Tapi bagaimana dengan perokok? Tentu saja, para perokok paham bahwa gambar dalam bungkus rokok itu tidak sepenuhnya benar, mereka juga sadar ada sedikit “kepentingan” pada gambar tersebut. Apakah gambar dalam bungkus itu berpengaruh? Iya bagi sedikit tapi tidak bagi banyak perokok lainnya. Merokok ya merokok saja. 

Selama ini memang banyak info tentang rokok yang berseliweran, baik di medsos atau info dari orang-ke orang, tentu saja hal yang ditonjolkan adalah sisi negatifnya. Hingga perlahan-lahan banyak orang awam menilai pada rokok penyebab banyak penyakit. Penilaian ini sah-sah saja, tapi memang tujuan gambar dalam bungkus rokok dan kampanye antirokok demikian itu.  

Ternyata dibalik kegiatan merokok ada manfaat bagi perokok itu sendiri. Manfaat merokok ini, banyak orang awam tidak mengerti, dan mungkin disembunyikan.

Manfaat merokok ini sebetulnya telah ditulis pada buku berjudul “Why Rokok?”, penulisnya seorang dokter konsentrasi dalam pendidikan kesehatan. Pernah bertugas di Departemen kesehatan. 

Selama dinas, dokter satu ini pernah menjadi peneliti, anggota dewan pakar riset Binakes, konsultan dan anggota delegasi RI dalam pertemuan internasional menyangkut profesi kesehatan, termasuk proses nego dalam rangka mutual recognition arrangement maupun rekrutmen tenaga kesehatan Indonesia di beberapa negara, seperti Belanda, Inggris, Amerika Serikat, Italia, Australia, dan sebagian besar negara Timur Tengah.  

Tak lain bernama Dr Ronald Hutapea SKM Ph.D, ia mengajar di beberapa perguruan tinggi swasta maupun negeri. Tak ketinggalan, ia pun aktif menulis buku dan artikel di berbagai media massa. Sering juga, ia diminta untuk sebagai pembicara atau pemakalah dalam acara-acara resmi kesehatan sampai ke manca negara.  

Dr Ronald dalam bukunya, memberikan informasi seimbang, antara dampak negatif dan positifnya pelaku perokok. Menurutnya, “seandainya rokok bisa bicara, maka ia akan berkeluh kesah, mengapa selalu disudutkan sebagai sumber penyakit”.  

Menurut Dr Ronald, aktivitas merokok dapat menjauhkan dari bahaya penyakit alzheimer. Yaitu sejenis penyakit yang menyerang dan merusak otak, orang jawa biasanya bilang penyakit “pikun”—sering lupa–.

Pendapat  ini berdasar pada hasil riset yang dilakukan di Amerika Serikat diterbitkan dalam jurnal terkemuka di AS “ International Journal of Epidemiology” terbit tahun 1991. Lain itu, Peter Brimelow dalam majalah Forbes juga mengungkapkan bahwa, perokok 50%  lebih sedikit terserang penyakit alzheimer/pikun.  

Berita ini sebenarnya bukan hal yang baru, ungkap Dr Ronald. Pada tahun 1994 dalam The Times edisi September Dr. James Le Fanu menulis bahwa “ perokok mempunyai resiko 50% lebih sedikit terkena penyakit alzheimer dan lebih banyak merokok lebih besar perlindungannya yang didapat”. 

Selain menjauhkan dari penyakit alzheimer/sering lupa, perokok yang terkena kanker endometrik kandungan 50% lebih sedikit dari pada non perokok. Pada artikel-artikel dalam Journal of the American Medical Association tahun 1981 dan New England Journal of Medicine tahun 1983 penderita kanker usus dan ulcerative colitis 50% lebih sedikit menyerang perokok, lebih besar menyerang non perokok.  

The American Government’s Health and Nutrition Examination Survey menemukan kemungkinan osteoarthritis menyerang perokok berat 5 kali lebih kecil dari pada non perokok. Dengan dasar ini Dr Ronald tidak ingin mengatakan bahwa perokok yang makannya tidak sehat tidak dapat terjangkit penyakit. Artinya perokok yang gaya hidupnya tidak sehat sesuai hukum alam akan terkena penyakit sekalipun perokok berat.  

Jadi merokok positif dapat berbahaya dan penyebab penyakit merupakan suatu lelucon gila, kata Dr Ronald. Selanjutnya, ia pun berkata bahwa kita sangat memerlukan suatu studi yang serius, objektif dan seimbang mengenai apa yang menyebabkan sakit. Misal dampak diet yang salah atau adanya gen keturunan bisa jadi penyebab penyakit.  

Untuk itu Dr Ronald mengajak berpikir terbuka, bukan sesuatu yang semu bahkan berbau politis dari departemen kesehatan. Mengatakan yang sebenarnya dengan membeberkan jutaan poundsterling uang masyarakat yang disia-siakan untuk serangan-serangan terhadap perokok tanpa dasar sains. Kampanye anti rokok dengan mengkampanyekan merokok mengakibatkan penyakit yang melumpuhkan dan kematian dini adalah salah satu kampanye tanpa dasar sains.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Udin Badruddin

Udin Badruddin

Seorang santri dari Kudus. Saat ini aktif di Komite Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK).