marlboro kretek
Review Rokok

Marlboro Kretek, Kretek yang Bukan Kretek

Marlboro identik dengan rokok putih dan gengsi ala koboi Amerika. Jauh dari kantong rakyat jelata dari segi harga dan rasa. Marlboro belum lama ini berinovasi dengan mengklaim produksi rokok kretek. Tentu kretek ala-ala Marlboro lah.

Inovasi ini bisa dibilang berhasil memikat pembeli lama dan baru. Faktor rasa produk itu sendiri dan  pendorongnya  yang klise adalah marketing yang gencar di pelbagai platform yang ada. Tapi faktor lain adalah meroketnya harga rokok dari tahun ke tahun.

Harga rokok dari tahun ke tahun tentu memaksa Marlboro untuk berinovasi menciptakan produk yang harus ramah kantong dan mampu menyasar pasar baru. 

Perilaku konsumen di pasar sendiri berubah drastis di tengah naiknya harga rokok. Konsumen tidak lagi gengsi dengan membeli rokok harga murah, asal mulut tetap bisa ngebul. Apapun merek dan komposisinya, konsumen akan beli. Rokok lintingan sendiri pun jadi bagi konsumen.

Pasar sendiri meresponnya dengan menyediakan alternatif seperti warung tembakau karena tingginya permintaan konsumen terhadap tembakau, kertas rokok, cengkeh, dan alat linting rokok.  

Konsumsi rokok lintingan sendiri menjadi hal umum ditemui di kampus, kafe, dan tempat yang dulu dianggap elit. Artinya, konsumen rokok lintingan bergeser, tidak hanya warga miskin, pinggiran, tetapi kini hampir semua kalangan. Ya semacam siasat publik terhadap kenaikan harga rokok yang rutin terjadi. 

marlboro kretek tidak enak

Marlboro Kretek

Marlboro tidak sendiri dalam melakukan inovasi produk ini, produsen lain juga menciptakan produk rokok baru yang lebih ramah kantong. Semua demi menyerap pasar yang lebih luas dan sebagai respon terhadap kenaikan harga rokok.

Namun ada jebakan batman atau hal menyimpang dari istilah “Marlboro Kretek” jika kita ulas secara definisi kretek dan rasa. 

Ketika kita coba hisap rokok Marlboro Kretek dan membaca komposisinya, kita temukan produk ini “just another Marlboro” tanpa filter saja. Dan tentu kualitas “downgrade” dari yang versi filter. Nah inilah pembeli lama Marlboro bernostalgia rasa di versi kretek, karena versi filter tidak terjangkau isi dompet.

Secara definisi dan hal umum dipahami khalayak. Namanya rokok kretek itu tidak lepas dari campuran cengkeh, dan ini tidak kita temukan dalam Marlboro Kretek. Lalu terdapat campuran saus rokok, yang menjadikan rasa rokok kretek begitu khas dari segi aroma dan rasa. 

Jika kita verifikasi di situs pemerintah,rokok ini termasuk Sigaret Putih Tangan (SPT).  Artinya rokok putih yang tanpa filter. Beda jauh dengan Dji Sam Soe, Djarum 76, Gudang Garam Merah, Grendel Kuning, Gudang Garam Patra dsb yang secara definisi dan rasa itu kretek. Atau istilah pemerintah termasuk Sigaret Kretek Tangan (SKT). Ingat Sigaret Kretek Tangan (SKT) bukan Sigaret Putih Tangan (SPT). Jadi jelas beda. Label kretek di Marlboro hanya klaim saja.

Saya pribadi sebagai pecinta rokok Marlboro sejak SMA sih senang dengan rokok Marlboro Kretek ini. Saya bisa nostalgia Marlboro tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Dari segi bungkus kemasan pun tetap Marlboro, tidak gengsi ketika mengeluarkan di tongkrongan. 

Tapi bagi sebagian perokok yang fanatik kretek, Marlboro dicap sebagai rokok kretek KW alias Rokok Kretek yang Bukan Kretek. Bagaimana dengan pendapatmu?