Pabrikan

Hal-hal yang Bisa Kamu Lakukan Saat Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Setiap tanggal 31 Mei, para anti-rokok akan merayakan hari tanpa tembakau sedunia (HTTS). Sebuah perayaan yang naif mengingat tembakau hingga saat ini masih ada di bumi dan menjadi penyelamat bagi banyak umat manusia. Perayaan acara tersebut biasanya diisi dengan acara-acara yang penuh propaganda busuk. Tak percaya? lihat saja besok!

Di era sebelum pandemi, biasanya para anti-rokok akan lebih masif menyebarkan propaganda ke masyarakat tentang bahaya dari merokok. Utama dan seringnya sih soal kesehatan. Bakalan banyak banget tuh foto-foto serta flyer bersebaran dengan gambar paru-paru rusak nantinya. Sabar-sabar ajah.

Tapi bukan berarti kita hanya berdiam diri saja saat HTTS berlangsung. Sudah sejak lama petani tembakau, cengkeh, masyarakat, kretekus, juga ikut melakukan penolakan terhadap hari rayanya antirokok tersebut. 

Sebelum pandemi, kampanye penolakan HTTS biasanya dilakukan dengan lebih kreatif. Ada konser musik, tingwe bersama, stand up comedy, bazzar, dan yang lain-lain. Acaranya pun lebih hangat karena melibatkan orang banyak dan tanpa propaganda busuk soal kesehatan.

Tapi kita harus menjalaninya secara berbeda ketika pandemi datang. Kegiatan-kegiatan offline sementara mesti kita hindari. Walau demikian bukan berarti semangat menolak HTTS juga padam. Justru ada banyak hal yang juga bisa kita lakukan!

Pertama adalah melakukan kampanye tanding melawan anti-rokok pada HTTS. Jika mereka selama ini mengkampanyekan bahaya merokok dan meminta kenaikan cukai demi menekan perokok anak, kita bisa melakukan sebaliknya.

Aktivitas merokok tidak bisa dijadikan penyebab tunggal dari masalah penyakit tertentu. Kecuali matamu kamu colokin pake bara rokok jelas itu bisa jadi satu penyebab masalah. Masalahnya adalah varian-varian lain juga harus diperhatikan dari timbulnya penyakit dari tubuh seseorang.

Soal penyakit tersebut bisa jadi bahan kamu untuk diposting di media sosial pada HTTS nanti. Selain itu, kita bersama juga bisa memberi fakta bahwa selama ini keuntungan cukai rokok dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi Indonesia. Hasil keuntungan cukai selama ini digunakan untuk pembangunan bangsa. 

Hebat kan para perokok? sebaliknya apakah anti-rokok bisa melakukan demikian? Lalu di mana kontribusin mereka saat pandemi ini? sebaliknya di tengah harga rokok yang kian melangit, dana hasil cukainya mampu untuk menolong negara. Bahkan beberapa diantaranya dipergunakan untuk kebutuhan penanganan kesehatan kala pandemi. 

Segala hal itu bisa kamu twit, posting di instagram, atau di facebook dengan tagar #terimakasihtembakau #terimakasihkretek dan beri narasi dukunganmu untuk kretek agar tetap bisa bertahan dan mewangi di Indonesia.

Selain melancarkan aksi lewat sosial media, ada juga loh diskusi menarik terkait kretek yang dilakukan pada HTTS. Kali ini diselenggarakan oleh Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), Komunitas Kretek, dan Rokok Indonesia dengan tema ‘Senjakala Bara Kretek: Potret Buram Ekosistem Kretek di Indonesia’. Pembicaranya di antara lain ada Kang Sobary selaku budayawan, Pradnanda Berbudi SH, MH (Ahli Hukum), Komang Armada (Petani Cengkeh), dan Soeseno (Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia).

Diskusi ini akan membahas tentang kondisi terkini ekosistem kretek di Indonesia yang carut-marut pasca kebijakan kenaikan tarif cukai secara progresif. Serapan tembakau dan cengkeh menjadi melemah, lalu berdampak juga pada banyak industri hasil tembakau (IHT) yang gulung tikar. 

Selain itu konsumen juga dirugikan dengan harga rokok yang kian mahal. Terlebih stigma buruk terhadap perokok terus digencarkan dan dibarengi dengan semakin terbatasnya akses untuk aktvitas merokok di ruang publik. 

Jika kamu tertarik dengan diskusi online ini silahkan ikuti besok (31/5) pada pukul 13:00 WIB melalui zoom webinar. Untuk mendapatkan link pertemuannya silahkan untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui link ini:  http://bit.ly/terimakasihkretek

Yuk beranikan dirimu menjadi perokok yang santun dan tak diam ketika melihat ada penindasan terjadi. Lawan!