tembakau nusantara
PERTANIAN

Sejarah Sebaran Tanaman Tembakau di Nusantara

Ada dua versi sejarah keberadaan tanaman tembakau di Indonesia. Ada anggapan berasal dari benua Amerika, ada yang bilang asli tanaman Nusantara. Dua-duanya sama benarnya, yang membedakan hanyalah varietasnya dan mungkin penamaannya juga.

Pertama: Tanaman Tembakau Asal Benua Amerika

Beberapa literasi atau tulisan bahwa tanaman tembakau yang ada di bumi pertiwi ini berasal dari benua Amerika yang dibawa melalui Meksiko kemudian ke Filipina baru masuk ke Indonesia. 

Masuk ke Indonesia sekitar abad 16 bersamaan kedatangan orang Spanyol atau Portugis. Dunia mengakui, bahwa orang-orang Portugis adalah para pelayar pelopor penjelajah ke berbagai penjuru benua. 

Bahkan konon dalam penjelajahannya, mereka sangat aktif dengan membawa tanaman tembakau, termasuk ke wilayah nusantara. 

Sejarahnya, penemuan tanaman tembakau pada saat pelayaran Christopher Columbus menemukan benua baru kemudian mendarat di San Salvador dan singgah di kepulauan Hindia Barat diantaranya di daerah Bahama, Kuba pada tahun 1492.

Dalam persinggahannya, melihat orang-orang pribumi suku Indian Arawak membakar daun kering dengan media pipa.

Selanjutnya pada tahun 1499 seorang bernama Amerigo Vespucci juga berlayar dan mendarat di Venezuela, lagi-lagi melihat penduduk asli sedang asik membakar dan menghisap gulungan daun kering, ada pula yang menghisap pakai pipa.

Di Waktu lain, pada tahun 1519, pelayaran yang dilakukan Cortez juga melihat penduduk Meksiko Amerika Tengah dari suku Aztec melakukan hal yang sama. Kemudian pada tahun 1558, pelayar Andre The Vest saat mendatangi Brasil penduduknya juga melakukan aktivitas demikian.

Bahan yang dibakar dan dihisap dikemudian hari dinamakan tembakau. Atas dasar temuan-temuan saat berlayar, terjadi kesepahaman bahwa tanaman tembakau berasal dari Amerika, terlebih Amerika Tengah.

Tidak berhenti disitu, terbukanya banyak penjelajah hingga tanaman tembakau masuk ke Eropa. Memeng, kali pertama tanaman tembakau hanya sebagai tanaman hias di Eropa. Lama kelamaan penduduk Eropa mengikuti tradisi orang-orang benua Amerika dengan membakar daun tanaman tembakau yang kering lalu dihisapnya. Setelah mereka mendapatkan informasi kegunaan tanaman tembakau. 

Makin lama makin meluas informasi tentang kegunaan tembakau dan cara mengkonsumsinya. Sehingga tembakau menjadi sensi sebagai tanaman yang sangat menguntungkan dalam perdagangan. Karena melonjaknya permintaan pasar. 

Pejabat pertama kali yang mendukung perdagangan tembakau adalah Jean Nicot de Villemain seorang Duta Besar berkebangsaan Perancis, dengan menyebarkan bibit tembakau ke Negara-negara Eropa lainnya.

Dari sinilah tembakau di kemudian hari banyak orang menyebutnya dengan sebutan Nicotiana, sebagai penghormatan jasa besarnya Duta Besar.  

Beda dengan kata tobacco atau tabacum, dimungkinkan asal dari kata tobago yaitu pipa bercabang yang dahulu digunakan orang Indian untuk media menghisap asap melalui hidung.

petani tembakau menjemur tembakaunya

Seorang bapak sedang menjemur tembakau

Tembakau atau nicotiana yang tersebar di Eropa, jenis spesiesnya banyak sekali. Namun menurut Linnaeus ahli botani, mengatakan kalau ada dua spesies induk di Amerika, yaitu N. Tabacum dan N. Rustica. Walaupun ada juga spesies N. Petuniodes dan N. Suaveolens.

Sifat N. Tabacum; jenis varietas yang mempunyai habitus piramidal, daun berbentuk lonjong, ujungnya runcing dan tegak, tinggi berkisar 120 cm. N. Rustica varietas dengan bentuk habitus silindris, daunnya bulat, ujungnya tumpul, tinggi sekitar 90 cm. 

