industri rokok djarum
PabrikanREVIEW

Manfaat Industri Rokok di Kudus bagi Masyarakat Sekitar

Gara-gara banyak Industri rokok kretek di Kudus, banyak peluang pekerjaan lain bagi masyarakat sekitar. Dampaknya muncul aneka ragam kegiatan ekonomi masyarakat, dan sangat berpotensi memperkuat perekonomian keluarga.

Kudus Kota Kretek, julukan ini sudah sepantasnya. Di Kudus banyak industri rokok kretek skala besar maupun kecil. Baik laki-laki maupun perempuan di Kudus tidak tabu dengan olahan tembakau dan cengkeh. Bahkan mereka banyak yang mewarisi keahlian meracik dan membuat rokok kretek. Sehingga menjadi sumber penghidupan keluarga sehari-hari.

Tidak hanya itu, keberadaan industri rokok kretek di Kudus memberikan asas manfaat terhadap usaha lain dan membuka peluang pekerjaan diluar sektor meracik dan membuat rokok. 

Mayoritas masyarakat di sekeliling industri rokok kretek di Kudus menangkap dan memanfaatkan peluang itu dan pastinya sangat menguntungkan bagi perekonomian keluarganya. 

Model dan macam usaha banyak sekali mulai dari pedagang,  jasa penitipan sepeda, jasa transportasi,dan bahkan jasa isi angin ban pun tetap hidup dan ramai. Apalagi rata-rata di sekitar pabrik rokok kretek terdapat pasar kecil dengan menjual bermacam-macam barang kebutuhan. 

Kali pertama, pasar tersebut untuk menyediakan kebutuhan para karyawan, namun lama-kelaman pasar kecil tersebut menjadi tujuan belanja masyarakat umum. Minimal masyarakat yang jauh dari pasar induk di Kudus. 

seperti yang dikatakan oleh Umi Sufrah, pedagang angkringan malam di desa Karangbener, ia tiap pagi lebih memilih belanja di pasar kecil di sebelah timur Brak Djarum Karangbener (istilah gudang produksi rokok kretek). Selain lebih dekat jaraknya, harganya terjangkau dan relatif murah, bahkan saat diperinci ongkos yang dikeluarkan lebih murah dari pada harus ke pasar induk.

Walaupun angkringannya buka malam hari sehabis waktu magrib, ternyata keberadaan industri rokok kretek sangat berdampak terhadap penghasilan angkringannya tiap malam. Semisal garapan karyawan rokok djarum baru sepi, angkringan yang dikelola ikut sepi kata Umi .

Bagi Umi, ia selalu berdo’a agar garapan karyawan rokok Djarum lancar. Kalau lancar, angkringannya ramai, penghasilannya bagus tiap malamnya. 

Lain halnya Umi, ada Azis pemilik dan penjaga titipan sepeda ontel dan sepeda motor karyawan Djarum Karangbener. Sebelum ia mendirikan titipan sepeda motor, pernah berdagang dan kerja bangunan. Dirasa paling menghasilkan dan pekerjaannya tidak terlalu berat setelah mendirikan dan menjaga penitipan sepeda motor karyawan Djarum.

Azis lulusan salah satu Pondok Pesantren daerah di Pantura Jawa Tengah bagian timur. Setelah lulus dari pesantren ia mengabdikan diri ke masyarakat dengan bekal ilmu agama yang dimiliki. Mengajar mengaji di masjid tiap malam hari, diundang masyarakat saat ada hajat dan lain sebagainya.

pabrik rokok djarum

Dengan ikhlas, ia menjalaninya hingga sekarang. Ia tak mengharapkan lebih dari masyarakat. Ia sadar betul mengajar agama dan mengabdi pada masyarakat bukanlah pekerjaan untuk mendapatkan uang, apalagi gaji tetap jauh dari harapan. 

Akhirnya, ia harus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Awalnya ia ikut bapaknya sebagai kuli bangunan, namun lama-kelamaan ia tak sanggup karena bapaknya dapat proyek di luar kota. Jadi Azis memutuskan tidak ikut lagi bapaknya lagi, lebih memilih tetap di kampung dengan mengajar ngaji. 

Kemudian ia mencoba untuk berdagang sayuran keliling kampung, namun tidak berlangsung lama karena ada banyak kendala. Utamanya, ia tidak punya skill dan jiwa pedagang. Kalau bahasa orang pesantren “ora duwe ngelmuni” “tidak punya ilmu berdagang”. Kemudian, ia di pagi hari banyak diam di rumah dan muthola’ah (belajar sambil membaca kitab kuning) sebagai bekal mengajar mengaji.

Sudah biasa, sehabis mengaji ia ngobrol bersama masyarakat bapak-bapak di emper masjid. Disalah satu obrolannya, ia pernah di kasih ide untuk membuka titipan sepeda motor di depan pabrik Djarum oleh salah satu bapak-bapak yang ikut ngobrol. Namun hal itu belum terpikirkan karena harus sewa tempat. 

Singkat cerita, setelah terpikir ia mencoba mendatangi orang yang punya lahan di salah satu tempat depan pabrik Djarum sambil mensurvey keadaan. Salah satu tujuan survey, melihat dan meminta ijin ke orang yang lebih dahulu punya titipan sepeda motor.

Nasib bagus tidak kemana, yang dimintai izin justru mendukung kalau azis mendirikan tempat titipan baru, karena kapasitas yang dimiliki sudah tidak mencukupi, yang akhirnya banyak motor ditaruh di badan jalan umum. 

Setelah itu ia bergegas ke rumah orang yang punya lahan. Juga demikian, dipersilahkan menggunakan lahan untuk penitipan sepeda motor dengan tawaran memilih salah satu dua model, yaitu sewa atau bagi hasil. Tanpa berpikir panjang azis memilih bagi hasil saja, biar tidak mengeluarkan modal. 

Cerita Azis lagi, tidak lama-lama, bismillah pekerjaan barunya dilakukan dan dimulai hari rabu. Alhamdulillah eksis sampai sekarang dan sangat cukup untuk kebutuhan keluarganya (karena ia telah beristri setelah punya kerjaan tetap) .

Ini baru dua manfaat yang terungkap atas keberadaan industri rokok kretek Djarum di Kudus, masih banyak lagi macam-macam usaha yang dilakukan masyarakat di sekitar industri rokok kretek, baik berdampak langsung maupun tidak langsung.