Campuran tembakau linting terkadang menjadi salah satu kunci citarasa tingwe. Nenek moyang telah menggunakan bahan di bawah ini sejak dulu kala.
Konsumsi tembakau lintingan dari tahun ke tahun semakin meningkat di kalangan luas di Indonesia. Pertama, naiknya harga rokok pabrikan dari tahun ke tahun memicu tren ini. Kedua, karena meningkatnya konsumsi local pride seperti kopi, teh, makanan, dan tentu tembakau. Ketiga, adanya pandemi COVID 19 menurunkan daya beli dan mempersempit akses masyarakat di ruang publik, hingga banyak melakukan eksplorasi rasa, aroma, dan gaya dalam praktik konsumsi mereka.
Tingginya konsumsi tembakau lintingan melahirkan bisnis turunan terkait kertas rokok, alat linting rokok, saus rokok, kedai tembakau, cengkeh, kemenyan, kapulaga, kelembak, dan sebagainya. Semua bisnis turunan ini demi menghasilkan cita rasa dan aroma rokok yang pas sekaligus terjangkau di kantong perokok.
Berikut adalah beberapa campuran yang biasa digunakan untuk mendapatkan citarasa rokok istimewa berbahan tembakau lintingan:
Cengkeh paling sohor untuk campuran tembakau linting
Yang tidak mungkin terlewatkan adalah cengkeh. Cengkeh selain telah berabad lamanya menjadi bumbu masak dan rempah dunia kuliner, sejak abad Sembilan Belas akhir juga sebagai campuran rokok. Haji Djamhari adalah sosok yang mengenalkan ramuan cengkeh tersebut.
Kini, di dunia tembakau lintingan, banyak orang menganggap cengkeh sebagai unsur pendukung utama untuk mendapatkan citarasa dan aroma yang pas dalam merokok tembakau lintingan.
Cengkeh memiliki rasa pedas, pahit dan harum yang kuat yang khas. Pencampuran cengkeh ke dalam tembakau lintingan menghasilkan kekentalan dalam setiap hisapan kretek tembakau lintingan. Tidak heran, cengkeh menjadi campuran wajib bagi sebagian besar perokok tembakau lintingan.
Kemenyan
Campuran kedua adalah kemenyan. Ya, benar. Kemenyan identik dengan dunia perdukunan memang. Tapi dalam dunia rokok, kemenyan dijadikan sebagai penguat aroma wangi sekaligus penetralisir rasa tembakau yang keras.
Dalam buku Lobu Tua, penggunaan kemenyan dan juga kelembak dalam rokok dikenal sejak berabad lampau di peradaban Jawa. Kemenyan biasanya dari Barus Sumatera Utara dan masyarakat karisidenan Kedu mengolahnya menjadi campuran rokok.
Klembak
Campuran ketiga adalah kelembak. Para pelinting mencampur Kelembak kemenyan dalam campuran tembakau lintingan. Hingga akhirnya rokok klembak menyan tersebar ke masyarakat luas. Biasanya akar kelembak menjadi bahan bakunya. Masyarakat luas mengenal kelembak sebagai jamu yang berkhasiat untuk melawan kolesterol dan menghasilkan wewangian.
Kapulaga
Campuran keempat yang biasa digunakan penikmat rokok tembakau lintingan biasanya juga menggunakan kapulaga. Kapulaga mengandung minyak atsiri. Biasanya minyak ini dijadikan sebagai bahan obat dan jamu tradisional. Nah dalam khasanah rokok, kapulaga digunakan sebagai tambahan aroma dan rasa mak nyes di hisapan.
Nah campuran terakhir adalah saus rokok. Saus rokok inilah bagian paling rahasia dari sebuah rokok pabrikan. Saus ini menjadi pembeda rasa dan aroma di antara pabrikan dan varian rokok yang ada. Secara komposisi, saus rokok bisa terdiri dari campuran yang sudah kita ulas diatas, tapi juga campuran rempah, ekstrak buah, dan bahan lain yang bisa menghasilkan aroma dan cita rasa tertentu.
Nah di era tembakau lintingan ini, saus rokok juga tersedia di pasaran. Kita semua bisa membeli dengan murah dan paket eceran biasa. Kita bisa kreasikan rokok berbahan tembakau lintingan kita sesuai dengan aroma dan cita rasa kita sendiri. Tidak ada pakem saklek yang harus dituruti. Ya jadi “barista” bagi apa yang kita hisap.
Namun jika tidak mau capek mengolah dan ribet, ya kita bisa beli saja tembakau lintingan yang sudah diracik oleh produsen. Tinggal linting, sudah jadi rokok.