logo boleh merokok putih 2

Mengungkap Fakta Tersembunyi Tentang Nikotin

Mengungkap Fakta Tersembunyi Tentang Nikotin

Banyak orang yang tidak tahu bahwa nikotin memiliki manfaat bagi manusia, wajar saja karena selama ini informasi yang diperoleh adalah nikotin merupakan zat yang bikin adiktif atau ketagihan serta berbagai dampak lainnya bagi kesehatan. Informasi buruk mengenai nikotin dikarenakan kandungan nikotin terdapat di dalam rokok yang menjadi musuh bagi industri kesehatan.

Nikotin (C10H14N2) merupakan zat yang identik dan secara alamiah terkandung dalam tembakau. Tumbuhan ini terdapat beberapa jenis di dunia. Tanaman yang berasal dari Meksiko diberi nama latin Nicotiana tabaccum, sedangkan Nicotiana rustica nama yang diberikan untuk tembakau yang berasal dari Amerika Latin.

Di Indonesia juga terdapat jenis tembakau yang ditemui di Papua yang dikenal dengan Nicotiana suaveolens. Sayangnya, tembakau asal Papua ini kalah populer dari dua jenis tembakau lainnya.

 Secara kimiawi, nikotin merupakan senyawa organik kelompok alkaloid. Ia dihasilkan secara alami dari berbagai macam tumbuhan, seperti suku terung-terungan (Solanaceae), tembakau, tomat, dan kafein. Senyawa alkaloid tersebut memiliki efek candu dan bersifat stimulan ringan. Pada tubuh yang sehat, nikotin bahkan tak memiliki efek yang signifikan.

 

Pada zat nikotin ini kemudian diketahui oleh para ahli farmakologi dan ilmuwan kesehatan mempunyai banyak manfaat. Nikotin digunakan pula sebagai obat untuk aneka terapi dan pengobatan. Penelitian-penelitian lain menyebutkan pemanfaatan nikotin bisa meringankan nyeri, gelisah dan depresi.

Selain itu pula dapat meningkatkan konsentrasi bagi penyandang kelainan hiperaktivitas dan lemah dalam pemusatan perhatian serta membantu meringankan penderita skizofrenia akut, sindroma tourette, parkinson dan alzheimer. Daun tembakau memiliki kandungan nikotin yang bervariasi. Standarnya berkisar 0,5 – 3,5 persen per 100 gram tembakau.

Sebagai stimulan, nikotin dapat meningkatkan mekanisme tubuh, terutama yang berkaitan kewaspadaan dan pemrosesan isyarat, ketajaman memori, konsentrasi, dan perhatian dalam jangka pendek. Reseptor nikotin mengatur sistem reseptor lain, sehingga efeknya bervariasi sesuai dengan suasana hati seseorang.

Ketika nikotin berikatan dengan reseptor di otak, ia akan melepaskan dopamin yang memainkan peran penting dalam modulasi perhatian, konsentrasi, nafsu makan, dan gerakan. Efek dopamin juga terbukti dapat meringankan penyakit parkinson dan alzheimer. Kondisi ini menjelaskan alasan orang menjadi lebih rileks atau gembira ketika merokok.

Manfaat yang terdapat di dalam nikotin akhirnya memicu perseteruan antara industri rokok multinasional versus industri kesehatan global. Keduanya sama-sama berperang untuk memperebutkan monopoli kapitalisasi nikotin antara “zat nikotin alami dalam tembakau” yang diwakili oleh industri rokok versus “senyawa mirip nikotin” dan “sarana pengantar nikotin” yang diwakili oleh industri kesehatan.

Dalam perang perebutan nikotin, rezim kesehatan dunia menjadikan perusahaan rokok sebagai kambing hitam. Penelitian dibiayai industri farmasi dalam rangka meletakkan citra buruk terhadap produk tembakau.

Penelitian Surgeon General menyatakan konsumsi rokok yang awalnya sebagai kebiasaan (habituating) kemudian diubah menjadi ketagihan (addiction). Frasa ini berhasil membuat banyak pihak memberikan dukungan terhadap perang antitembakau.

Penelitian-penelitian lanjutan pun dilakukan dengan argumentasi yang terkesan ilmiah bahwa tembakau memperburuk kesehatan diri dan orang lain, menghabiskan anggaran belanja sehari-hari, menambah beban biaya kesehatan sampai penyebab kematian utama di dunia. Langkah-langkah ini secara telak mengukuhkan kemenangan industri farmasi atas perang antitembakau.

Keberhasilan ini sejalan dengan makin tingginya angka penjualan nicotine replacement therapy (NRT). Produk NRT telah menghasilkan untung dengan penualan di Eropa, Belgia (28,5 juta USD), Spanyol (9,7 juta USD), Prancis (9,1 juta USD), Italia (5 juta USD), dan Irlandia (2,2 juta USD).

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Azami

Azami

Ketua Komite Nasional Pelestarian Kretek