petani bukan sapi perah pemilu
OPINI

Pekerja IHT Bukan Sapi Perah Pemilu

Geliat pertarungan politik menjelang pemilu 2024 semakin terasa. Terbukti, setiap bakal calon presiden mulai bergerilya dan menarik massa untuk mendapatkan suara rakyat, tak terkecuali mereka yang bekerja di Industri Hasil Tembakau (IHT).

Janji manis akan selalu diletupkan demi membius alam sadar rakyat kemudian mencoba membangkitkan emosi agar rakyat terpengaruh dengannya. Ini adalah fenomena yang berulang setiap lima tahun sekali, mulai dari periode 2004 hingga kini. Hasilnya, kamu bisa lihat sendiri. Apakah janji ketika pra-kampanye akan diwujudkan oleh para bakal calon presiden? Ini yang wajib diwaspadai. 

Bagi mereka yang terlibat dan bekerja di Industri Hasil Tembakau (IHT) tentu harus mewaspadai gerak-gerik mereka. Terlebih, 6,1 juta orang bisa menjadi lahan empuk untuk mendongkrak suara. Namun, harap cermat dan hati-hati ketika hendak memilih pemimpin suatu saat nanti. 

Pekerja IHT yang Selalu Menjadi Lahan Suara Pemilu

Tidak bisa dimungkiri bahwa para pekerja IHT selalu menjadi target pasar yang empuk bagi mereka, baik bakal calon presiden maupun bakal calon legislatif. Mereka akan lebih rajin turun ke pelosok bahkan tidak segan untuk ikut terjun melakukan aktivitas, misalnya, petani tembakau. 

Barangkali tidak hanya mengikuti petani tembakau melainkan juga bersalin rupa menjadi buruh di pabrik rokok untuk melinting. Tidak lupa, mereka juga akan mengucap sepatah dua patah kata sembari menggunakan kalimat pamungkas, “Tetap semangat, Ibu-ibu. Kita bersama-sama membangun Indonesia lebih sejahtera.”

Ya, kalimat-kalimat seperti itulah yang digunakan mereka untuk menaikkan harapan meskipun terkadang kita lupa bahwa itu kalimat semu. Dibilang semu, karena sama saja tak ada kontribusi signifikan bagi para pelaku IHT. Dibilang semu, karena tiap tahun selalu terjadi kenaikan cukai rokok. 

Kita harus sama-sama paham bahwa, hingga hari ini, presiden yang benar-benar peduli dengan tembakau adalah Soekarno. Itu beliau tunjukkan dengan cara merokok cerutu. Lalu, ia tidak segan saat rapat, dan bahkan di antara pejabat-pejabatnya seperti Agus Salim, merokok dengan santainya. Rokok itulah yang kemudian membuat Pangeran Philip (Inggris) takluk di hadapan Agus Salim. 

IHT Bukan Sapi Perah Pemilu

Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa para pekerja IHT jangan mau dijadikan sapi perah oleh bakal calon legislatif maupun bakal calon presiden saat pemilihan umum 2024. Dengan jumlah pekerja sebanyak 6,1 juta, tentu mereka akan menggunakan segala tipudaya cara untuk mendongkrak suara. 

Maka dari itu, kewaspadaan tinggi perlu ditingkatkan oleh para pekerja IHT. Ingat, untuk urusan pencalonan presiden, belum ada yang serius membela IHT saat mereka jadi. Yang ada mereka hanya mengobral janji untuk memberikan subsidi pupuk lah, mengangkat hajat hidup petani lah, hingga tidak menaikkan cukai rokok. 

Ingat, bakat terpendam dalam sejarah purba manusia adalah hasrat berkuasa. Sebab, dengan punya kuasa, mereka akan bertindak sesuai jalan pikirnya.