logo boleh merokok putih 2

Jenis Tembakau di Indonesia dan Pemanfaatannya

tembaku

Berbagai jenis tembakau tumbuh subur di Indonesia. Jenis tembakau itu memiliki ragam pemanfaatan bagi kehidupan masyarakat.

Menjadi petani tembakau tidaklah mudah. Berbekal pengetahuan yang telah diwariskan nenek moyang turun temurun selama ratusan tahun menjadi modal utama bagi petani. Memang, ada petani yang dulu bukan dari keturunan petani tembakau, tetap saja pengetahuan bertaninya dari petani tembakau di lingkarannya. 

Selain pengetahuan dan informasi tentang iklim, menjadi syarat mutlak seorang petani harus menguasai pengetahuan tentang jenis-jenis tembakau dan masa tanamnya. 

Secara umum, macam-macam tembakau di Indonesia terbagi VO dan NO. VO kepanjangan dari Voor Oogst adalah tembakau yang ditanam di akhir musim penghujan akan masuk musim kemarau. 

Ciri khas tembakau VO, punya daun bertekstur kasar dan tebal, kandungan minyak misri pada daun lebih banyak saat kering. Bahkan daun tembakau jenis VO yang berkualitas dan harganya sangat tinggi, jika minyak misri yang keluar dari daun saat kering baunya harum menyengat tajam. Biasanya diperoleh dari daun tembakau asal Kabupaten Temanggung dari daerah pegunungan.

Jenis tembakau VO sampai saat ini, untuk kebutuhan bahan baku rokok kretek. Karena jenis tembakau VO ini sangat cocok dipadukan dengan irisan bunga cengkeh yang sudah kering. Paduan tembakau VO dan bunga cengkeh punya kenikmatan tersendiri dan menjadi ciri khas rokok Nusantara.

Senyawa tembakau dan senyawa cengkeh disatukan pada pembakaran yang sempurna menghasilkan rasa nikmat dan bisa sebagai obat.

Kembali ke jenis tembakau VO, daerah penghasil ada di Kabupaten Temanggung pastinya, di daerah Muntilan Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Bojonegoro, daerah Karangjati, daerah Kraksaan dan Madura.

Sedang jenis NO kepanjangan dari Na Oogst adalah tembakau yang ditanam penghujung musim kemarau atau masuk awal penghujan. Tembakau NO dipanen di akhir musim hujan. Ciri dari tembakau NO warna hijau daunnya lebih terang dibanding daun tembakau jenis VO. Selain itu, daunnya kalau di raba terasa halus dan tipis. 

Biasanya tembakau NO sebagai bahan baku utama rokok cerutu. Memang, marketnya cerutu di dunia masih dibawah jauh rokok kretek. Tapi rokok cerutu punya segmen elit, sehingga menjadikan cerutu mahal.  

Daerah yang menghasilkan tembakau NO ada di kabupaten Jember, Kabupaten Klaten dan di Deli Serdang.  Perlakuan tembakau NO saat panen agak susah dan harus hati-hati, takutnya daunnya rusak dan sobek. Kalau sudah robek atau rusak, nilai jualnya jadi sangat murah, bahkan tidak sedikit jadi gak laku.  

Pada dasarnya Tembakau VO dan NO butuh yang namanya bibit yang baik dan unggul, media tanah yang cocok dan sesuai (tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering), nutrisi atau pemupukan (pupuk yang sesuai) dan ketepatan iklim agar mendapatkan hasil tembakau yang baik dan berkualitas.

Kunci paling utama keberhasilan petani tembakau pada kecermatan dan ketepatan kondisi alam. Bekal utamanya tak lain pengetahuan yang telah diwariskan serta informasi cuaca yang mendekati ketepatan.

Pada proses pembelian baik tembakau VO atau NO saat panen dibutuhkan orang yang ahli menentukan kualitas tembakau dari dilihat, dicium dan diraba. Orang yang ahli tersebut disebut grader. 

Untuk proses menilai mutu tembakau dinamai grading. Tujuan grading untuk menentukan baik dan tidaknya kualitas tembakau kemudian dan dikelompokkan. Hasil dari pengelompokan, memudahkan penyeragaman jenis, mutu, warna dan kualitas tembakau.

Kualitas tembakau dinamakan grade, yang terdiri dari grade: 

A = paling rendah dan jelek ada pada daun paling bawah dan paling pertama petik

B= paling rendah di atas grade A, petiknya hampir bersamaan

C= kualitas sedang atau lumayan baik. Posisi daun di atasnya daun grade B, masa petiknya juga setelah grade A dan B

D= Kualitas sedang, hampir sama dengan grade C, bedanya posisi daun di atasnya grade C

E= Kualitas sedang, posisi daunnya di atas grade D

F= Kualitas sedang, daunnya di atas grade E

G= Kualitas sedang, daunnya di atas grade F (antara grade C sampai G petiknya hampir beriringan)

H= Kualitas terbaik  

I = Kualitas tertinggi (grade H dan I ini pada daun paling atas dan tidak semua tembakau bisa menghasilkan grade ini)

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Udin Badruddin

Udin Badruddin

Seorang santri dari Kudus. Saat ini aktif di Komite Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK).