Keberadaan industri rokok kerap terkait dengan pendapatan negara. Seperti BUMN saja yang mempunyai fungsi menghasilkan pendapatan bagi negara.
Apakah penting? Penting, tak bisa memungkiri bahwa negara juga membutuhkan pasokan untuk menjalankan roda pemerintahan. Karena itu, instrumen cukai ada sebagai salah satu penopang bagi pembangunan.
Namun, bedanya keberadaan cukai dari industri hasil tembakau berbeda dengan BUMN. Bila BUMN pemerintah masih perlu menanamkan modal agar sebuah usaha bisa berjalan dan mencatatkan laba. Risiko rugi pun pemerintah akan menanggung.
Tetapi, di industri rokok tidak demikian. Pemerintah tidak menanamkan modal, sama sekali tidak merancang strategi bisnis supaya roda bisnis bisa berjalan. Pabrikan telah melakukannya sejak lama. Termasuk sistem kerja yang melibatkan banyak sumber daya, dari tembakau sebagai bahan utama dan cengkeh sebagai bahan baku pendukung. Dari sana, keberadaan industri rokok mampu menggerakkan roda perekonomian di banyak daerah. Perkebunan cengkeh di Indonesia Timur terutama.
Cakupan luas industri rokok sebagai industri padat karya memberikan topangan serta aliran pendapatan bagi banyak orang, dan itu rakyat Indonesia pula.
Sayangnya, yang demikian itu tidak termasuk pendapatan bagi negara. Pola pikir pemerintah selalu menempatkan pendapatan sebagai nilai uang yang masuk ke negara dalam bentuk cash. Sedangkan, pendapatan yang terwakilkan diterima oleh rakyat Indonesia dari keberadaan industri rokok tidak dikalkulasi.
Bahayanya, pola pikir demikian akan merusak sumber penghasilan bagi pemerintah.
Sama seperti peternak serakah yang hanya fokus untuk mendapatkan susu segar. Tahunya hanya memerah saja tanpa punya empati dan kasih sayang untuk merawat. Tanpa peduli bahwa aliran susu yang baik dipengaruhi banyak faktor: kesehatan, pakan yang bernutrisi tinggi, kebersihan, suhu dan iklim yang menunjang.
Bila tidak diperhatikan, penyakit yang didapat. Susu terus diperas. Sedangkan rantai ekosistem penunjang tidak dipedulikan. Sapi perahan sedang sakit, tapi tetap diperah terus karena pemerintah haus. Bahkan susu yang dihasilkan sudah bercampur nanah karena penyakit mastitis.
Tapi siapa peduli. Pemerintah yang haus dan akan meminumnya meskipun susu berbau amis dan anyir nanah.