rokok juara jambu
Review Rokok

Rokok Juara Jambu, Kenikmatan Sederhana yang Istimewa

Rokok Juara Jambu itu ibarat seorang pemuda yang datang dari desa, dengan sandangan sederhana tapi pantas, juga menggunakan parfum merek biasa saja yang tidak berbau mencolok dan bisa dibeli di supermarket manapun. Keilmuannya tidak terlalu mencolok seperti penampilannya, tapi dia bisa jadi sangat dicari dan disukai orang karena sederhana, khas, dan murah hati.

Begitu kata seorang teman ketika saya bertanya apakah ia pernah mencoba Juara Jambu sejak produk ini beredar di pasaran? apakah rasanya sesuai dengan harga jualnya, lalu lebih enak mana dibandingkan Juara Teh Manis?. Bukan jawaban yang saya inginkan saya dapat, malah dia menganalogikan sebungkus rokok dengan seorang pemuda dari desa.

Sulitnya Mendapatkan Juara Jambu

rokok juara jambu batangan

Ada istilah rokok gaib yang muncul di kalangan para ahli hisap ketika Juara Teh Manis Filter susah ditemukan sejak pertengahan tahun hingga akhir tahun 2022 di berbagai daerah, kalaupun ada, harganya sudah mahal, yang seharusnya dijual kisaran 19-22 ribu bisa menembus nominal 25-27 ribu per bungkus, kelangkaan dan harganya itu akhirnya memunculkan istilah rokok gaib, mirip seperti yang terjadi dengan produk Win Click saat ini.

Alasannya tentu banyak, apalagi tidak semua daerah di Indonesia menjadi area bertarung Juara Teh Manis Filter saat itu, serta spekulasi dan asumsi lain yang muncul di masyarakat. Juara Jambu pun begitu, saya sampai datang ke beberapa cabang Tobeko dan stok mereka sedang kosong, dijanjikan minggu depan padahal review ini harus segera saya tulis.

Tapi akhirnya saya beruntung mendapatkan Juara Jambu di sebuah warung rokok di daerah Condong Catur, sisa 3 bungkus, tapi biar tidak kemaruk saya hanya menebus sebungkus seharga 16 ribu. Tapi karena penjualnya seorang wanita cantik, saya akhirnya membeli merek lain dengan niat baik melarisi dagangannya sekaligus memperpanjang durasi obrolan kami soal merek rokok yang saya beli. Dasar kadal.

Review Rokok Juara Jambu

tembakau juara jambu

Setelah meninggalkan warung rokok tadi beserta penjualnya yang ramah, saya akhirnya sampai di sebuah warung kopi, bukan untuk sekedar menikmati rokok ini, tapi kebetulan sedang ada janji dengan beberapa teman. 

Seperti biasa, ritual membuka plastik kemasan, menghirup aromanya pertama kali setelah plastik terbuka, mencium batang rokok dari ujung bakar hingga ujung hisap berkali-kali, hingga membakar serta merasakan hisapan pertama rokok ini saya lakukan.

Rokok ini enak. Tapi apa merek ini istimewa? Tidak. Tapi ini spesial, khas, bahkan citarasanya lebih baik dari pendahulunya; Juara Ginseng dan Juara Teh Manis SKT, atau Juara Teh Manis Filter yang meninggalkan sensasi “eneg” di akhir-akhir hisapan. Tapi tidak dengan Juara Jambu ini, aroma Jambu biji, jambu klutuk atau jambu hijau ini stabil dari awal hingga akhir. Sebutan jenis jambu ini; Klutuk, Biji atau Hijau, tergantung daerah, ya.

Tapi kalau nama Indonesianya adalah jenis Jambu biji (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu batu, jambu siki dan jambu klutuk, ini adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu atau klutuk ini memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna hijau atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu ini juga dikenal mengandung banyak vitamin C.

Rasa sepet tipis akan menemani hisapan demi hisapan awal kalian sejak membakar rokok ini, tidak ada sensasi menghisap “gula” karena manis yang dirasakan mirip sekali dengan manis yang ada pada buah jambu Klutuk tadi, alami, sama seperti saat kalian menggigit buah jambu itu, maka ada aroma wangi buah, bercampur sepet dan manis yang tipis terasa di dalam mulut kalian. Coba saja, menggigit buah jambu tadi, mengunyahnya lalu bandingkan dengan sensasi menghisap Juara Jambu, mungkin kemiripannya bisa sampai 60%.

Rasa yang sangat mirip seperti ini hanya sukses dilakukan oleh Djarum Black Cappucino dan ESSE Honey Pop. Entah apa alasannya, tapi tidak semua rokok aromatik seenak nama varian atau label aromatik yang mereka tulis di kemasan. Misal rokok rasa durian, maka kenikmatan durian malah bisa menimbulkan aftertaste buruk di lidah penikmatnya saat itu diaplikasikan ke sebatang rokok kretek.

