Sudah pernah saya tulis sebelumnya, sudah berulang kali teman-teman yang aktif di advokasi kretek dan komunitas pegiat kretek yang lain menggaungkan ajakan untuk tidak merokok saat berkendara.
Tapi memang rasanya sulit saat ajakan kampanye tidak merokok saat berkendara itu harus disebarluaskan ke jutaan orang di seluruh Indonesia. Mungkin hanya ratusan ribu yang membaca atau mendengarnya, dan masih ada ratusan ribu perokok yang belum mendengarkan atau melihat kampanye itu.
Itu sebabnya saya merasa perlu menulis lagi soal adab merokok di negara ini yang perlu dibenahi terus tanpa henti, sampai para antirokok kaget melihat kita para perokok jauh lebih beradab dari isu miring yang terus muncul di media. Terlebih kasus abu rokok yang mengenai mata pengendara lain beberapa waktu lalu dan jadi makanan empuk bagi yang benci perokok.
Ini bisa ditiru, tapi tidak juga menjadi pembenaran; Supir truk punya peraturan dalam kendaraannya kalau mau merokok sambil mengemudi harus siap dengan satu syarat utama; sedia asbak di dalam truk. Memang tidak semua, tapi nyaris tidak pernah saya melihat supir truk memegang rokok lalu membuang abu keluar jendela. Pun begitu dengan beberapa supir bus malam yang harus berjuang melawan kantuk, dan harus merokok saat berkendara. Mereka pun menyediakan asbak seadanya di sekitar kokpit. Ya, tidak semua bus juga, ada perusahaan bus yang bahkan melarang pengemudinya merokok saat mengemudikan bus.
Teman-teman, tidak ada enaknya merokok saat berkendara, tidak usah ngeyel dengan banyak alasan. Saya supir wisata sekaligus pernah juga aktif di komunitas motor. Semuanya sudah saya coba, berkendara menghisap rokok saat berkendara dengan mobil atau motor malah merepotkan.
Di mobil, abu akan beterbangan masuk ke dalam kokpit, kalau bara api yang terbang ke jok mobil, maka siap-siap uang ganti rugi atau bahkan batang rokok yang jatuh di area bawah kokpit akan membuat kita sedikit panik untuk mencari rokok yang masih menyala itu. Kalau di jalanan sepi, mungkin bisa terselamatkan, tapi kalau di jalan raya yang ramai atau bahkan jalan tol, siap saja perjalanan selanjutnya kalian sudah terlentang di ambulance. Tidak percaya? Silahkan coba kalau memang masih keras kepala.
Sudah banyak rest area di sepanjang jalan tol dengan fasilitas yang bagus. Banyak warung tengah malam yang buka di sepanjang pantura kalau kalian perlu istirahat, atau bahkan pom bensin dengan fasilitas seperti cafetaria yang bisa dan boleh merokok. Kalau di dalam kota, banyak juga indomaret atau alfamart yang punya parkiran luas sekaligus menyediakan tempat duduk untuk pembeli yang mau sekedar bersantai setelah berbelanja.
Lalu bagaimana saat naik motor? Mau motor matic atau motor manual, maka tangan kiri kalian yang pasti difungsikan untuk memegang batang rokok. Apa enaknya menghisap rokok berbarengan dengan polusi jalanan, membuka masker atau baf hanya untuk merokok, apa gunanya kalian pakai masker atau baf tadi? Udah gitu, asap rokok kalian ga keliatan, batang rokok yang baru dibakar 5 menit sudah langsung habis, itu kalau rokok kretek filter. Apa kabar rokok putih?. Lalu kalau kalian menghisap samsu? Mungkin tiap 3 menit harus membakar lagi karena rokok mati tertiup angin. Ribet, bro.
Tidak ketemu tempat istirahat saat naik motor? Cari area yang terang di sepanjang jalan yang kalian lewati dan cukup ramai untuk berhenti, atau dekat dengan warung rokok, menumpang sebentar buat nyebat toh tidak ada salahnya. Atau kebetulan ada taman kota yang nyaman dan ada tempat sampahnya bisa jadi pilihan terakhir. Rokok itu bukan candu, itu hanya kebiasaan yang bisa kalian ubah. Kalau kalian terbiasa merokok sambil berkendara, bukan hal sulit untuk mengubahnya.
Ayolah, apa kalian tidak capek dikatain orang yang tidak punya adab karena sama saja kalian mengotori jalanan dan mengganggu pengguna jalan dengan membuang abu atau puntung rokok ke jalanan. Kalau kalian berkendara cukup jauh maka atur dengan baik proses perjalanan kalian ke tujuan, kapan harus istirahat dan nyebat. Setiap 2 jam atau 1 jam perjalanan. Kalau kalian berkendara dengan jarak yang pendek, permen bisa jadi solusi. Cari permen yang tidak punya mint supaya tidak ada alasan lidah terasa beku hingga bikin nyebat ga asik. Permen juga bisa mengatasi kebosanan saat berkendara, jadi banyak cara untuk menikmati jalan raya sebagai pengemudi yang santun dan beradab.
Banyak cara menikmati rokok kretek dengan tenang dan nikmat tanpa harus merugikan orang lain. Kita mulai lagi dari sekarang menjadi perokok yang benar-benar taat aturan dan bermental baik. Mau kata diperas terus sama pemerintah karena kenaikan cukai, mau dikatain penyebab kerugian BPJS, mau dikata manusia tidak berguna sama antirokok, ga usah dipedulikan. Lawan dengan menjadi perokok yang santun, dan tentu punya adab.
Jangan kesal baca tulisan ini, ya. Ini protes saya kepada perokok yang masih merokok saat berkendara. Salam sebat.