petani cengkeh di atas pohon
OPINI

Petani Cengkeh yang Terlupakan

Petani cengkeh kerap kali terlupakan pada landscape perbincangan dunia kretek. Padahal tanpa cengkeh, tak akan muncul istilah kretek.

Kalau membicarakan rokok kretek, seringnya masyarakat umum, terlebih lagi pemerintah, hanya menyinggung soal tembakau. Cengkeh, sebagai salah satu jenis tanaman rempah yang mempunyai peran membumbui aroma rokok kretek sehingga memberikan rasa khas, dilupakan. 

Media-media di Indonesia sebenarnya cukup sering menyebutkan bahwa petani tembakau adalah mereka yang paling merasakan dampaknya. Tapi di industri rokok kretek, ada petani cengkeh yang juga akan merasakan dampak kenaikan cukai. Bahkan sama beratnya dengan petani tembakau. 

Pasalnya, rencana kenaikan cukai rokok tidak serta merta diikuti naiknya harga jual komoditas bahan baku rokok yang dapat mengerek kesejahteraan petani tembakau dan cengkeh. 

Di satu sisi, para petani terus berjuang untuk bertahan hidup pada masa pandemi. Di sisi lain, petani cengkeh juga menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kondisi cuaca, penurunan permintaan hasil panen, hingga bantuan subsidi pupuk maupun alat produksi yang belum merata.

Setiap tahun, petani-petani cengkeh itu sudah babak belur sekali. Sementara pemerintah berpikir bahwa mengganti jenis tanaman selain tembakau dan cengkeh di ladang mereka adalah jalan keluar terbaik dalam. Padahal orang awam pun tau, misal menanam strawberry di bekas ladang jagung dataran rendah tidak semudah menanam strawberry di dataran tinggi. Kalaupun bisa hidup, perlu perawatan ekstra dan hasil yang tidak maksimal.

pemetik cengkeh sedang bekerja

Menaikkan cukai tidak akan membantu jerih payah petani cengkeh dan tembakau. Mereka sudah sangat stres dan kecewa berat dengan kondisi saat ini. Jangankan mereka, saya pun sebagai warga biasa sudah mual melihat pemerintah kita sekarang. 

Itu baru persoalan kenaikan cukai, belum lagi ketika keberadaan rokok kretek ditentang dengan kehadiran Framework Convention on Tobacco Control alias Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau dari organisasi kesehatan dunia (WHO), petani cengkeh juga khawatir. Bukan hanya petani tembakau saja.

Tanaman cengkeh adalah tanaman jangka panjang. Pohonnya akan mulai berbunga ketika usianya lima tahun dengan hasil 1 kilogram – 2 kilogram cengkeh. Usia ideal untuk berproduksi adalah 30 tahun karena mampu menghasilkan 30 kilogram – 80 kilogram cengkeh.

Menanam cengkeh itu memiliki proses yang panjang untuk menuai hasilnya. Tidak semudah dan secepat keputusan kenaikan cukai yang setiap tahun pasti ada dan menguntungkan bagi pemerintah.

Sebagai rempah unggulan komoditas lokal, sudah semestinya pemanfaatan cengkeh dalam skala besar semakin digalakkan. Ini sebagai sarana untuk menguatkan ketahanan petani ke depannya. Sebagai penyerap utama produksi cengkeh, rokok kretek kini masih menjadi andalan utama petani cengkeh dalam menjual hasil produksinya.