kesaktian rokok kretek
PabrikanREVIEW

Kesaktian Rokok Kretek Khas Indonesia (Jilid II)

Tulisan ini, melanjutkan kembali informasi tentang kesaktian rokok kretek di minggu kemarin. Bahwa kontribusi keberadaan rokok kretek jelas di depan mata. Tidak diragukan lagi rokok kretek mempunyai catatan sejarah tersendiri di bumi nusantara ini. Mulai dari kali pertama kemunculannya hingga sekarang telah banyak berbuat dan memberikan penghidupan pada Bangsa serta masyarakat Indonesia.  

Tahan krisis

Fakta sejarah keberadaan rokok kretek di Indonesia sudah ratusan tahun. Sudah melalui perjalanan masa pahit getirnyanya keadaan bangsa Indonesia. Selain masih eksis semasa penjajahan, rokok kretek juga telah lolos dari beberapa goncangan krisis global maupun lokal yang mengancam perekonomian bangsa. 

Krisis sebelum Indonesia merdeka, setelah merdeka hingga masa reformasi dilaluinya dengan sabar dan penuh optimis. Nyatanya demikian, produk rokok kretek tetap tangguh dalam menjaga stabilitas ekonomi bangsa, menjadi alat pemerintah untuk pemasukan kas negara, menjadi tumpuan keberlangsungan kehidupan banyak petani dan rakyat kecil. 

Bukti bahwa keberadaan rokok kretek sebagai salah satu unsur ketahanan ekonomi bangsa Indonesia dari level paling bawah (Desa) hingga pemerintahan pusat. 

Rokok kretek menjadi satu-satunya produk anak bangsa yang selalu berkembang seiring zaman dan memberikan kontribusi tidak sedikit untuk keberlangsungan bangsa Indonesia.

Penyelamat petani tembakau dan cengkeh

Dua tanaman ini menjadi bahan baku pokok rokok kretek. Tanpa cengkeh bukan rokok kretek sebutnya. Tanpa tembakau tidak disebut rokok. Jadi antara tembakau dan cengkeh menjadi komponen satu kesatuan dalam kretek. 

Banyak orang terkadang menafsiri salah kaprah. Menyebut kretek hanya pada rokok yang tidak berfilter di ujung hisapnya, sekalipun kontennya hanya tembakau saja. Apalagi banyak yang mengira semua rokok itu sama. Ini semua tafsiran yang keliru.

Sebutan kretek, itu pada rokok yang konten (bahan utama) dari olahan tembakau dan cengkeh sekalipun berfilter maupun tidak. Kalau ada rokok tanpa konten bahan cengkeh, bukan termasuk rokok kretek, dan mempunyai sejarah yang beda. 

Jelas dalam banyak referensi, munculnya rokok kretek untuk obat alternatif. Jika sekarang banyak muncul rokok herbal, rokok kretek sudah herbal sejak kali pertama ada. 

Kemudian, ketika muncul data yang konon hasil riset dari negara paman sam bahwa rokok menjadi penyebab banyak penyakit menjadi kontradiksi dengan keberadaan rokok kretek sebagai obat tradisional

Selanjutnya muncul pertanyaan, apakah objek penelitian paman sam adalah rokok kretek?, tentu jawabnya tidak. Bisa dipastikan yang diteliti adalah rokok tanpa cengkeh, rokok yang berbahan beda dengan kretek. Mulai dari jenis tembakaunya sampai bahan papernya (kertas pembungkusnya).  

Karena kearifan lokal bumi nusantara, jenis tembakau yang dihasilkan sangat berbeda dan lebih banyak mengandung minyak misri dibanding jenis tembakau asal luar. Tembakau lokal agak sedikit berair sehingga kalau dipegang dengan mengepal, ia menyatu. Beda dengan jenis luar, terlalu kering kadar airnya hampir tidak ada. Jika dipegang mengepal tidak mudah menyatu. 

Kadar air inilah yang dimaksud mengandung minyak misri. Dan minyak misri jika dibakar bersama cengkeh dengan pembakaran sempurna dalam bentuk konus (ujung hisap lebih kecil dari ujung bakar), maka akan menghasilkan senyawa yang dibutuhkan tubuh manusia ketika dihisap. 

Beda dengan pembakaran yang hanya memakai tembakau saja, apalagi memakai tembakau dengan jenis yang sangat kering (tembakau luar). Tidak cocok untuk standar rokok kretek Indonesia yang berbentuk konus. Ia hanya cocok untuk jenis rokok silinder (ujung hisap dan ujung bakar berdiameter sama). Bentuk silinder pembakaran yang dihasilkan kurang maksimal dan kemantapannya pun berkurang. 

Jenis tanaman tembakau khas Indonesia, keberadaannya tersebar di 15 Provinsi, sedangkan perkebunan cengkeh (epidemik asli nusantara) tersebar di 30 provinsi. Jadi tidak salah, dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Perkebunan, tembakau dikategorikan sebagai komoditas strategis yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan sosial ekonomi dan lingkungan.

Tercatat ada sekitar 2 jutaan petani tembakau, 1.5 jutaan petani cengkeh, 30.5 juta buruh petani yang berkecimpung dalam pertanian tembakau dan cengkeh di seluruh nusantara ini. Kemudian hasil pertanian tembakau dan cengkeh 93% dibutuhkan untuk industri rokok kretek. Menjadi bukti bahwa keberadaan rokok kretek menyelamatkan hidup puluhan juta rakyat Indonesia. 

Bahkan pengakuan Clifford Kissya petani cengkeh asal Pulau Haruku Maluku, masyarakat haruku dan masyarakat Maluku pada umumnya berterima kasih pada Kota Kudus. Berkat rokok temuan orang Kudus (H. Djamhari) pada tahun 1880, tanaman cengkeh di Maluku lebih bernilai. Memang nilai cengkeh pernah mengalami kehancuran saat orde baru, namun setelah Presiden Abdurrahman Wahid teratasi merangkak naik. 

Mayoritas rakyat Pulau Haruku tabungannya hanya cengkeh. Bisa bangun rumah, bisa mengadakan acara besar, membangun Gereja, bisa sekolah tinggi dan keluar pulau hanya dari hasil cengkeh. Tiap panen raya cengkeh di Haruku kondisi keramaiannya melebihi saat hari besar agama. Semua orang Haruku pulang kampung baik yang di luar hanya untuk memanen tanaman cengkehnya. Sambil bernyanyi dan bersahutan mereka memetik cengkeh, imbuh Clifford Kissya.       

Menjadi Sumber Pemerataan Pembangunan

Tidak bisa dipungkiri hasil pemungutan dari pajak rokok kretek sangat besar mulai dari pembayaran pita bea cukai, pembayaran PPN dan PPh dan ada yang lain yang sifatnya bukan pungutan resmi, seperti alokasi dana CSR dan lain sebagainya. 

Dari pendapatan cukai saja tiap tahunnya dibagikan 2% ke daerah Provinsi dan Kabupaten dan nilainya rata-rata mendapatkan puluhan hingga ratusan triliun. Kemudian yang 98% kemungkinan besar oleh pemerintah pusat dipergunakan untuk pembiayaan kebutuhan lain. Sedikit ada kejelasan semasa Presiden Joko Widodo, dana hasil pungutan cukai rokok 50% dipergunakan untuk menutup defisit BPJS, yang selama ini konon merugi. 

Kemudian dari 2% yang ke daerah sebagian ada yang dipergunakan membangun RS, membeli peralatan medis, membangun sekolah kesehatan, membeli mobil operasional, membangun jembatan, membangun gedung olahraga, pembiayaan pelatihan kerja, bahkan saat ini dipergunakan untuk pembiayaan pemulihan ekonomi dampak covid 19.    

Menjadikan Kota lebih Hidup

Bisa di buktikan dimana kota kecil yang terdapat pabrik rokok kretek, ekonominya lebih hidup dan mapan. 

Sebagai contoh Kabupaten Kudus, kota dengan wilayah kecil dan hanya daratan menggungguli kota lain disekitarnya Jepara, Demak, Pati, Grobogan. Bahkan sampai hari ini, menjadi rujukan masyrakat kota lain setelah Kota Semarang. Kuliner, menyekolahkan anak hingga berobat, masyarakat kota lain lebih memilih di Kudus. 

Kretek adalah salah satu elemen ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya bangsa Indonesia. Kretek telah menghidupi puluhan juta masyarakat Indonesia, baik yang bersinggungan langsung maupun tidak langsung. Dengan kretek, Indonesia punya sejarah tersendiri, makin hidup dan bermartabat.