logo boleh merokok putih 2

Djarum Super Wave Memang Beda

rokok djarum super wave

Kali pertama mencoba Djarum Super Wave itu sekitar tahun 2020, di mana produk ini pertama kali diluncurkan. Bermula saat salah satu teman wanita saya yang menikmati rokok yang sangat unik bagi saya.Ujung filternya yang unik menyerupai bintang dan aroma yang sangat khas, mendorong saya untuk turut menikmati. 

Bagi saya, Djarum Super Wave ini memiliki isap agak enteng. Jauh beda dari Djarum Super pada umumnya. Namun ketika itu saya belum menyukainya, karena sudah tertanam di dalam pikiran bawah sadar saya kalau rokok Djarum itu memiliki aroma yang kuat dan bikin pusing dan cepat mual. Jadi hanya sempat beberapa isapan saja karena hanya ingin tahu rasanya. 

Sebenarnya, Djarum Super Wave ini cukup enak, baunya tidak terlalu menyengat dan rasa manis campur fruity itu sangat terasa. Dia pun juga sangat menyukainya, ketika itu saya agak heran dengan teman saya ini, dia wanita tapi suka rokok berat kayak Djarum Super ini, dan itu sudah jadi rokok hariannya dia.

Walaupun saya bilang enak Djarum Super Wave ini, tetap saja ketika itu saya memilih Gudang Garam filter untuk menjadi rokok selingan saya untuk bergantian dengan Sampoerna Mild. Waktu pun berlalu, hingga 2021 ini saya mendengar rumor bahwa Djarum Super Wave ini ditarik oleh pabrikan dan tidak diproduksi lagi. Saya gak tahu kenapa alasannya ditarik kembali, padahal menurut saya ini produk yang menarik. Dari segi kemasan dan bentuk pada filter nya yang  unik, terlebih rasa nya pun cukup enak. Tapi saya tidak merasa khawatir, karena saya bukan penikmat tetap Djarum Super Wave ini.

Saat ini saya lagi menyukai rokok putihan, kembali ke selera awal yaitu Marlboro Putih. Sudah 2 bulan ini saya merokok putihan, saya mulai bosan, ngga bosen juga sih, cuman mau menemukan selingan yang pas untuk bergantian dengan Marlboro ini. 

Awal nya saya mencoba Gudang Garam Surya 16 untuk menjadi selingan, tapi tidak bertahan lama karena saya rasa masih cukup berat untuk menjadi selingan. Mungkin karena terbiasa rokok enteng ya, jadi ketemu yang berat dikit jadi terasa tidak nyaman. Begitu pun saya bertemu Rider, kretek kudusan yang rasanya seperti Djarum 76. Lagi-lagi, saya yang tidak bisa menikmati sigaret kretek tangan (skt) ini, tidak bisa menjadi penikmat Rider yang lama. Walaupun begitu, Rider tetap menjadi kretek tanpa busa/filter terenak yang pernah saya rasakan. Berbeda dari kretek lain yang rata rata memiliki rasa pedas sepet dan mint yang kuat. Rider ini seperti Djarum Super versi SKT, lembut dan tidak terlalu menjedak, manis dan gurih nya terasa dan pedas dan sepetnya tetap ada walaupun tidak dominan. Recommended lah untuk para perokok filter yang baru ingin mencoba SKT. Setelah saya merasa begah dengan Rider, saya mencoba beralih rokok lain lagi.

djarum wave
foto: bungkusrokok.com

Kemarin, di dekat tempat saya tinggal saat ini, ada warung Madura yang baru buka. Tokonya lumayan besar, bersih, lumayan lengkap untuk sebuah warung kelontongan. Menjual berbagai kebutuhan rumah tangga, seperti sembako dan keperluan rumah tangga lainnya. Warung ini juga menjual berbagai macam rokok, cukup lengkap, bahkan Sampoerna Mild yang isi 50 batang pun juga dijual di warung ini. 

Namun setelah saya memanjakan mata saya dengan melihat koleksi rokok yang warung ini jual, tiba-tiba mata saya tertuju pada Djarum Super Wave yang diapit oleh Djarum Super dan Djarum Super NEXT di tempat di mana ia disusun. Saya lihat di rak itu pun tidak banyak, atau mungkin hanya sedikit stok nya, bahkan bisa juga itu stok lama. Akhirnya saya tertantang untuk membeli Djarum Super Wave itu, tidak lupa juga saya membeli Marlboro putih sebagai rokok utama saya. 

Setelah saya sampai di rumah, saya langsung ingin mencicipi Super Wave tersebut, saya keluarkan dari pelastik dan saya buka bungkusannya. Saya cium aromanya dari bungkusan tersebut, masih wangi, tetap sama seperti saya menciumnya saat pertama kali saya mencoba rokok tersebut satu tahun silam. Cuma yang membedakan itu terdapat pada cukainya. Cukai ini masih keluaran tahun 2020, artinya ini memang rokok stok lama. 

Tidak mengulur waktu lagi, langsung saja saya bakar satu batang. Entah kenapa, mulut saya ini langsung terasa jatuh cinta dengan rasanya. Lidah saya terasa menari- nari menyambut asap, dan nyaman ketika melewati tenggorokan. Sangat sempurna. Tidak menusuk, sangat halus, cocok untuk pemula penghisap kretek atau ingin mencoba produk dari Djarum yang spesialis fruity tersebut. 

Yang saya heran, kenapa wanita menyukainya? Seperti teman saya itu, dia adalah penikmat setia Djarum. Di kala kebanyakan wanita perokok memilih rokok kecil atau menthol, dan juga menthol dengan rasa rasa buah yang menurut saya agak aneh ketika rasa buah tertentu di nikmati di dalam sebatang rokok. Mungkin ada lelaki yang  menyukainya, tapi tidak dengan lelaki seperti saya. Haha

Saya tidak mengerti kenapa Djarum Super Wave sempat berhenti produksi? Menurut beberapa teman di komunitas tempat saya numpang tinggal, alasannya karena pasar tidak terlalu antusias. Makanya, sempat henti kemarin dan PT Djarum mengeluarkan brand baru bernama Djarum Super NEXT, yang dianggap dapat menyaingi Gudang Garam Signature. Memang agak mirip sih rasanya menurut saya. Tapi ya, setiap pabrikan rokok besar pasti memiliki ciri khas nya tersendiri. Kalo PT Djarum itu spesialis dengan gurih dan fruitynya, sedangkan PT Gudang Garam spesialis Caramel dan gurih nya. Walaupun sama sama memiliki peran penting dalam setiap rasa yang kedua pabrikan ini keluarkan dalam produk rokok, namun setiap lidah konsumen punya rumah nya masing masing, punya selerannya masing masing.

Sedangkan saya, rumah saya sedang berada di Djarum Super Wave. Bagaimana dengan lidah kalian? Dan ada yang tahukah alasan secara spesifik kenapa produk ini kemarin terhenti produksi nya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Saar Abdullah

Saar Abdullah

Seorang pembelajar yang suka menikmati sebatang kretek di atas gunung