logo boleh merokok putih 2

Budaya Berbagi Rokok Sesama Santri Posonan di Pesantren

Sudah menjadi tradisi di beberapa pesantren membuka program pengajian bagi santri yang ingin mengkhatamkan kitab kuning tertentu atau mengaji Alquran. Tentunya, tiap-tiap pesantren punya agenda dan program sendiri-sendiri sesuai Kiainya. Budaya Berbagi Rokok Sesama Santri Posonan di Pesantren pun menarik untuk diperhatikan.

Posonan biasanya dilakukan oleh santri atau santriwati asal pesantren satu ke pesantren yang lain, tapi tidak jarang juga dilakukan oleh santri/santriwati yang sudah berdomisili di rumah (sudah boyong). Santri/santriwati yang pergi posoan mayoritas usia dewasa (lulus SMA/MA/sederajat ). Bagi santri/santriwati, berkeyakinan bisa mengkhatamkan ngaji kitab dan ngaji Alquran ke Kiai di bulan Ramadan satu keberkahan tersendiri. 

Selain itu posoan sendiri, sejatinya untuk mengasah, serta memperdalam kajian kitab kuning yang perlu dituntaskan. Atau ada pula yang posoan hanya untuk melanyahkan hafalan Alqurannya.

Inilah yang dinamai posoan yang termasyhur di kalangan santri/santriwati.  Yang menarik dan asyik, selain mengaji, bagi santri  posonan bisa kumpul dan berkenalan dengan santri dari pesantren lain dengan berbagai karakter. 

Berkumpul bersama, ngobrol bareng dengan merokok berjamaah di luar waktu puasa dan waktu mengaji dapat dijumpai. Saat mereka bergabung terjadi canda dan tawa, terlihat penuh keakraban, walaupun mereka sebetulnya baru kenal. 

Dan memang, santri yang suka merokok, mereka lebih cepat saling mengenal satu sama yang lain dibanding yang tidak suka merokok. Karena mereka mempunyai kebiasaan yang sama. Setiap kali melakukan aktivitas merokok berjamaah akan memilih tempat tersendiri bergabung dengan perokok yang lain.

Kegiatan mengaji saat posoan memang sangat padat, apalagi target ngaji posonan harus bisa khatam. Hampir sehari semalam kegiatan santri posonan diisi dengan mengaji. Biasanya kegiatan pengajian dimulai setelah sholat subuh hingga sekitar jam 17.00 WIB sore atau menjelang waktu magrib, dilanjutkan sehabis sholat tarawih hingga tengah malam baru selesai. 

Bagi santri yang suka merokok biasanya saat waktu senggang dimanfaatkan merokok berjamaah. Walaupun tidak dipungkiri, ada juga santri yang merokok saat mengaji. Dan mereka biasanya memilih tempat di luar bangunan (tempat Kiai memberikan materi). 

Bagi Santri, ini waktu merokok di bulan Ramadan

santri merokok

Menurut Sihabul Millah dipanggil Shihab, seorang santri kilatan/posonan salah satu pesantren di Kudus asal Madura, mengaku ada beberapa waktu yang sangat tepat dan nikmat untuk merokok berjamaah. 

Diantaranya, sehabis berbuka puasa dengan merokok sebatang, dilanjut sholat magrib baru merokok berjamaah sambil nunggu waktu isya’ tiba. 

Ia juga mengaku terkadang aktivitas merokok dilanjut sambil mengaji (tapi jarang dilakukan). Biasanya merokok sambil mengaji ia lakukan saat kantuk tak bersahabat. Seperti halnya teman santri lainnya melakukan hal itu. 

Selesai mengaji sekitar tengah malam durasi 1-1.5 jam, digunakan untuk bersantai / relaksasi menghilangkan rasa lelah dengan minum kopi dan merokok berjamaah setelah seharian mengaji. 

Saling sindir-menyindir (dalam bahasa santri saling gojlokan), ketawa ketiwi seakan sudah kenal lama ungkap Shihab. Di sini keakraban terlihat walaupun baru saling kenal 5-6 hari yang lalu. Habis itu istirahat dan bangun saat waktu sahur, dilanjut merokok lagi hingga waktu imsak datang. . 

Ia sendiri membawa bekal tembakau dan kertas papier dari rumah. Saat merokok berjamaah, sudah biasa bekal merokok ia keluarkan dan dinikmati teman lainnya. Teman lainnya pun demikian, meletakkan bekal rokoknya. Bagi yang menginginkan diperbolehkan langsung ambil tanpa basa basi, dan itu sudah biasa imbuh Shihab. 

Tak jarang ada santri yang ingin merokok merek tertentu namun ternyata tidak ada persediaan dan tinggal satu batang mereka bisa “joinan” merokoknya, tanpa rasa jijik dan malu kata sihab lagi. 

Teman shihab bernama Agus Supriyanto asal Yogyakarta mengamini apa yang telah diceritakan Shihab. Ia pun menambahi, kalau dengan merokok berjamaah suasana menyenangkan, lebih nikmat bahkan lebih akrab satu sama lain. 

Beda dengan santri yang lain (bukan perokok), terkadang ada yang tidak saling kenal satu dengan santri lainnya. Mereka hanya fokus mengaji tidak memperdulikan teman lain dan sekelilingnya. Bisa dipastikan santri posonan perokok, satu sama yang lain saling akrab, sebab saling membutuhkan, butuh teman merokok, ya butuh rokoknya dan koreknya celoteh Agus. 

 

Bagi santri posonan yang merokok, banyak manfaat bagi mereka, diantaranya; membantu menghilangkan rasa kantuk berat saat mengaji, untuk relaksasi menghilangkan lelah setelah seharian beraktifitas dan yang terpenting terjalin keakraban , kekeluargaan dan saling kenal satu dengan yang lain. Bagi mereka, membawa bekal rokok atau bahan rokok saat posoan adalah wajib.  

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Udin Badruddin

Udin Badruddin

Seorang santri dari Kudus. Saat ini aktif di Komite Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK).