lima kesaktian kretek
PabrikanREVIEW

Kesaktian Kretek

Kesaktian kretek ini akan membuka cakrawala kita terhadap rasa nasionalisme.

Keberadaaan kretek sangat fenomenal, bahkan kemunculannya merubah sejarah perdagangan dan perindustrian Indonesia masa kolonial. Pada masa itu, tanpa munculnya kretek, perekonomian Indonesia terpuruk. Keberadaan industri kretek (IHT), punya wajah baru model perdagangan baik skala nasional maupun level dunia. Jadi memang IHT punya kekuatan besar, andil dalam membesarkan bangsa Indonesia dan mempengaruhi peta perdagangan rokok dunia

Keistimewaan IHT tidak bisa diragukan lagi. IHT yang muncul dari desa Langgardalem Kudus dan kini mendunia. Sekiranya ada lima kesaktian kretek:

Pertama, berkontribusi dalam dunia kesehatan. 

rokok devine kretek

Kali pertama munculnya kretek adalah hasil kreatifitas anak bangsa sebagai sumbangan ide dan gagasan dalam mengatasi derita masyarakat yang berhubungan dengan sakit bengek. Waktu itu, H. Djamhari yang mencoba berkreasi mengobati sakitnya. 

Kali pertama yang dilakukan H. Djamhari mengoleskan minyak cengkeh ke seluruh bagian dada. Hasilnya dapat meredakan derita sakit bengeknya. Kemudian H. Djamhari mencoba mencampurkan minyak cengkeh kebagian kecil tembakau yang akan digulung dibuat rokok. Hasilnya kurang memuaskan. 

Pada akhirnya H. Djamhari mencoba mencampurkan langsung bunga cengkeh (tidak lagi minyaknya) ke dalam tembakaunya. Hasil yang didapat sangat memuaskan H. Djamhari. Artinya derita bengeknya bisa hilang. 

Semasa itu H. Djamhari membeli minyak cengkeh, tembakau bahkan sampai membeli bunga cengkeh ada di apotik obat yang banyak dimiliki oleh orang Tionghoa. Di dalam toples kaca kecil kecil tembakau dan cengkeh disajikan dan diperjualbelikan bersama obat obat lainnya di Kota Kudus. Dan mungkin jaman dulu di kota-kota lainnya pun begitu.

Setelah merasakan hasilnya, H. Djamhari mencoba memberi tahu teman kerabat terdekatnya bahkan tidak segan-segan H. Djamhari memberitahukan resepnya dan melatihnya. 

Ini bukti, hasil temuan H. Djamhari bukan untuk komersil, tapi betul betul ikhlas membantu masyarakat lainnya yang sedang sakit bengek. Bahkan ia pun tidak jarang meracikkan sendiri permintaan temannya untuk saudara yang sedang kesakitan gara-gara sakit bengek. 

Jadi wajar semasa H. Djamhari, IHT belum terkenal dan masih kalangan sendiri. Berjalannya waktu ternyata kretek sangat disukai masyarakat umum, (tidak hanya yang sakit bengek) karena kenikmatannya dan dapat merilekskan pikiran. 

Memang, yang sangat menikmati khasiat IHT saat itu masih masyarakat menengah ke bawah, seperti tukang kusir kuda, buruh pasar, pedagang dan lain sebagainya. Namun lama kelamaan keberadaan kretek menggeser kebiasaan merokok cangklong yang hanya memakai tembakau saja oleh para ningrat dan pejabat.

Kemudian IHT diproduksi masal dan komersial semasa Nitisemito si raja kretek. Jadi H. Djamhari seorang maestro dan Nitisemito si raja IHT, keduanya anak bangsa asal Desa sekitar Menara Kudus yang mendunia.  

Kedua, Satu-satunya perdagangan yang tahan goncangan gelombang krisis ekonomi. 

krisis ekonomi 98

foto: DW

Model gelombang krisis apapun telah dilalui IHT. Semasa Nitisemito (masih dalam cengkeraman penjajah) pernah terjadi krisis yang mengakibatkan penjajah sangat merugi dalam penguasaan perdagangannya. IHT Nitisemito tetap berproduksi dan meningkat, bahkan berkontribusi besar terhadap keuangan penjajah dengan adanya pungutan pajak yang ditetapkan. 

Nitisemito aktif dalam memberikan upeti bagi penjajah. Disisi lain Nitisemito juga aktif menyumbang kaum pergerakan kemerdekaan yang terselubung hingga sampai menjadi hancur karena ketahuan oleh penjajah telah membantu para gerilya. 

Ternyata di Kudus, Nitisemito bukan satu-satunya industri IHT. Kalau industri terbesar ya, tapi masih ada industri kretek menengah dan kecil, yang tetap melanjutkan perdagangan kretek.

IHT Nitisemito hancur bukan karena pungutan pajak atau reses ekonomi, kehancuranya setelah industri kreteknya diakuisisi penjajah di agresi kedua, karena terbukti melakukan pendanaan perlawanan terhadap penjajah. 

Terlebih, saking dermawannya si raja kretek dari Kudus, sering disebut dan diceritakan Ir. Soekarno dalam orasi kebangsaan dan catatan hariannya saat di penjara. Karena si Raja Kretek berhasil mempertahankan perdagangannya selagi krisis melanda dan perekonomian terpuruk. Kretek menjadi satu-satunya tumpuan dan harapan terbesar bangsa Indonesia, melalui pembayaran pajak.

Begitu juga saat krisis 98 dan krisis semasa pandemi covid 19, IHT tetap berjaya. Walaupun kejayaan kretek sebetulnya atas kepiawaian manajemen perusahaan kretek. Tapi tidak bisa dipungkiri, kalau kretek tidak disukai masyarakat dipasaran, di manaj bagaimanapun akan tumbang juga. 

Masa krisis 98 dan massa pandemi covid 19, pungutan cukai pajak IHT selalu naik tiap tahunnya. Dan masih relatif terbayar walaupun terseyok-seyok. Saktinya, saat keuangan negara menipis justru dengan uang cukai, negara dapat menutup dan membayar defisit BPJS. Saat krisis pandemi negara besar-besaran menggelontorkan uang cukainya untuk kebutuhan mengatasi covid 19, nyatanya demikian. 

Ketiga, menghidupi jutaan jiwa.

petani tembakau

Industri kretek, menjadi satu-satunya industri yang menyerap hampir seluruh hasil panen dua komoditas unggulan pertanian yaitu tembakau dan cengkeh. Di hamparan tanah di Indonesia hampir seluruh wilayah terdapat pertanian cengkeh yaitu menyebar di 30 provinsi. Sedangkan pertanian tembakau menyebar di 15 Provinsi. Dengan jumlah petani dan buruh sekitar 6,1 juta jiwa.

Lain itu, keberadaan industri kretek telah membantu menciptakan lapangan kerja, yang kurang lebih penyerapannya sekitar 30,5 juta jiwa baik langsung maupun tidak langsung. Ada buruh mbatil (merapikan ujung kretek), buruh penggiling kretek atau biasa disebut pelinting, buruh pengepakan,karyawan perusahaan, dan usaha multiplier effect seperti jasa transportasi, distribusi, percetakan, pedagang pasar, sampai pada jasa penitipan sepeda di area industri.

Keempat, donatur tetap kas negara

cukai rokok

Setoran pajak terhadap negara melalui cukai tiap tahunnya selalu meningkat, sebagai sumbangan kretek terhadap uang kas negara. Tidak tanggung-tanggung cukai yang harus dibayar tiap tahunnya meningkat sangat fantastis. Kayaknya negara kebelet dan merasa nikmat dari hasil cukai kretek dibanding dengan hasil pungutan pajak lainnya. 

Terbukti, pemerintah dengan serta merta selalu menaikkan pungutan tiap tahunan. Selain pungutan cukai, pemerintah juga menerapkan kewajiban membayar pajak daerah (PDRD) sebesar 10% terhitung dari pendapatan cukai hasil tembakau.

Nah, masih kurang apa baiknya kretek. Pungutan cukai terbayar dan pungutan daerah di bayar,menjadi dobel pembayaran pajaknya. Adakah sektor lain yang pajaknya dobel?, kayaknya hanya kretek   

Kelima, Menjadikan Bangsa Indonesia Berdaulat dan mandiri

krketek menyelematkan negeti

Masih ingat, sistem ekonomi kerakyatan, sistem ekonomi berdikari, demokrasi ekonomi hingga ekonomi pancasila, yang semuanya digagas oleh para tokoh pendiri bangsa Indonesia. Konsep ekonomi kerakyatan bertumpu dan berorientasi pemberdayaan potensi dan kekuatan rakyat. 

Untuk mencapai kemandirian ekonomi, langkah strategis yang harus terpenuhi diantaranya; pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dalam rangka pemberantasan kemiskinan, penegasan orientasi pasar domestik, pemerataan pembangunan ke daerah-daerah, dan kegiatan ekonomi berbasis pengembangan sumberdaya alam dan sumber daya manusia. 

Semuanya tercermin pada kretek. Industri kretek satu-satunya kegiatan ekonomi yang mengakomodir kemandirian ekonomi bangsa. Kretek adalah salah satu produk ciri khas bangsa Indonesia, diciptakan anak bangsa, di produksi masal anak bangsa, bahan baku dari petani putra putri bangsa, hasilnya untuk pemerataan pembangunan di daerah-daerah.