Persoalan Durian tadi tidak berlaku untuk Juara jambu dan dua merek yang saya sebut tadi. Juara Jambu mengirimkan aroma Jambu, rasa manis, serta aroma asap yang lewat di hidung dengan takaran yang tepat, tidak berlebihan seperti Juara Teh Manis. Asap yang kita hisap lalu dihembuskan sama enaknya walau asap yang dihembuskan sudah sedikit memberikan sensasi hangus dan sedikit menurunkan nilai aromatik jambu-nya.

Lalu ada sensasi buah jambu sangat tipis saat ujung bibir kita menempel di ujung hisap tiap kali kita menghisap rokok ini, mirip seperti saat menghisap Wismilak Diplomat, Djarum 76 Madu Hitam atau Sukun Executive, kandungan atau bumbu dari sebatang rokok itu seperti bisa kita rasakan di ujung hisapnya. Djarum Super dan Surya juga terkadang memberikan sensasi yang mirip, hanya tidak terlalu jelas dibandingkan merek-merek tadi, apalagi kalau pasangannya kopi susu dan minuman lain yang rasanya manis. 

Kenikmatan Sederhana 

cita rasa juara jambu

Mungkin ada benarnya kata teman saya tadi, citarasa yang diberikan Juara Jambu tidak semahal yang dimiliki varian ESSE, Sampoerna Splash atau L.A Purpleboost. Juara Jambu tidak perlu sekuat itu, sensasi aromatik yang diberikan sangat sederhana tapi enak untuk dinikmati, untuk saya mungkin bukan rasa yang akan saya nikmati tiap hari, tapi citarasanya mampu meninggalkan rasa rindu untuk sesekali bertemu.

Sandang atau kemasannya pun sederhana, kesederhanaan kemasan seperti yang dimiliki rokok-rokok SKT kelas 2, yang akhirnya model kemasan ini ditiru oleh Djisamsoe Kuning saat ini, meninggalkan bungkus kertas model lama khas Djisamsoe kuning.

Kemasan sederhana Juara Jambu tadi dibalut dengan Warna hijau Tosca atau mungkin Emerald Green, sebagai penguat identitas bahwa merek ini berasal dari buah yang saya jelaskan tadi, buah yang mungkin tidak pernah dilirik pabrikan lain sebagai resep jitu menarik konsumen yang sudah mulai bosan dengan Berry, Apel atau Madu.

Rongga mulut terasa penuh seperti terisi asap rebusan buah jambu yang kita hirup, dan aromatik ini juga bisa dirasakan bagi orang di sekitar saat kita sedang membakar rokok ini, tidak ada rasa pahit yang terlalu menusuk hingga rokok ini terbakar 60-70%, hanya sepet yang sedikit bertambah, masih terasa sensasi Jambu yang wangi dan manis sampai rokok ini mulai habis lalu saya matikan.

Mungkin benar juga kata teman saya bahwa aroma rokok ini seperti orang yang menggunakan parfum sederhana yang mudah didapatkan, mudah dan murah, tapi dengan pilihan wangi yang tepat, sehingga orang yang menciumnya akan terasa nyaman walaupun mungkin tidak membekas seperti parfum mahal dengan harga jutaan.

Wangi yang tidak disangka-sangka mampu mencuri perhatian, resep yang tidak disangka-sangka mampu memberikan citarasa spesial walaupun berasal dari buah jambu Klutuk yang mungkin tidak disukai banyak orang ketika itu menjadi sebuah santapan, tapi ketika diolah menjadi rokok kretek maka itu akan menjadi sesuatu yang berbeda, untuk tidak menyebutnya istimewa.

Rokok ini layak saya sandingkan dengan kualitas Djarum 76 Madu Hitam atau Kurma Royal, 2 merek dari pabrikan besar yang juga sukses mencuri perhatian banyak orang hingga hari ini, dan mungkin sebentar lagi Juara Teh Manis perlahan akan dilupakan karena munculnya Juara Jambu, mungkin saja.

Malam itu saya menikmati rokok dengan segelas Cappucino Cincau, lalu saya tambahkan lagi segelas Es Soda Gembira, rasanya kurang pas kalau sambil menghisap rokok ini. Mungkin kalian bisa mencoba menikmati rokok ini ditemani Teh Susu, Jahe Susu Panas atau Kopi Hitam tanpa gula dengan segelas air putih sambil menikmati sore yang cerah atau malam yang tenang setelah jam 8 malam di balkon rumah atau teras yang sepi. Selamat mencoba.