rokok mentol mandul
REVIEW

Apakah Benar Rokok Menthol Bikin Mandul?

Popularitas rokok menthol sudah lama menjadi tren di kalangan anak muda, dan popularitas itu semakin meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan pasar rokok menthol akan mencapai USD 1,2 miliar (Rp 17,5 triliun) pada tahun 2030.

Rokok menthol memiliki pangsa pasar yang cukup besar di pasar rokok. Selain itu, pasar menthol diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan semakin banyaknya perokok baru yang memilih rokok mentol daripada rokok tradisional.

Secara komposisi, menthol yang ada pada produk rokok adalah senyawa organik kristal yang dapat disintesis atau diturunkan secara alami dari tumbuhan seperti peppermint, mint oil, dan corn mint. Tak hanya rokok, menthol juga digunakan dalam berbagai variasi makanan manis, seperti permen, obat batuk, dan permen karet.

Menthol juga digunakan dalam obat-obatan, seperti untuk produk inhalasi dan salep. 

Meskipun ada pengawasan ketat dari Food and Drug Administration (FDA) AS. Produk dengan menggunakan menthol sebagai salah satu komposisinya tetap bebas dari larangan peraturan yang signifikan di seluruh dunia.

Mitos Rokok Menthol

rokok mentol

Dari riset medis, diketahui jika menthol  dapat memberikan efek dingin lalu hangat untuk melemaskan otot-otot tubuh dan mengurangi peradangan. Manfaat menthol juga dapat membantu mengatasi batuk, flu, sariawan, hingga masalah pencernaan seperti perut kembung

Namun, apakah pada rokok menthol dapat menyebabkan kemandulan?

Marilyn Foreman bersama timnya dari Morehouse School of Medicine di Atlanta.telah melakukan riset pada 3.758 perokok mentol dan 1.941 perokok biasa. 

Mereka berusia 45 hingga 80 tahun dan merokok sedikitnya 10 bungkus per tahun. Para perokok menthol kebanyakan seorang perempuan muda dan berkulit hitam. Pada tahap awal penelitian, para perokok menthol tidak tampak menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Mereka juga cenderung tidak mengalami batuk kronis, berlendir, dan menggunakan obat-obatan untuk membantu pernapasan. 

Pada penelitian selama 18 bulan, perokok mentol dan non-mentol memiliki frekuensi yang sama terhadap PPOK. Namun, perokok mentol mengalami eksaserbasi lebih parah, yaitu 0,22 persen tahun, dibandingkan perokok biasa, yaitu 0,18 persen per tahun. 

Saat dites berjalan selama enam menit, para perokok menthol juga memiliki stamina yang lebih buruk dibanding perokok biasa. Mereka juga merasa lebih sesak napas. Perokok mentol berisiko 29 persen lebih tinggi mengalami eksaserbasi penyakit paru-paru yang parah.

Dari riset di atas, tidak ada kaitan rokok menthol dengan kesehatan reproduksi ataupun kemandulan, riset di atas hanya menyimpulkan eksaserbasi penyakit paru paru yang lebih berdampak parah kepada perokok menthol. Itupun dikarenakan sensasi dan rasa nyaman yang diberikan oleh rokok menthol, sehingga menutupi dampaknya tanpa disadari.

Penjelasan serupa juga dijelaskan oleh dr. Jessica Florencia, Anggota Redaksi Medis Kedokteran Umum KlikDokter.com, Fakta Rokok dengan menthol maupun tanpa menthol memiliki kandungan yang sama sehingga efeknya sama saja.

Kandungan kimia yang lebih ringan, rasa dan aromanya yang lebih nyaman menjadikan rokok mentol dikonsumsi lebih banyak daripada rokok biasa. Selain itu, karena rasa dan sensasinya yang nyaman, menthol meningkatkan kecanduan nikotin rokok daripada rokok non-menthol.

Namun dr. Jessica menjelaskan, pada umumnya rokok apapun itu sudah diteliti dapat menyebabkan gangguan pada sperma. Diantaranya penurunan kualitas, pergerakan sel sperma dan jumlah sperma yang dihasilkan. 

Jadi bukan masalah menthol atau tidaknya.

Maka terbukti rokok menthol bukan sebab utama membuat kesehatan reproduksi menurun. Apalagi sampai membuat mandul. Lebih baik jika menakar konsumsi rokok secara bijak untuk kesehatan pribadi, apalagi bagi yang ingin memiliki momongan.