rokok toppas
Review Rokok

Rokok Toppas, Selera Sejati Mahasiswa hingga Petani Desa

Rokok Toppas seringkali jadi pilihan kedua ketika rokok Surya tak terbeli. Warna kemasannya yang merah, membuat rokok ini tak jauh berbeda dengan selera kemasan Surya.

Buat mahasiswa kantong pas-pasan, namun ingin menikmati rokok dengan tarikan sedang, Toppas jadi pilihannya. Rokok ini telah merambah banyak penggemar, tak hanya mahasiswa namun juga para petani di Jember.

Harga yang murah namun cita rasa yang tak murahan, jadi alasan kenapa Toppas bisa bertahan di kalangan mahasiswa, terutama di tahun 2010-an sampai sekarang. 

Di kalangan petani di desa, rokok Toppas sering jadi pelengkap bekal untuk pemilik lahan kepada buruh tani yang bekerja di sawahnya. Membeli rokok Toppas, bagi petani dengan lahan sempit, sudah suatu keistimewaan.

Buat kalangan petani, rokok Toppas SKM filter memang sudah berkelas untuk saat ini. Bila lagi nongkrong bersama, dan kamu membuka peluang untuk menawarkan rokokmu, dijamin laris. Tapi, petani lebih sering memilih rokok toppas SKT, kendati lebih murah, masih tak sebanyak SKM.

Rokok ini seringkali jadi pilihan kedua ketika rokok Surya tak terbeli. Warna kemasannya yang merah, membuat rokok ini tak jauh berbeda dengan selera kemasan Surya.

Sejatinya semua rokok kretek enak, asal harganya murah dan mulai terbiasa. Toppas pun berkelindan dengan kondisi tersebut. Saat harga rokok Toppas filter SKM masih di bawah Rp 10.000, rokok ini masih merajai kalangan pemuda.

Namun, saat harga rokok ini isi 12 di toko kelontong per bungkus sudah lebih dari Rp 10.000, para penggemarnya pun mulai mencari cari sosok pengganti Toppas. 

Namun sayangnya, Toppas memang punya ciri khas rasa yang unik. Hisapan yang cukup nendang, sangat cocok buat pekerja serabutan seperti kami.

batangan rokok toppas

Apalagi, jenis SKM filter bentuknya tak begitu padat, sehingga lebih ringan dihisap, meski cenderung lebih cepat habis dibandingkan Surya.

Rokok Toppas juga mengeluarkan paket satu bungkus isi 16 batang. Sempat beredar kabar, rasanya lebih enak untuk edisi satu bungkus isi 12 batang. Tapi saya pikir, itu hanyalah asumsi yang muncul karena harganya yang lebih mahal. 

Merk sama, harga lebih mahal, tentu bisa memunculkan asumsi: enakan yang isi 12. Apalagi selisihnya juga tak begitu banyak, 4 batang saja.

Kini, harga Toppas SKM memang sudah di atas Rp 10 hingga nyaris 20 ribu per bungkus, untuk isi 12 dan 16 batang. Kendati demikian, penggemar setianya masih ada. Setidaknya, akan tetap terbeli saat nongkrong atau bepergian. 

tembakau rokok toppas

Rokok ini, masih lumrah di pandang, -meski tak bergengsi- bersanding di cangkir kopi kafe sekitaran kampus.

Sesekali, meski harganya yang cukup “mahal” bagi orang orang di desa dengan upah buruh di bawah Rp 50 ribu, kadang juga jadi pergunjingan. 

“Ah Toppas, pasti lagi tak banyak uang”. 

Meski, sebenarnya ada banyak alasan yang bisa menjawabnya. Pertama karena memang cita rasa uniknya yang khas dan belum ada pengganti, kedua karena memang ingin berhemat dibanding beli rokok Surya. Ketiga ya karena memang dompet sedang pas pasan.

Buat kamu yang pernah tahillan atau selamatan di Jember. Saya jamin kamu sudah pernah merokok Toppas! Ya, kan?