logo boleh merokok putih 2

5 Hal Ini Tidak Disadari Mereka yang Masih Merokok Saat Berkendara

merokok saat berkendara

Merokok saat berkendara nikmatnya apa? Kalo ketemu mereka, tolong saya titip kepalanya dihantam pakai telapak sandal.

Beberapa hari lalu, timeline twitter saya ramai oleh postingan foto mata merah Mbak Es Milo atau @tiarawandrnt. Merah matanya bukan karena dikucek-kucek lantaran ingin melihat lebih jelas betapa oligarki tumbuh subur di negeri ini. Tidak. Mata yang merah itu disebabkan oleh perokok tolol yang masih merokok saat berkendara, abu rokoknya ke mana-mana dan hinggap di matanya Mbak Es Milo. 

Katakanlah saya yang perokok ini berada di posisi Mbak Es Milo, mungkin saya bisa saja bereaksi lebih parah. Minimal mengejar dan menaboki kepalanya. Beruntungnya, Mbak Es Milo ini orang yang baik, bijak dan adil dalam berpikir. Ia memang dengan tegas memberi jempol terbalik kepada:

Namun ia juga menyadari betul, bukan rokok yang salah, tapi perokok tolol yang masih merokok saat berkendaralah yang perlu dibina dan binasakan:

Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mendoakan semoga Mbak Es Milo lekas membaik dan orang-orang yang masih tolol merokok saat berkendara diberi kesadaran, kalo ngga sadar-sadar ya mbuk sesekali Tuhan menugaskan Malaikat buat nabok kepalanya.

kawasan rokok

Perokok-perokok tolol semacam ini  tidak perlu kita bela. Perokok tak tau adab hanyalah benalu yang membuat antirokok punya tambahan amunisi untuk melancarkan aksinya. 

Di luar sana, masih banyak sekali orang-orang yang demen merokok saat berkendara. Dari sekian banyak itu, saya mencoba merangkum hal-hal yang tidak disadari oleh mereka yang masih merokok sambil berkendara:

Merasa merokok saat berkendara keren, padahal tolol!

Biasanya, orang-orang yang hobi merokok saat berkendara adalah orang-orang yang punya “ke-aku-an” besar dalam dirinya. Mereka menganggap, merokok saat berkendara adalah pelengkap gaya agar terlihat lebih keren.

Memang, banyak orang yang memperhatikannya ketika tengah klepas-klepus merokok saat berkendara. Tapi bukan karena orang-orang itu terkesima atas kegantengan atau kecantikannya, tapi terkesima bagaimana bisa di era modern ini masih adalah orang yang bisa memelihara ketololannya.

Tidak hanya orang lain, merokok saat berkendara juga membahayakan diri sendiri

Sebodoh-bodohnya orang, ia pasti punya naluri untuk peduli dan melindungi dirinya sendiri. Ia akan menghindari hal-hal yang bisa merugikan dirinya sendiri. Tapi entah kenapa, orang-orang yang merokok saat berkendara sepertinya tidak tau jika aktivitasnya itu tidak hanya akan merugikan orang lain tetapi juga akan merugikan dirinya sendiri. 

Tidak hanya abu rokoknya mungkin, bara rokok yang tertiup angin mungkin bisa masuk matanya. Tidak hanya matanya yang pedas, tapi juga bisa menyebabkan kecelakaan sebab gerak reflek memegangi mata akan mengurangi keseimbangan berkendara. Dan orang-orang ini tingkatnya tidak hanya bodoh, tapi guoooobloook dan ga punya otak!

Sanksi merokok saat berkendara itu bisa buat beli rokok sebulan

Merokok sambil berkendara sejatinya melanggar UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Nomor 22 Tahun 2009

Sanksi bagi pengemudi kendaraan bermotor yang melanggar larangan merokok, maupun berkendara tidak dengan konsentrasi penuh, diatur dalam UU LLAJ pasal 283, yang berbunyi sebagai berikut: 

“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah),” bunyi pasal tersebut.

Merokok saat berkendara tidak nikmat

Apa nikmatnya merokok saat berkendara? Tidak ada. Saya kadang tidak bisa membayangkan, apa nikmatnya merokok saat berkendara. Sehingga saya mencobanya sendiri. Ya merokok sambil berkendara, tapi saya mencoba di dalam komplek perumahan dengan kecepatan 20 km/jam. Dengan kecepatan segitu saja saya tidak bisa merasakan nikmatnya rokok, apalagi mereka yang sambil gebar geber di jalan raya.

Memang, merokok itu nikmatnya ya di warung kopi. Kalo lagi sedang berkendara pengen nyebat, ya berhenti. Mau di pinggir jalan, mau mlipir di kafe, yang penting jangan saat berkendara.

Bakat jadi politisi

Mereka yang suka merokok saat berkendara kadang juga didominasi oleh orang-orang yang pandai. Mereka tau, kalau merokok saat berkendara itu bisa membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Mereka juga tau, kalau ada denda yang telah diatur pemerintah untuk menertibkan perokok bandel semacam ini. Tapi mereka tetap bandel dan terus saja merokok sambil berkendara. Kalo ditanya atau ketangkep dia punya senjata, “saya nggak tau” “lha kok nanya saya”. Memang sebenarnya mereka ini calon politisi, tapi sayangnya mereka belum menyadari.

Kalau ketemu yang model begini, ga perlu banyak cakap, tampol saja kepalanya biar dia sadar dunia ini keras untuk orang mencla mencle sepertinya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Geofani Milthree Saragih

Geofani Milthree Saragih

Aktif di Klikhukum.id