pekerja rokok kretek
REVIEW

Menilik Perkembangan Kretek dan Pekerjanya

Dari tahun ke tahun pembuat rokok kretek mengalami perkembangan. Kali pertama, memang kretek ditemukan, diracik dan dibuat oleh seorang laki-laki bernama H. Djamhari. Selanjutnya, pewaris keahlian membuat rokok saat ini terpecah. Peracik tetap dilakukan oleh kaum adam dan pembuatnya adalah kaum hawa dan mesin. 

Proses pembuatan rokok kretek meliputi meracik atau meramu dari beberapa jenis dan asal tembakau kemudian dikasih perasa sesuai selera. Proses ini disebut blending. Kemudian dilakukan mencampur tembakau dengan cengkeh. Setelah tercampur siap diproduksi, dibutuhkan proses penggilingan dan proses merapikan atau disebut “mbatil”.

Pada proses peracikan, sejak dahulu hingga sekarang dikerjakan oleh kaum adam. Karena dalam proses peracikan ini membutuhkan pengalaman bau dan warna pada tiap-tiap jenis tembakau yang akan dicampur. Pada proses ini, indera penglihatan dan indera penciuman sangat dibutuhkan, guna menentukan jenis tembakau yang bagaimana yang dibutuhkan sesuai selera.

Sedangkan warna tiap-tiap jenis tembakau atau asal daerah tembakau berbeda-beda. Ada tembakau yang warnanya agak kuning, coklat muda, coklat tua, coklat tua pekat bahkan sampai ada yang berwarna hitam.

panen tembakau

Seorang petani sedang memanen tembakau.

Setiap jenis dan warna tembakau, baunya beda-beda. Nah, disinilah dibutuhkan seorang yang berpengalaman tentang hal itu. Selain itu dalam proses blending ini, jika produksi skala besar dibutuhkan tenaga yang kuat, karena ada proses membolak-balikkan tembakau agar merata. 

Untuk itu, pada proses blending ini dilakukan oleh kaum adam. Walaupun dalam proses blending ini memakai bantuan mesin atau alat, tetap saja dilakukan oleh kaum adam. Karena kaum adam mempunyai kelebihan dalam indra penciuman bau tembakau, dan kaum adam mayoritas pelaku perokok. 

Proses blending ini tidak hanya mencampur dari beberapa jenis, asal dan warna tembakau, namun juga di semprotkan cairan perasa. Kemudian dilakukan penutupan olahan tembakau dan perasa dengan plastik, atau ditaruh tempat tersendiri dengan penutup rapat, supaya didapat bau dan rasa merata.    

Setelah proses blending selesai dengan campuran sempurna, langkah selanjutnya mencampur hasil blending tembakau dengan bunga cengkeh yang sebelumnya dirajang menjadi kecil-kecil (tidak terlalu halus dan tidak terlalu besar). Perajangan bunga cengkeh dilakukan kaum adam, begitupun dalam proses pencampurannya, kalau tidak pakai alat bantu mesin.. 

Hasil pengolahan tembakau dan cengkeh kemudian siap di proses giling menjadi bentuk rokok. di awal temuan rokok kretek hingga masa raja kretek Nitisemito penggilingan olahan tembakau dan merapikan rokok (mbatil) dilakukan kaum laki-laki umur diatas 30 an. Karena masih masa penjajahan, dan kaum wanita jarang yang keluar dari rumah. 

Sehabis masa industri milik Nitisemito, sedikit demi sedikit industri rokok skala rumahan dan industri rokok besar mulai mempekerjakan kaum wanita. Awalnya sebagai pembatil belum penggiling. Namun lama kelamaan naik menjadi penggiling. 

Ternyata hasil produksi kaum perempuan lebih rapi dan lebih cepat, dan bertahan hingga sekarang. Kaum perempuan zaman dulu yang dikerjakan mulai umur anak-anak sekolah hingga orang tua. Sebagai pendapatan tambahan dalam rumah tangga dan tambahan uang jajan bagi anak-anak. 

Pekerjaan yang dikerjakan anak-anak saat itu hanya merapikan rokok (mbatil) hasil dari gilingan. Itupun dilakukan usai sekolah. Perkembangannya, setelah ada regulasi pelarangan mempekerjakan usia sekolah, industri tidak lagi melibatkan anak-anak. Pekerjaan hanya dilakukan kaum perempuan diatas umur 30 an. 

Sedangkan perempuan remaja lebih memilih pekerjaan yang mengandalkan ijazah. Namun, lama kelamaan industri menerima dan mempekerjakan perempuan remaja setelah selesai SMP atau SMA dan sederajat hingga sekarang. 

Sekarang, dimanapun industri rokok kretek tidak dijumpai kaum laki-laki bekerja sebagai penggiling dan pem-mbatil. Yang ada, bagian kaum laki-laki sebagai manajer, administrasi, dan pemasaran.