Jenis tembakau ini, kali pertama ditanam besar-besaran di bumi nusantara oleh Van den Bosch berkebangsaan Belanda sekitar tahun 1830, melalui program cultuurstelsel. 

Pada saat itu ditanam  di Jawa Tengah, pastinya di daerah Semarang sebagai percobaan dan gagal panen. Dikarenakan jenis tanah yang berbeda untuk varietas tembakau  N. Tabacum dan N. Rustica.

Pada tahun 1856, Belanda mencoba lagi jenis varietas tersebut di daerah Besuki Jawa Timur, dengan perencanaan dan riset  dengan dilengkapi balai penelitian bernama Besoekisch Proefstation. Sekarang balai penelitian tersebut di bawah Departemen Pertanian dan perkebunan Kabupaten Jember. 

Kemudian, dikembangkan lagi di daerah Yogyakarta, Klaten dan Surakarta pada tahun 1858, lagi-lagi Belanda yang melakukan, dilengkapi juga balai penelitian di Klaten (Klaten Proefstation). Namun varietas yang ditanam hasil inovasi dengan sebutan varietas vorstenlanden.

Percobaan Belanda di daerah Jawa berhasil, akan tetapi keuntungan belum maksimal. Sehingga percobaan dilakukan lagi di daerah Deli Sumatera Utara pada tahun 1863 yang dipelopori J. Nienhuys dan dipilih jenis varietas N. Rustica yang kemudian terkenal dengan jenis tanaman tembakau cerutu Deli. Juga dilengkapi balai penelitian terkenal dengan sebutan Deli Proefstation

Pada tahun 1925, baru kemudian Belanda menanam tembakau jenis N. Tabacum dan Virginia di banyak tempat hampir bersamaan, seperti di daerah Malang, Bojonegoro dan daerah lainnya. 

Kedua: Tanaman Tembakau Asli Nusantara 

Pada zaman penjajahan Belanda, tembakau asli nusantara terkenal dengan sebutan tembakau rakyat. Jenisnya pun banyak ragam, tergantung daerah masing-masing. Tanaman tembakau rakyat ini dari dahulu dibudidayakan masyarakat. 

Tembakau rakyat ini merupakan jenis tembakau yang telah lama mengalami mutasi, dan anehnya sangat adaptif dengan keadaan tiap daerah. Sehingga namanya untuk ciri khas kental dengan sebutan daerah. 

Pemerintah Belanda melalui ahli botaninya bernama Rhumphius mengakui bahwa jenis tembakau rakyat sangat berbeda dengan tembakau yang ditemui di beberapa daerah yang pernah didatangi Spanyol atau Portugis. Tanaman tembakau rakyat ini tersebar di banyak tempat di Indonesia dengan jenis yang bermacam-macam.

menjemur tembakau di tanah lapang

Diantara tembakau rakyat yang terkenal: tembakau Temanggung, Wonosobo, Muntilan, Kendal, Banyumas, Boyolali, Rembang, Mranggen Demak  di Jawa Tengah. Tembakau Takengon, Sidikalang, Sosopan, Payakumbuh, Solok, Sawah Lunto, Kurinci, Sorolangun, Ranau di Sumatera. Tembakau Madura, Lumajang, Kalisat, di Jawa Timur. Tembakau Ampenan di Lombok, tembakau Sopeng, Bone, Tanah Toraja di Sulawesi dan masih banyak lagi tembakau rakyat di daerah-daerah lain. 

Tembakau rakyat inilah yang paling utama untuk tembakau kunyah atau susur dan untuk bahan baku rokok kretek yang di zaman dahulu dibungkus dengan daun jagung dinamakan rokok kretek klobot sebelum ditemukan kertas papier. 

Peranan tembakau rakyat mempunyai peranan penting dalam sosial ekonomi budaya dan perdagangan masyarakat Indonesia hingga sekarang.

Jadi pandangan sejarah keberadaan tembakau di Indonesia yang berbeda ada dua versi sama benarnya. Disatu sisi bumi Nusantara dari dahulu sudah ada yang namanya tanaman tembakau. Sisi lain, ada beberapa varietas tanaman tembakau yang sampai sekarang masih dibudidayakan di bumi pertiwi ini jenis asal benua Amerika.