daratan tinggi temanggung
PERTANIAN

Tahun Ini, Petani di Dataran Tinggi Temanggung Tetap Menanam Tembakau

Kabupaten Temanggung sejak dulu terkenal dengan tanaman tembakaunya. Hal ini sangat dipengaruhi kondisi tanah dan wilayah serta cuaca/musim. Di Temanggung terdapat tiga dataran tinggi yang terkenal dengan pegunungan Sindoro, Sumbing dan Prau. Pada lereng tiga pegunungan inilah petani menggantungkan hidupnya pada tanaman tembakau.

Informasi Paryanto petani tembakau asal dari Desa Kwadungan, Kecamatan Kledung Temanggung, menceritakan bahwa tanah di dataran tinggi Temanggung termasuk lereng Sindoro ini berunsur pasir. Disaat kemarau tidak ada tanaman yang bertahan hidup dan laku kecuali tembakau. Beda lagi saat musim penghujan, semua tanaman hidup. Biasanya petani menanam cabai, kubis dan lainnya. 

Keadaan dan kondisi wilayah dataran tinggi Temanggung seperti inilah dinamai kearifan lokal yang tidak bisa ditawar petani. Kondisi tanah pasir dan bebatuan tidak dapat menyerap dan menyimpan air terlalu lama, begitu ada air maka tak lama langsung hilang. Apalagi saat kemarau panjang, dipastikan tanahnya kering dan sulit mendapatkan air. Hanya tanaman tembakau yang bisa bertahan hidup dan memberi penghidupan bagi petani di lereng gunung. 

Beda lagi saat musim penghujan, petani lereng gunung akan menanam tanaman selain tembakau. Karena sifat tanaman tembakau tidak tahan terlalu banyak air dan akan membusuk batangnya yang mengakibatkan mati. 

Dengan kearifan lokal inilah, sudah ratusan tahun petani dataran tinggi Temanggung saat kemarau menanam tembakau. Jadi pengetahuan menanam tembakau di Temanggung turun temurun warisan nenek moyang. 

Keadaan seperti ini, mengharuskan petani melakukan siasat tanam. Di akhir musim penghujan kebiasaan petani dataran tinggi melakukan pembibitan tanaman tembakau, hingga penanaman. Mulai masuk musim kemarau petani melakukan perawatan tanaman tembakau, memberikan pupuk termasuk pupuk kandang. Pertengahan musim kemarau hingga akhir musim kemarau aktivitas petani memanen dengan mulai memetik daun yang paling bawah, kemudian atasnya, atasnya lagi dan seterusnya hingga selesai daun paling atas.

Sembari pemetikan daun, aktivitas petani di rumah menyimpan daun hasil petikannya dahulu di tempat yang minim sirkulasi udara, setelah layu dan warna tembakau mulai berubah mulai di rajang, dikeringkan , di taruh keranjang baru di jual ke orang perwakilan pabrikan rokok bisa tengkulak atau pedagang, ada juga yang langsung ke grader (orang kepercayaan industri).

Daun yang paling bawah atau bisa jadi daun atasnya satu dinamai grade A. Daun atasnya grade B dan seterusnya. Kalau di Temanggung Grade tembakau hingga F, sedangkan tanaman tembakau luar Temanggung biasanya paling tinggi grade grade E. Disinilah istimewanya tembakau Temanggung, memiliki kenaikan satu kelas dibanding dengan tanaman tembakau dari daerah lain. 

menanam temabakau di gunung

Harga grade A paling murah, semakin keatas gradenya semakin mahal. Inilah tingkatan harga grade. Kalau di Temanggung grade teratas (grade F) harganya mulai ratusan hingga jutaan per-kilogram. Di daerah lain harga teratas mentok ratusan, bahkan rata-rata hanya puluhan ribu per-kilogram. 

Pada fase grade F, disinilah biasanya muncul tembakau “srintil”. Tembakau yang berkualitas terbaik sedunia. Tembakau srintil muncul hanya pada varietas asli Temanggung dinamakan “kemloko”. Dan munculnya srintil biasanya di lahan atau ladang yang terkena sinar matahari pertama kali. Jadi, srintil tidak mungkin muncul pada tanaman tembakau dataran rendah, hanya di dataran tinggi. 

Perlu diketahui, saat ini hasil perkembangan teknologi varietas kemloko banyak varian dan lebih dari lima, ada kemloko 1, 2, 3 dan seterusnya. Varietas kemloko 1, memang yang asli Temanggung, namun varietas ini sangat rentan terhadap penyakit dan kuantitasnya kecil, karena pohonnya pendek dan daunnya tidak rimbun. Kemloko 2, 3 dan seterusnya hasil perkembangan genetik. 

Biasanya kemloko 2 untuk ditanam di dataran rendah dan kemloko 3 di dataran tinggi, namun hal ini belum bisa sebagai rumusan. Bisa jadi sebaliknya. Kelebihan kemloko 2 dan 3, selain tahan penyakit kuantitasnya tinggi. Sedangkan untuk  varietas kemloko 4 dan seterusnya belum menunjukkan hasil yang baik dan memuaskan petani dibanding varietas kemloko 2 dan 3. Saat ini, petani Temanggung varietas kemloko yang ditanam  rata-rata kemloko 2 dan 3, kata Paryanto.

Dengan demikian, kondisi dan keadaan dataran atas (lereng pegunungan) di Temanggung adalah kearifan lokal. Jangan asal bilang atau membuat program diversifikasi dan alih tanaman lain. Apalagi semangat diversifikasi atau alih tanaman tembakau tidak lain untuk pengendalian tembakau bahkan sampai bertujuan memusnahkan tembakau. 

Tanpa dengungan diversifikasi atau alih tanam, petani lereng gunung sudah menanam selain tembakau, sebagai tanaman sela saat terjadi perubahan cuaca. Karena petani lebih mengerti keadaan tanahnya dan posisinya di dataran tinggi yang tidak memungkinkan saat kemarau ditanam selain tanaman tembakau. Sedangkan tembakau hanyalah tanaman musiman, yang terjadi satu kali dalam setahun, itu pun dengan syarat tidak musim penghujan dengan intensitas tinggi.